Suasana pagi hari ini tampak sunyi di kediaman jiang hal ini dikarnakan ketidakhadiran seseorang, yaps itu wei wuxian. wei wuxian dan jiang cheng sedang pergi ke pasar di desa terdekat untuk membeli beberapa bumbu dapur dan belanjaan.
Jiang yanli sang kakak tertua sedang membantu pelayan memasak. Walaupun tinggal di pedalam keluarga jiang termasuk keluarga ningrat. rumah mereka besar dan memiliki banyak pelayan. Tapi tetap saja gaptek :v
Jadi mereka masih mengenakan cheongsam dan Changshan. namun terkadang jiang cheng memilih memakai Changsan. walau sudah ditegur dia Tetap bersikukuh memakai changsan, katanya lebih nyaman mengenakan celana. akhirnya karna wuxian juga sering main di luar rumah dia juga mengenakan changsan pendek.
Cheongsam dan Changshan adalah pakaian tradisional di tiongkok. changshan untuk pria dan cheongsam untuk wanita
Jadi mereka itu seperti keluarga ningrat di jaman kuno gitu, tidak kenal yang namanya teknologi. Tapi bukan berarti mereka bodoh. mereka menghabiskan 5/6 jam sehari entah itu membaca buku pelajaran yang up to date atau belajar dari guru private
Papa fengmian memang serius untuk masalah pendidikan. Jadi mereka tidak kalah pintar dengan anak kota. ya pengucualian untuk wuxian sih.
Jiang fengmian yang duduk di ruang keluarga pun memanggil pelayan. "Ada yang bisa saya bantu tuan besar?" kata salah satu pelayan sopan "tolong panggilkan madam yu, a-cheng, a-xian, dan a-li ke ruang keluarga" kata fengmian sambil tersenyum.
"B.. baiklah tuan" jawab pelayan itu lalu pergi dari situ sambil tersipu. pelayan ini masih baru dan dia masih belum terbiasa dengan wajah tampan tuannya itu. pelayan ini terheran terheran dengan ketampanan dan kecantikan penghuni rumah ini. Mereka semua bak boneka hidup.
Pelayan itu pun segera pergi ke dapur dan memanggil yanli. "Nona, tuan memanggil nona, nyonya besar, dan kedua saudari nona ke ruang keluarga" kata sang pelayan
Yanli pun mengangguk, "aku akan memanggil ibu, a-zi panggil saja a-xian dan a-cheng mungkin mereka sudah dekat rumah" kata yanli lebut lalu segera keluar dari dapur
A-zi adalah nama pelayan tersebut
"Nona yanli memang sangat baik" kata seorang pelayan yang sedang menumis bawang di atas tungku. "Iya, sangat malahan" balas a-zi, keluarga ini memang sangat baik hati.
A-zi pun segera keluar dan untuk mencari a-cheng dan a-xian Yang mungkin dalam perjalanan pulang dari pasar.
Ditempat lain yanli terlihat menghampiri kamar sang ibu. Sebelum masuk ia tak lupa untuk mengetuk pintu. Tak lama terdengar suara madam yu yang mempersilahkan dia masuk.
Yanli pun langsung masuk dan duduk bersimpuh. Dilihatnya lah sang ibu yang sedang duduk di dekat meja kecil didepan jendela sambil membaca buku ditangannya.
"Ada apa?" jawab madam yu tak mengalihkan matanya dari buku yang dibacanya. sedikit mengintip yanli dapat melihat judulnya Yaitu Dilan- dia adalah dilanku 1991. Dari namanya mungkin itu adalah novel percintaan.
Memikirkannya yanli hanya ingin terkikik geli. walau di luar ibunya tampak dingin sebenarnya ia adalah penggemar cerita percintaan yang penuh dengan asam manis kehidupan. Saat kecil yanli ingat tak sengaja melihat ibunya menangis sesenggukan karna novel barunya.
"Yanli?!" tanya sang ibu lagi sedikit menaikan nadanya. kali ini dia berhenti menatap novelnya dan mentap mata yanli. Yanli pun segera menampik pemikiran yang sempat hinggap di pikirannya. "Maafkan aku ibu, ayah memanggil ibu di ruang keluarga. mungkin ayah ingin membicarakan sesuatu dengan kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisterhood [XICHENG]
FanfictionTempat tinggal baru, lingkungan baru, dan cara hidup baru. Ini adalah cerita tentang lika liku kehidupan tiga bersaudara kudet bin gaptek yang akan menempuh kehidupan baru di kota besar. "apa! sebenarnya papa adalah orang kaya dari kota yang hidup...