Aku merindumu laksana barat merindu mentari. Menantimu kembali meskipun hanya sesaat.
Merindumu laksana menunggu air di sahara, tercekik, sengsara.
Andaikan rindu ini bisa dimusnahkan, akan aku babat habis tak tersisa. Agar tidak menyiksa Si Perasa.
Persetan dengan rindu itu indah, nyatanya rindu melelahkan.
Apalagi merindumu yang tak juga mengerti.
11 Juli 2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Pena
PoetryBukan apa-apa, hanya perwakilan dari isi hatiku saja. Mulutku yang cenderung diam walau sebenarnya hatiku sedang meronta-ronta ingin di dengarkan. Bibirku yang tersenyum pedih saat melihat kau bersama seseorang yang ternyata bukan aku. Dan.. aku ha...