Hilang?! (2)

81 44 45
                                    

17.56 WIB (Versailles Square Park)

      Tiga sekawan itu pun tiba dibangku taman dimana mereka duduk sebelum beranjak untuk pulang dan Putra kehilangan gawainya.

      Srekk srekk sreekk

      Anggara menyeret langkahnya berat

  "sumpah Garaa lo berisik banget." keluh Jingga pada Anggara.

  "astaghfirullah gue kira penunggunya dateng." tangan Putra sudah berada di dadanya.

  "dih ganteng ganteng penakut, pantes still alone hahaha." Anggara tertawa keras, berbalas dengan tawa Jingga.
  "hhahahaha jomblo ngenesss." Jingga menekan huruf S dibalik gelak tawa Anggara.

      Bergurau, tertawa dan menertawakan.. Itulah yang mempererat hubungan persahabatan mereka yang hampir 4 tahun lamanya, meskipun salah satu diantara mereka bertiga sering kali 'baper'. Anggara bilang itu efek samping dari kelamaan menjomblo.

  "mending lo bantu gue nyari hape deh." ucap Putra yang tengah sibuk mencari-cari gawainya, sengaja menghiraukan ledekan kedua sahabatnya.

      Anggara dan Jingga pun mulai ikut mencari gawai yang hilang itu.

  "eh eh curut dua bentar deh. Kita bego apa gimana?"

  "hah apaan??—

   Apasih Put!!" serentak balas Jingga dan Anggara yang kaget dengan ucapan Putra

  "yang kita cari tuh hape berharga coy!! Dan ilang sejam yang lalu ditengah keramaian orang-orang yang sibuk berlalu lalang." ucap Putra dengan satu nafas, tanpa jeda pada setiap kalimat yang dilontarkannya.

  "ya trus?" tanya Anggara, sementara Jingga hanya menaikkan sebelah alisnya, bertanya tanpa kata.

  "ya pastilah hape gue udah diambil orang, kampret emang." jawab Putra lesu.

  "yaudah deh kita pulang aja dulu, besok dipikirin lagi Putra bangsat~" ujar Jingga bernada. 

  "ga ahh hape gue anjiiirrr!"

  "udah deh Put besok aja ini udah mau maghrib bego." bujuk Anggara pada Putra yang merengek.

•••••••

18.20 WIB (rumah Putra)

  "udah deh Put, besok kita bahas lagi. Gak usah monyong tuh mulut jijik gue liatnya."
  "monyong gini gue tetep ganteng kan" jawab Putra sambil menyodorkan mulutnya ke arah pipi Anggara.

      Tidak hanya bergurau lewat kata, tiga sekawan ini pun sering bergurau lewat tingkah-tingkah konyol mereka. Sering mereka menjadi pusat perhatian orang-orang disekitarnya karena kekonyolan yang mereka buat. Tidak sedikit juga orang-orang yang memperhatikan mereka karena ketampanan mereka, yaa bisa dibilang diatas standar rata-rata.

  "eh bocah gue duluan ya, jadwal gue padet nih. Entar lo pulang naik ojol aja Ra." ucap Jingga kepada kedua sahabatnya yang masih tengah bercanda ria, tangannya menggapai-gapai kunci kereta di saku celananya yang ketat.

  "ngedate sama siapa aja lo Ga? Gue liat gak abis-abis gebetan lo."
  "gak bakal abis lah, playboy famous kayak dia sekolah sekota pun tau." ucap Anggara dan Putra menanggapi ucapan Jingga.

      Jingga adalah kebalikan dari Putra. Jika Putra adalah sang jomblo, maka Jingga adalah sang playboy yang bahkan sampai terkenal ke sekolah-sekolah lain. Tentu saja karena gebetannya yang bertebaran dimana-mana. Berbeda dengan Anggara yang memutuskan untuk tidak mau berpacaran, ingin fokus belajar? 'Retjeh maang'. Alasan Anggara adalah karena tidak ada cewe yang betah dengan guyonan-guyonannya yang tak pernah habis.

Lucid Love DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang