Happy Reading!
***
Mereka sampai di tempat acara. Jeno segera mencari tempat untuk parkir motornya. Kebetulan acaranya dilaksanakan di luar ruangan, Lia memilih halaman rumahnya yang luas sebagai tempat perayaan ulang tahun ke-19 kali ini.
"Jen! Sini!" Haechan—teman sekelas Jeno—memanggil laki-laki tampan itu sembari melambaikan tangan. Sedang yang dipanggil segera menghampiri temannya.
"Sendirian lo?" tanya Haechan lagi. Membuat Jeno tersadar dan mencari-cari Ella yang hilang entah ke mana.
"Eh, nggak. Tadi sama—"
"Ciee udah bawa cewek aja, nih! Mana? Kenalin, dong!" potong Haechan lagi. Menepuk lengan Jeno dengan tangannya yang sedang tidak memegang minuman.
"A-anu tadi sama gue, sekarang nggak tau ke—"
"Jeno!" Ella melambai, akhirnya dia menemukan Jeno di antara banyaknya kerumunan orang.
"Nah, itu dia!" Jeno beralih menghampiri Ella berjalan ke arahnya. Mengabaikan Haechan yang mulai melongo dengan mulut sedikit terbuka.
"Sorry for late, hehe." Ella tersenyum, "soalnya tadi nggak sengaja nabrak kucing, dan sepatuku sedikit kotor gara-gara itu. Jadi, harus dibersihin dulu."
Jeno melongo. Bagaimana bisa Peri ini memahami bahasa manusia gaul sepertinya dengan begitu cepat?! Dan, Haechan bisa melihatnya. Berarti gadis itu sudah berhasil menyelamatkan Jeno untuk malam ini.
"Ah, it's okay. Acaranya belum mulai, kok. Yang ulang tahun aja belum keluar," jawab Haechan lembut. Membuat Jeno semakin terkejut.
"Yeu! Playboy sekolah mulai berulah!" Jeno menyahut kesal.
"Playboy sekolah mah Si Jaemin," balas Haechan.
"Terus lo apaan?"
"Muridnya Jaemin, lah!" Haechan mengulurkan tangannya kepada Ella. "Gue Lee Donghyuck, dipanggil Haechan. Tapi, kalo mau lo panggil sayang juga nggak masalah, sih."
Ella sudah ingin menggapai jabatan tangan dari Haechan, sebelum Jeno meraih tangan laki-laki tersebut.
"Oke, makasih. Jadi, dia Ella. Pacar gue, dan yang bisa dia panggil Sayang cuma gue." Jeno berkata tegas, membuat Haechan menelan ludah samar.
"Iya tau. Sewot amat." Haechan melepas jabat tangan mereka dengan segera, takut-takut Jeno akan menggenggam tangannya dengan keras hingga membuat tulang-tulangnya retak dan hancur.
"Btw, Ella mungil gitu, ya? Jadi gemes gue." Sepertinya Haechan ini tipikal orang yang banyak bicara, begitu menurut Ella.
"Mulut lo—"
"Aku nggak terlalu suka pake sepatu hak, sih. Nggak apa-apa meskipun banyak yang bilang aku pendek, yang penting kan aku nggak merugikan mereka," sela Ella cepat. Sebelum Jeno mengeluarkan kata-kata kasar dari belah bibirnya. "Lagipula aku nyaman-nyaman aja, kok, pake sepatu ini. Nggak gampang patah kalo dibuat lari, hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E [?] memories
RandomIni oneshoot. "Hanya tentang sebuah perasaan yang datang, yang membawa pada satu hubungan penuh kisah. Antara suka dan duka, antara harus mempertahankan atau merelakan. Entah akan berakhir bahagia atau sebaliknya." - ♡