Troublemaker

5.5K 363 49
                                    

"Park Jimin!"

Yang dipanggil dengan segera menoleh kearah sumber suara, ketika mendapati si ketua osis yang sok jagoan berjalan dengan tergesa menghampirinya membuat senyuman dibibir Jimin melebar seketika.

"Ada apa mencariku? Kau rindu? Akui saja kalau kau memang benar menyukaiku Min Yoongi." Ujarnya. Min Yoongi, yang menjabat sebagai ketua osis sekaligus musuh bubuyatannya mendengus remeh. Dengan segera menarik pergelangan tangan Jimin dan membawanya menuju toilet.

"Wah, jangan terburu-buru sayang. Aku tau kau tidak bisa menahan hormon brengsekmu itu jika melihatku. Tapi jangan ditoilet sekolah juga, disini bau dan kotor." Jimin bersedekap, menatap lelaki berkulit pucat berwajah datar tersebut dengan gerakan menantang.

Yoongi tersenyum,

"Kau tau disini kotor dan bau kan? Maka dari itu bersihkan sekarang juga sebagai hukumanmu karna sudah mencari ribut dengan juniormu." Perintahnya, menepuk rambut blonde milik Jimin perlahan dan segera melangkahkan kaki keluar dari pintu toilet.

Jimin menggigit bibir bawahnya menahan amarah, berteriak keras menyalurkan amarahnya dan segera meraih sapu pel diujung toilet.

"Akan kubunuh kau, Min Fucking Yoongi!" Teriaknya.

Tidak sadar jika dibalik pintu toilet yang diumpati terkekeh bahagia memegang perutnya yang sakit menahan tawa.

***

"Aku tahu Park Jimin itu menyukaimu, Hyung." Namjoon menyeruput es tehnya yang tersisa setengah, melirik teman akrabnya yang duduk sambil memakan nasi goreng didepannya. Yoongi menggeleng sebagai jawaban, "Kau tahu apa soal dia, dia tidak menyukaiku. Jimin benci padaku, maka dari itu dia selalu menggodaku dengan kata-kata bangsatnya agar aku terpancing amarah."

Namjoon terkekeh, "Hyung, kau ini memang tidak peka atau tidak bisa peka? Dia ingin mencari perhatianmu, mencari ribut agar kau marah dan menghukumnya. Itu bentuk mencari perhatian, okay?" Ujarnya. Tidak dihiraukan, Namjoon mengetuk dagunya dengan jari telunjuk. Memikirkan bagaimana caranya bisa membuktikan pada Yoongi bahwa Jimin, sang musuh bubuyutannya itu menyukainya.

"Ah, aku punya ide!" Serunya. Langsung mendapat gelengan dari lelaki pucat dihadapannya. "Jangan, idemu itu selalu saja aneh. Aku tidak mau melakukan apa yang kau mau." Katanya. Namjoon menggeleng cepat, kepalanya maju kedepan bertujuan agar suaranya tidak didengar penghuni kantin yang berada disekitar mereka.

"Kau bisa meminta Hoseok untuk ikut membantumu, aku akan menolongmu untuk mengatakannya padanya." Bisiknya, "Mengatakan apa?" Yoongi balik berbisik, mengikuti bagaimana cara Namjoon berbicara padanya.

"Kau dekati Hoseok, berpura-pura bahwa kau dan Hoseok saling mencintai. Tebarkan kemesraan kalian jika didepan Jimin, aku jamin kau akan tau jawabannya." Ujar Namjoon. Yoongi mengedipkan matanya, apa katanya? Mendekati Hoseok? Sepupunya sendiri? Itu gila namanya. Apalagi Junior yang dihajar Jimin kemarin siang adalah Hoseok sendiri.

"Itu gila, aku tidak akan melakukannya." Jawab Yoongi. Namjoon berdecak, "Hyung, kau ingin tahu jawabannya kan? Maka lakukan saja, aku yakin Jimin itu cemburu dengan Hoseok. Makanya kemarin siang dia memukul Hoseok karna tahu Hoseok dekat denganmu." Yoongi kembali menimbang, lima menit kemudian kepalanya mengangguk setuju sebagai jawaban.

***

Jimin mengemut lolipopnya dengan tenang, berjalan santai melewati koridor sekolah tanpa menghiraukan berbagai macam tatapan yang diarahkan padanya. Seragamnya yang acak-acakan tanpa almamater dan dua kancing baju yang sengaja tidak dikaitkan memancing tatapan kagum di berbagai kaum hawa.

Begitupun dengan banyak siswa yang juga memandangnya dengan tatapan memuja, ada yang berpendapat bahwa Jimin tersebut adalah seorang dominant sejati. Namun, adapula yang memandangnya sebagai submissive berbadan seksi.

YoonMin Oneshoot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang