Bagian 8

5 0 0
                                    

Hay! Readers tercintaaa

Selamat datang kembali dan bertemu lagi dengan bayu dan restina.

I hope you like this story, ok cukup untuk bacotnya

HAPPY READING!!!

***

Tanganku meremas perlahan selimut yang membalut hangat tubuhku ketika mendengar balasan bayu yang menjadi tanda bahwa aku sungguh kikuk dengan ucapannya barusan. Aku tak bisa menyangkal terhadap perasaan yang terasa indah yang menguasai perasaanku saat mendengar kalimat yang bagaikan ramalan baik untukku. Mungkin aku mulai menyukai pria yang sedang duduk di samping ku saat ini.

"Mengapa melihat bulan menjadi hal yang kamu suka?" Tanya bayu.

"Karna mereka indah untuk di pandang dan senantiasa memberikan kebahagiaan bagi setiap mata yang memandanginya" Balasku.

"Apa aku bisa mengakui suatu hal?" Pertanyaan yang cukup aneh kedengarannya namun aku megangguk sebagai respon.

"Aku mencintai seseorang!" Imbuh bayu.

"Siapa?" Tanyaku spontan.

"Restina ayu angreiny!" Jawabnya lantang.

Senyumku tak bisa tertahan akibat ucapan itu, pria dihadapanku ini berhasil membuatku tak bisa mengkontrol kebahagian yang spontan bertamu di benakku tiba-tiba, dan pastinya pipiku sudah memerah bagaikan tomat akibat tersipu oleh pengakuannya.

Apakah pria itu tak tau bertanggung jawab terhadap perasaan senang yang baru saja ia lontarkan di benakku?. Buktinya setelah mengucapkan kalimat manis, ia langsung bangun dari posisi duduknya dan langsung masuk menuju kamar yang menjadi tempat istirahanya malam ini dan di sisi lain dia meninggalkanku dengan perasaan senang yang seakan sedang menggelitik di hatiku saat ini.

Aku kembali mendongak melihat bulan yang mengeluarkan aura indahnya yang di tambah pancaran beberapa bintang yang semakin menghibur tatapanku. Namun itu tak berlangsung lama, karna rasa kantuk yang mulai bersarang pada dirimu akhirnya mendorongku untuk segera bergelut dengan dunia mimpiku.

Aku akhirnya bangkit dari posisi dudukku dan melangkah menuju kamarku. Namun saat aku hampir menggapai depan kamar bayu, aku mengingat bahwa benda halus yang baru saja memberikan kehangatan padaku sedang ada di genggamanku saat ini, sedangkan pemiliknya sedang berada di balik pintu kamar tempatku berdiri saat ini.

Tok! tok! tok!

Aku mengetuk pintu kamar dan memdapati seorang pria yang masih terlihat segar membuka pintu dengan senyum renyah yang berhasil membuatku agak salah tingkah akibat senyum itu.

"Wah! baru beberapa menit aku meninggalkan mu apa kau sudah rindu denganku akibat pengakuanku barusan?"Kata bayu disertai senyum yang terkesan sombong.

"Jangan terlalu percaya diri terhadap ekspektasi yang sedang bersarang di otakmu saat ini, aku hanya berniat mengembalikan selimut ini pada dirimu" Responku spontan.

"Untuk apa mengembalikan barang kepada seseorang sedangkan barang itu adalah milik orang yang sedang memegangnya?" Tanya bayu yang bernuangsa sindiran untukku.

"Barang ini milikmu malam ini karena kau yang menggunakan kamar ini, sudalah! Jangan memperdebatkan masalah kepemilikan, negri mimpiku sedang menungguku" Balasku.

"Baiklah... jangan lupa masukkan aku dalam mimpimu" Lagi- lagi dia melontarkan kalimat manis kepadaku.

Aku tak merespon apapun terhadap kalimatnya barusan, aku hanya langsung berbalik karena kemampuanku untuk menahan senyum selalu menciut setiap kali berada di sisinya. Dan setelah berbalik, senyum spontan terukir indah di bibirku dan batinku merespon dengan halus, 'Dengan senang hati!' jawabku dalam batin yang menjadi balasan dari kalimat rayuan yang baru saya di lontarkan bayu untukku.

AlterationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang