"BERISIK TAU NGGAK?! PERCUMA LO NANGIS BANJIR GUE NGGAK AKAN KASIHAN SAMA LO." teriak Arnold. Randi pun menatap Arnold tajam. dan
BUGH!Randi memukul rahang Arnold. Lalu Arnold meringis dan memegang rahangnya yang sakit. Gladys meleraikan mereka.
"JADI ORANG JANGAN SEENAKNYA SAMA CEWEK! BANGSAT!" gerutu Randi dengan penuh emosi. Arnold tersenyum smirk.
"Cih, Baru kali ini gue disebut bangsat sama partner sendiri." gumam Arnold dengan mendecih.
Randi pun ingin memukul Arnold lagi tetapi dicegah oleh Gladys.
"Udah, Ran.. Jangan nambah masalah.. Gara-gara gue kalian jadi kaya gini.." lirih Gladys.
"IYA GARA-GARA LO GUE SAMA RANDI KAYA GINI!" lanjut Arnold yang masih emosi. Randi pun semakin menjadi-jadi. Gladys semakin erat mencegah Randi.Randi yang ingin memukul Arnold tetapi ditahan oleh seorang laki-laki yang bernama Richard. Dan Arnold dibantu berdiri oleh seorang laki-laki lagi yang bernama Naufal.
"Baru tahu gue, ketos bisa melanggar tata tertib sekolah." sindir Richard yang mencengkram tangan Randi yang akan memukul Arnold.
"Cowok macam apa lo? Ketua OSIS melanggar tata tertib sekolah? Pengecut." ucap Richard lagi membuat Randi melepaskan tangannya.
"Jadi lo pada ngebela Arnold yang nggak punya hati?" tanya Randi.
"Gue nggak ngebela. Lagian gue kasian sama Arnold. Arnold meskipun dingin tapi punya hati. Kalau nggak punya hati Arnold is dead." celetuk Naufal dengan polos. Richard memutar bola mata malas.
"Iya gue ngebela Arnold, kenapa? Lo nggak tau rasanya jadi Arnold yang dulu. Arnold kaya gini sekarang karena udah sering disakitin." jelas Richard dengan dingin melebihi dingin Arnold. Arnold memegang bibirnya yang berdarah.
"Emang Arnold teh sakit naon(apa)?" tanya Naufal telmi (telat mikir).
Richard pun memutar bola matanya malas sedangkan Arnold masih memegang bibirnya yang berdarah dan melihat Randi seperti mangsa seolah-olah Randi adalah musuh terbesarnya.
"Perlakuan lo ke Gladys udah keterlaluan tau nggak?!" teriak Randi. Gladys semakin terisak.
"Gue kaya gini ada alasannya! Dan itu yang gue rasain sejak gue suka sama Gladys! Udah tahu kan rasanya? Dan lo Ran, jadi orang jangan ikut campur." tegas Arnold dengan penuh penekanan.
"Berfikir dulu sebelum bertindak. Lo tahu kan akhirnya jadi kaya gini antara lo berdua?" ucap Richard dengan bijak.
"Chard, Fal balik. Udah muak gue disini." ajak Arnold. Richard pun mengangguk. Arnold, Richard, dan Naufal pun keluar dari ruang OSIS. Gladys terisak merasa bersalah.
"Gara-gara gue semua jadi hancur." lirih Gladys seraya menangis. Randi pun memeluknya.
"Suttt.. Bukan gara-gara lo. Ini gara-gara gue.. Sorry ya." lirih Randi. Gladys membalas pelukannya.
❄❄
Alea dan Zio pun sampai di rumahnya. Alea membuka pintu rumahnya yang besar itu.
"Assalamualaikum, Mah Lala sama bang Zio pulang." sapa Alea sambil membuka sepatu sekolahnya. Jasmine pun datang menghampiri Alea.
"Waalaikumsalam. Kamu lupa minum obat ya, nak?" tanya Jasmine khawatir.
"Hehe iya mah."
"Lala pingsan di sekolah, mah. Untung Zio bawa obatnya Lala." ujar Zio yang baru saja masuk ke rumahnya.
"Astaghfirullah, lain kali jangan lupa minum obat ya. Nanti makin kambuh." nasihat Jasmine. Alea mengangguk.
"Mah tadi Lala naksir sama teman Zio, lho.." adu Zio membuat Alea melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupebant❄
Novela JuvenilStupebant, rasa kagum itulah yang pertama kali muncul dibenaknya saat dia menginjakkan kaki di Sekolah Menengah Pertama. Sejak SMP dia mengagumi seorang OSIS secara diam-diam dan bisa disebut pengagum rahasia. Meskipun yang dikaguminya pun banyak y...