Bagian 9

5 1 0
                                    

Untuk saat ini aku gak negbacot dulu

Yang pasti happy reading

***

Suasana kelas terasa suntuk akibat guru yang mengajar kali ini termasuk dalam guru yang selalu membawa nuansa bosan di benakku itu hanya penilaian sepihak bagiku. Keinginan untuk merebahkan badan yang terasa sangat ingin berbaring ini, seakan menguasai sanubariku secara mendalam, seakan setiap kata yang keluar dari guru yang mengajar sebagai penjelasan lolos di indra pendengaranku sebagai lagu tidur untukku.

"Kapan pelajaran membosankan ini berakhir" gerutuku dalam hati sembari mendongak kearah jam yang tertera di dinding kelas ku.

Aku sungguh mengantuk. Namun hukuman dari guru ini dapat menyiksa kedua kakiku jika harus berdiri beberapa jam di lapangan jika aku harus tidur saat ini.

Apa ini! Satu gumpalan kertas mendaran tepat mengenai kepalaku. Siapa yang berani melakukan hal itu demi apapun,akan ku terkam orang itu jika perlu, namun jika itu memang bisa.

Ternyata pelaku pelempar itu adalah reski. Dan setelah tatapan kami bertemu, reski terlihat akan melontarkan kalimat kepadaku, "Isin ke toilet! Aku akan menyusulmu" pinta reski dan aku melakukan hal itu.

Tekanan batin cukup menerpa sejenak di batinku saat mencoba untuk meminta isin kepada guru yang mengajar. Walau sudah tua, guru itu masih menggambarkan keseraman pada raut wajahnya.

Aku sekarang berdiri di samping dinding kelasku, lebih tepatnya aku sekarang masih berada di depan kelas yang suasana suntuk sungguh mendominasi ruangan ini. Tak cukup lama aku menunggu, reski sudah muncul dari balik pintu kelas yang tertutup dan satu senyum renyah terukir jelas di bibirnya saat ini. Tunggu dulu! Bukankah dia sedang marah padaku?, apa dia sudah berhenti marah padaku, entahlah.

"Ayo ketaman sekolah" Saut reski sembari mengapai pergelangan tanganku dan memberikan tarikan di sana.

"Apa kau mengajakku untuk membolos?" balasku.

" Tenanglah, dua menit lagi istirahat pertama akan tiba. Lagi pula guru itu sudah mengabsen saat jam pertama tadi" ujar reski meyakinkan.

Akhirnya aku luluh dengan bujukannya. Satu persatu ubin yang kami jadikan pijakan melangkah, dilaui dengan santai menuju taman sekolah dimana tempat sebagai pemberi ketenangan untuk siswa yang penak bergelut dengan dunia pendidikan.

Setelah sampai di sana, kami berdua langsung duduk di kursi taman yang tersedia di sana.

"Aku minta maaf!" ucap kami serentak.

"Tidak! Aku yang seharusnya minta maaf padamu. Seharusnya aku tak egois dengan pendapatku sehinggah tak mengubris alasanmu" ungkap reski.

"Aku juga salah di sini, seharusnya aku tak cepat emosi waktu itu, aku minta maaf" balasku.

"Aku minta maaf juga. Dan mulai detik ini kita baikan yah!" ujar reski sembari menaikkan jari kelingkingnya bagaikan anak TK yang akan berbaikan. Dan aku juga menaikan jari kelingkingku dan mengaitkannya dengan jari telunjuk milik reski, "Iyah kita baikan" ujarku disusul dengan senyum lebar yang kulontarkan untuk reski.

"Apa kau punya kegiatan sepulang sekolah?, aku ingin mengajakmu nonton bioskop" tanya reski kepada ku.

"Maaf aku tak bisa ikut denganmu hari ini, soalnya aku ada janji dengan bayu" tolakku.

"Kau ingin kemana bersamanya?" tanya bayu.

"Kafetaria. Jika kau butuh teman nonton, kau bisa mengajak kirana"

"Tidak!, aku hanya ingin dengan mu" jawab bayu spontan.

"Ahh! Terserah padamu, aku duluan ke kelas soalnya kirana pasti sibuk mencariku" ucapku sekilas sembari berdiri dari posisi dudukku.

"Hmm"

Apa dia cemburu?, ahh entahlah.

"Restina"

Masih dua langkah aku menjauhi taman, reski kembali memanggilku dan aku memutuskan untuk berbalik.

"Yeah!" balasku singkat.

"Jika bayu menyakitimu, aku akan siap menggantikannya di hatimu" ujar bayu. Kalimatnya itu membuatku tak habis pikir dengan pemikiran bayu dan aku hanya mengngguk mengiakan sebagai jawadan dari kalimatnya tadi.

Saat sampai dikelas, tebakan ku benar tentang kirana. Dia sekarang sibuk mencariku karna pagi tadi aku sempat menjanji teraktiran untuknya sebagai permintaan maaf karna kami sangat jarang bersama akibat aku akhir-akhir ini hanya selalu bersama bayu.

"Kau dari mana saja, aku kira teraktiran hari ini hanya menjadi wacana" sergah kirana.

"Aku dari taman, soalnya keadaanku di kelas tadi sangat mengantuk, bisa-bisa kakiku keram karena hukuman bapak" balasku.

"KANTIN!"

Tiba-tiba bayu muncul di ambang pintu, terlihat jelas gambaran di wajahnya bahwa ia tidak sedang baik-baik saja.

"Aku akan mengajak kirana juga" balasku.

"BERDUA!" tandas bayu yang terdengar agak menakutkan untukku.

Aku mengerti dengan kata 'berdua' itu. Itu menandakan bahwa ia hanya ingin ke kantin dengan ku saja, lebih tepatnya hanya berdua. Aku cukup tidak enak dengan kirana, padahal aku sudah berjanji akan mentraktirnya hari ini namun aku tak bisa memprotes keinginan bayu, karena takut lebih mendominasi diriku saat ini.

Sebelum pergi bersama bayu, aku sempat berbisik pada kirana.

"Aku akan mentraktir mu di istirahat kedua nanti, maaf!" bisikku pada kirana.

Tergambar jelas kekecewaan di raut wajah kirana namun apa boleh buat, bukan aku yang memegang kendali situasi saat ini, melainkan bayu.

Koridor sekolah kami lalui dengan keheningan antar kedua, sedangkan jemari bayu tetap melingkar di pergelangan tanganku dan memberikan tarikan di sana. Dia sungguh dingin dari bayu yang kulihat beberapa waktu terakhir kami bersama dan entah apa yang mengusik pikirannya saat ini namun aku yakin itu berhubungan dengan ku.

"Duduk!" sergah bayu ketika sudah sampai di kantin dan dia pun ikut duduk setelah ku.

"Apakah harimu cukup baik di taman tadi?" tanyanya spontan.

"Apa kau melihatku dengan reski di taman tadi?" tanyaku.

"Pertanyaan bukan jawaban dari pertanyaanku" balas bayu.

"Percayalah...aku hanya berbaikan dengan reski di taman tadi" terangku.

"Tak ada lagi selain itu?" tanya bayu.

"Tidak!" jawabku dengan penuh penekanan.

"Lalu bagaimana dengan anggukanmu dengan keinginannya menggantikan posisiku di hatimu,apa itu bukan dari bagian kejadian di taman tadi?" tanya bayu dengan penuh penekanan juga.

"Apa kau sudah memiliki keyakinan penuh bahwa namamu sudah mendominasi perasaanku saat ini?" ujarku kembali betanya tanpa menjawab pertanyaan sebelumnya dari bayu.

"Jika memang belum, aku akan berusaha. Jika kau memang ingin menonton bioskop, pergilah dengannya" balas bayu dengan kekecewaan terpapar jelas pada raut wajahnya.

"Aku akan tetap pergi bersamamu hari ini karna aku sudah beranji padamu" terangku.

"Dan yeah! Jika memang namamu belum tertulis di hatiku, aku akan berusaha karna aku sudah berjanji akan belajar mencintai pria yang sedang berada di hadapanku saat ini" imbuhku.

"Sudahlah! Kekecewaanmu tergambar jelas di raut wajahmu" ujarku bernada sindiran.

Tbc

Ahkirnya bisa update, makasih udah baca yeah.

Jangan lupa vote and comment

LOVE YOU ALL

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlterationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang