Pada siang yang terik, tubuhmu ditendang. Kakimu diinjak-injak. Lukamu yang semula sudah sembuh kembali menghadirkan rasa perih. Beruntung perut tidak diikutsertakan, tetapi rambut panjangmu ditarik kasar.
Kamu mengaduh kesakitan. Sayang tiada ampun. Siapa suruh tidak melawan!
"Jangan menangis gembel! Suaramu itu jelek."
Alih-alih berhenti, tangismu justru berlanjut. Memang bisamu hanya itu.
"Menjijikkan, tubuhmu bau!"
"Dasar gembel!"
"Buruk rupa!"
"Pencuri!"
Semuanya benar, jadi kamu hanya diam. Lantas kamu sedikit merasa lega kala tangan-tangan itu berhenti dari kegiatan merusak tubuhmu. Namun, mulut busuk mereka tak pernah kenal kata lelah.
"Aku jadi penasaran. Wanita seperti apa yang telah melahirkanmu? Kenapa mau saja melahirkan sampah?"
Ibu tidak bersalah.
Tidak, Ibu tidak bersalah!
Sontak kamu pun mengamuk; meraung-raung tidak jelas dengan air mata yang terus mengalir. Kemudian kamu terkenang akan senyum indah milik wanita paling berjasa dalam hidupmu.
Kamu merindukannya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikrokosmos
FanfictionBerulang kali Jungkook mengatakan kalau kamu harus berubah, tetapi idiot tetap idiot. Otakmu dangkal, hingga yang terdengar di telingamu hanya perkataan yang keluar dari mulut busuk mereka. ©2019, Reen Ruka