"Penyesalan selalu datang di akhir." -Randi Alditha
_________________________________Gladys Launa Felice, seorang gadis yang terkenal dengan kebijaksanaannya. Ia broken home. Ia memiliki wajah yang cantik dan mempunyai hobby bermain basket seperti Arnold. Hubungan Gladys dan Arnold hanya teman dari SMP hingga saat ini. Arnold dulu suka kepada Gladys bahkan ia pernah menembak tetapi Gladys tetap ingin berteman. Sekarang ia memutuskan untuk berhenti menyukainya. Sepertinya Gladys mendapatkan karma.
"Gue suka lo" lirih Gladys. Arnold reflek speechless. Arnold berdiri dan berjalan keluar dari ruang OSIS tetapi lengan Arnold dipegang oleh Gladys sehingga Arnold berhenti berjalan.
"Lo masih suka kan sama gue?" tanya Gladys dengan penuh harapan. Arnold pun menepis lengannya dan tersenyum smirk.
"Akhirnya lo dapet karma. Dari dulu kemana aja?" ucap Arnold dengan penuh penekanan.
"Gu-gue dulu nggak nerima lo karena gue takut."
"Takut?" Gladys mengangguk.
"Gue takut lo keberatan sama gue." lirih Gladys.
"HEY! NGAPAIN PADA DISINI?" teriak Randi, ketos. Gladys dan Arnold pun menoleh ke sumber suara tersebut.
Arnold pun gercep berjalan keluar. Gladys reflek duduk terjatuh dengan matanya yang berkaca-kaca. Randi yang melihatnya pun kasihan sehingga Randi reflek mendekatinya dan jongkok.
"Lo ngapain tadi sama Arnold?" tanya Randi. Gladys akhirnya mengeluarkan air mata. Randi pun gercep memeluknya karena kasihan.
"Ran gue salah ya kalo gue suka sama Arnold?" lirih Gladys. Randi pun menghela nafas.
"Nggak salah lagian semua orang berhak buat suka sama seseorang." ujar Randi.
"Terus kenapa Arnold berubah, Ran? Kenapa?"
"Mungkin karena lo sikapnya kaya gini pentok es jadi berubah." Gladys menangis semakin kencang. Randi pun gelisah.
"Udah Dys nggak usah nangis toh lo nangis si pentok es nggak akan berubah." ujar Randi
"Gue nyesel kenapa dulu gue nggak nerima Arnold. Gue nyesel, Ran" lirih Gladys seraya memukul dada Randi.
"Penyesalan selalu datang di akhir dan Kesempatan itu nggak dateng dua kali." ucap Randi. Randi pun mengeluarkan ponsel dari sakunya dan mengetik sesuatu ke Arnold.
Randi : Pentok es, Lo parah amat anak orang diomelin..
Arnold read
***
Mata Alea terbuka dengan pandangan yang awalnya buram menjadi jelas, Alea bangun. Alea pun melihat kesamping terdapat abangnya yang sedang duduk. Alea pun bangun dan duduk dipinggir ranjang.
"Lo udah mendingan?" tanya Zio. Alea mengangguk. Zio menyodorkan roti dan obat kepada Alea. Alea mengerutkan dahinya. Zio menghela napas.
"Lo belum minum obatkan?" Alea pun tersenyum kikuk.
"Duhh tercyduk gue." batin Alea.
"Beneran gratis nih bang buburnya?" tanya Alea canda.
"Udah nih cepet makan udah makan langsung minum obat. Kalo nggak mau rotinya buat abang aja." Alea pun gercep membawa roti dan obatnya.
"Thank you abang Alea yang baik hati pacarnya Lisa blekping tapi boong." Zio pun meragakan amarahnya tetapi Alea cengengesan. Alea pun membuka kemasan rotinya dan langsung memakannya dengan lahap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupebant❄
Roman pour AdolescentsStupebant, rasa kagum itulah yang pertama kali muncul dibenaknya saat dia menginjakkan kaki di Sekolah Menengah Pertama. Sejak SMP dia mengagumi seorang OSIS secara diam-diam dan bisa disebut pengagum rahasia. Meskipun yang dikaguminya pun banyak y...