Acap kali kamu merasa kecil, dunia terasa semakin besar. Tidak ada yang dapat kamu banggakan barang sedikitpun. Kamu begitu sadar tentang dirimu yang hanya satu dari sekian banyak manusia. Sepi tentunya sudah kelewat akrab denganmu. Tidak heran kalau kamu selalu dirundung keheningan dan hidupmu penuh dengan kekosongan.
Lantas tatkala angin malam menusuk kulit hingga tulang, kamu meringkuk tidak tenang. Isi kepalamu bak kapal pecah dan kamu juga merasa bingung. Terserang demam tetapi malah kedinginan.
Sementara kamu lagi-lagi hanya bisa meringkuk. Mencari-cari kehangatan di balik koran yang menutupi tubuh kendati sedari awal memang tidak pernah memberi kehangatan. Kamu baru sadar ternyata dirimu sungguh idiot.
Sayangnya kamu tidak pernah sadar untuk sekadar berdoa dan mengingat Tuhan. Pikirmu merasa tidak pantas sebab terlalu hina.
Bodoh.
Sampah.
Tidak berguna.
Padahal Tuhan tiada henti berupaya agar kamu senantiasa mengingat-Nya. Lihatlah! Sang Pencipta membuat Jungkook mendatangimu dan menjadikan dirinya seorang pemuda yang berhati baik.
Tubuhmu yang tadinya tertutupi koran sekarang berganti dengan sebuah selimut layak pakai. Dan bisa ditebak kehangatan mulai menjalar. Kemudian Jungkook berbisik kepadamu yang belum sepenuhnya tertidur.
"Kamu harus bertahan hidup," katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikrokosmos
FanfictionBerulang kali Jungkook mengatakan kalau kamu harus berubah, tetapi idiot tetap idiot. Otakmu dangkal, hingga yang terdengar di telingamu hanya perkataan yang keluar dari mulut busuk mereka. ©2019, Reen Ruka