3 - Kucing

395 10 0
                                    

Nyai Dasih tetap berada di depan rumah Susan. Karena pohonnya sudah ditebang, ia hanya berdiri di pojok depan rumah sambil membelai-belai kucing kesayangannya. Pagi hari ketika hendak berangkat sekolah, Susan tidak melihat Nyai Dasih sama sekali. Ia tidak melihatnya baik di sekeliling rumah maupun di sekitar lingkungan rumah. Sesampainya di sekolah, Tuti tidak masuk. Terdengar kabar duka bahwa ayahnya, Pak Imam, meninggal tadi subuh. Tersiar kabar aneh bahwa semalaman Pak Imam badannya panas tinggi dan perutnya buncit sambil mengigau kata-kata aneh.

Setelah mengunjungi rumah Tuti setelah pulang sekolah, dalam perjalanan pulang Susan merasa ketakutan. Ia yakin bahwa Nyai Dasih yang membuat Pak Imam sakit secara tiba-tiba dan kemudian meninggal walaupun ketika di rumah Tuti Susan tidak melihat Nyai Dasih. Susan juga mencemaskan kedua orang tuanya karena mereka lah yang meminta pohon Nyai Dasih ditebang. Jika ia harus berkomunikasi dengan Nyai Dasih, Susan pesimis akan berhasil dan sekarang ia tidak tahu keberadaannya. Sedangkan orang tuanya tidak semudah itu percaya dengan bahaya kemarahan Nyai Dasih walaupun Susan berusaha menjelaskannya.

Di tengah perjalanan pulang, Susan kembali bertemu dengan Dion dan teman-temannya. Kali ini mereka juga sedang mempermainkan kucing Nyai Dasih. Mereka memecutnya dengan ranting agar kucing itu berlari bersama mereka.

“Hentikan perbuatan kalian. Nyai Dasih bisa benar-benar marah dengan kalian!” kata Susan.

Teman-teman Dion kembali menertawakan Susan dan mencemoohnya. Menurut mereka hantu tidak punya kucing. Dan kucing itu juga bodoh, ia tetap saja mau dipanggil walaupun sudah berkali-kali dijahili.

“Aku serius. Hentikan perbuatan kalian. Tau nggak kalau Pak Imam meninggal karena Nyai Dasih. Ia marah karena pohonnya ditebang.” kata Susan ngotot.

“Cukup, kak! Jangan ngomong yang aneh-aneh.” Dion berteriak. Ia terlihat marah dan tidak sabar. “Memangnya kenapa kalau aku menyakiti kucing ini? Aku tidak takut.”

Saat itu Dion mengambil ranting dari temannya dan memukul kucing itu dengan keras di kaki belakangnya. Kucing itu seketika kaget dan lari terbirit-birit menyeberangi jalan. Di waktu yang sama melintas sebuah mobil yang langsung meremukkan kucing itu. Susan berteriak kaget dan hanya bisa menatap kosong. Begitupula Dion dan teman-temannya. Dan Susan melihatnya, dari balik pohon jauh di seberang jalan berdiri Nyai Dasih. Susan tidak berani lagi memandangnya. Ia sudah yakin sekali petaka itu akan datang.

Nyai DasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang