Prolog

155 74 43
                                    

"Semesta menghadirkan warna serta keindahan yang selalu memiliki arti untuk dimengerti. Tiga orang remaja mencari-cari kejelasan dari 'mimpi' yang terkendali, saling mencintai namun tak mengerti, saling tau namun masih tak jelas."

••••••••

13.55 WIB
  "hmm ... Alam ya."
  "indah ya, sejuk menenangkan-
The biggest grace i've ever had."
  "eh engga deh, bukan punya gua ya hahahaha." ucap berbisik seorang gadis yang tengah asyik terbawa lamunannya.
  "hehh La!Laaa!!!" teriak pelan teman sebangku gadis itu menyadarkan lamunannya.
  "hah? ehh iya, apa? pulang?" jawab gadis itu tersentak.

14.00 WIB
  "bel..." ucap Wina menggantung.
Kring kriinng kriiinngg
Bel sekolah berbunyi

14.00 WIB (di suatu tempat)
  "ma? Mimpi itu cuma bunga tidur ya?"
  "iya, nak. Hanya bunga tidur, juga pelampiasan atas semua rasa lelah kamu." senyuman lebar terlukis di wajah seorang wanita paruh baya.
  "hm ... Ma? Aku sering ngeliat cewe di taman kita Ma, Mama kenal sama dia?" tukas seorang remaja tampan, anaknya.
  "hm ... mungkin anak tetangga yang baru pindah, nak" jawabnya seraya memperlihatkan deretan gigi putihnya
  "tapi kok saya terasa dekat dengannya ya, Ma? bahkan kemarin dia ngomong ke saya. Tapi aneh Ma, tatapannya pada saya kosong dan dia seolah sedang berbicara sendiri"

   "hm ... seperti cerita dalam novel ya? Kamu kebanyakan baca novel kali hahahahaha" gelak tawa ibunya mengisi ruang diri si remaja tampan itu. Namun tidak lama, hanya sampai degup jantungnya mengisi penuh dirinya.

Flashback On
  "aku itu kamu, kita tak bisa bersatu karena kita satu. Sampai jumpa di sana" suaranya terdengar sayup, seperti berada di dalam mimpi.
Flashback Off

   "apa saya punya kembaran, Ma?" pertanyaan itu menghentikan tawa ibunya.

14.05 WIB
Deg. 
(awwh dada gue sakit ... Ahhh)
  "......"
  "eh hilang???"
  "hah? Apaan yang ilang La? Wina bantu cari deh." ujar teman sebangkunya kebingungan melihat sikap sahabatnya yang tiba-tiba memegang dada sambil sedikit merintih.
  "gaakk ... Yaudah gua duluan ya, mau ke tempat biasa bye." ujarnya mengedipkan sebelah mata kepada sahabatnya.

   "Iya deh, bye."

   (aneh banget itu bocah satu)

•••••••••

14.55 WIB
      Nila sudah sampai. Sudah sampai ... sampai pada pemberian semesta yang selalu diimpikannya, penghapus segala penat, sang pemberi warna bagi kelabunya.
  "hello alam ... Kita jumpa lagi ya"
Senyum lebar terlukis di wajah manisnya.

Lucid Love DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang