Jimin itu janda, maksudku duda yang ditinggal mati oleh suaminya. Umurnya sudah masuk kepala tiga, tetapi sampai sekarang belum menemukan pengganti untuk menggantikan posisi suaminya. Suaminya meninggal sekitar lima tahun yang lalu dan meninggalkannya sendirian dengan harta yang bergelimpangan.
Hidupnya enak, hanya perlu mengurus beberapa restoran peninggalan suaminya lalu kembali bersantai dirumah atau sekedar pergi jalan-jalan untuk menghabiskan uang. Dan hari ini, kaki jenjangnya melangkah masuk kedalam salah satu restoran miliknya untuk mengecek kinerja karyawan yang berada disana.
"Selamat datang tuan, silahkan masuk!" Sambut salah satu karyawannya yang bernama Bambam. Jimin memutar mata malas, "Jangan panggil aku tuan, sudah berapa kali kubilang padamu hm? Panggil aku Jimin saja sudah cukup." Bisiknya. Bambam mengangguk, menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu membungkuk hormat sebelum meninggalkan pintu masuk restoran.
Jimin mendudukkan bokongnya dimeja yang tak jauh dari pintu masuk. Lalu mengeluarkan ponselnya dan membalas beberapa pesan masuk yang tidak sempat dilihatnya pagi ini. Namun, tak beberapa lama kursi yang semula didepannya kosong kini dihuni oleh seorang lelaki pucat berseragam sekolah.
"Boleh aku duduk disini?" Tanyanya. Jimin mengangguk, memperhatikan anak itu dengan seksama, lalu sebuah seringaian muncul dibibir tebalnya.
"Siapa namamu?" Lelaki itupun menoleh kearahnya, tersenyum tipis lalu menatap balik kearah Jimin. "Min Yoongi, kau? Ah atau aku harus memanggilmu Ahjussi?" Jimin berdecak, merapikan sedikit poninya yang menutupi mata. "Jangan panggil aku seolah aku setua itu Yoongi-ssi, namaku Park Jimin. Terserahmu ingin memanggilku apa, nona Jimin juga boleh." Sembari mengedipkan sebelah matanya, Jimin kembali menatap Yoongi yang kini terlihat mengangkat kedua alisnya.
"Nona Jimin?" Jimin mengangguk, menggigit bibir bawahnya sebentar. "Okay, nona Jimin. Apa yang kau lakukan disini?" Anak lelaki tersebut menatap tepat kearah bibirnya, dan Jimin sadar akan hal itu. Melepas kacamata bening yang digunakannya, lalu menggigit ujung kacamatanya sensual. "Aku pemilik restoran ini." Bisiknya dengan suara yang dibuat sehalus mungkin.
Dan Min Yoongi sukses dibuat gugup, pemandangan didepannya sungguh menggoda. Lelaki manis pemilik restoran ini benar-benar sengaja menggodanya. "Berapa umurmu nona?" Tanyanya. Jimin meletakkan kacamatanya diatas meja, "Aku cukup tersinggung soal itu, tapi tidak apa. Umurku tiga puluh empat, kalau kau?" Yoongi mengangguk, "delapan belas tahun." Jawabnya.
Keduanya kini sibuk menatap satu sama lain, mengabaikan restoran yang kini mulai ramai. Jimin menggigit telunjuknya tanpa melepas pandangannya dari anak lelaki berseragam sekolah tersebut. "Emm, Yoongi. Aku ingin mengenalmu lebih jauh, bagaimana dengan mengobrol diruanganku? Disini membuatku tidak nyaman." Ujarnya.
Hingga tanpa disadarinya, anak lelaki tersebut menarik senyum tipisnya lalu mengangguk mengikuti langkah kaki yang mengarah keruangannya.
Jimin menutup pintunya, tidak lupa menguncinya dan meletakkannya didalam saku celananya. Menghadap kearah Yoongi yang kini bersandar dimeja ruangannya. Kakinya melangkah mendekati lelaki pucat tersebut, hingga hanya tersisa jarak tipis diantara mereka Jimin kembali menggigit bibir bawahnya.
"Kenapa dikunci?" Jimin medongak, tersenyum tipis lalu meletakkan sebelah tangannya dimeja yang disandari Yoongi, membuat jarak diantara mereka semakin menipis.
"Aku benci ketika ada yang menganggu acara berkenalanku." Jawabnya. Yoongi mengangguk, kembali memandangi Park Jimin dengan teliti. "Sudah? Apalagi yang ingin kau tanyakan padaku nona?" Ujarnya.
Jimin menjilat bibirnya sensual, jari kecilnya mengusap dada bidang lawan bicaranya membuat pola acak. "Kau harus bertanggung jawab karna membuatku menyukaimu pada saat pertama kali bertemu. Aku tidak peduli kau masih sekolah, pokoknya kau harus tanggung jawab!" Teriaknya.
Min Yoongi terkekeh, dengan cepat menarik tangan Jimin untuk dikecupnya. "Dengan senang hati aku akan bertanggung jawab nona, siapa yang akan menolak lelaki manis sepertimu hm?" Wajah Jimin bersemu malu, hingga tanpa menunggu lama bibir tebalnya dengan berani melumat bibir tipis milik anak lelaki yang dipeluknya. Yoongipun tak mau kalah, membalas dengan kasar setiap lumatan yang diberikan Jimin kepadanya.
Hingga ketika ciumannya terlepas, Jimin mengalungkan kedua tangannya dileher anak lelaki yang kini menjadi kekasihnya. Menggesekkan privasinya dengan sengaja ke privasi milik Yoongi yang perlahan mengeras. Bibirnya melenguh, menatap sayu kearah Yoongi yang kini memejamkan matanya menikmati setiap gesekan yang diberikan Jimin pada privasinya.
Jimin menjilati leher Yoongi dengan lidahnya, mendesah ketika lelakinya meremas kuat bongkahan pantatnya.
"Ayo perkosa aku daddy!" Bisiknya sembari menjilati telinga kekasihnya. Dan ketika Yoongi terkekeh lalu menampilkan seringaiannya, ia tau bahwa hormon yang selama ini ditahannya akan lepas dengan ia yang berada dibawah kuasa kekasih barunya, Min Yoongi. Anak SMA yang berhasil menarik perhatiannya.
END
Maaf kalau nggak memuaskan, karya ini aku khususkan untuk hoseokjunghyung yang sudh menuangkan idenya. Maafkan aku kalo ini nggak sesuai dengan ekspetasimu 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
YoonMin Oneshoot
Randomyoonmin oneshoot or twoshoot. × bxb × yoon, top! jim, bot! × 🔞