“Siapa Sam?” Tanya Asta to the point. Saat ini mereka sudah ada di mobil Asta untuk perjalanan ke sekolah. Entahlah dia benar-benar penasaran dengan laki-laki bernama Sam yang sudah memanggil pacarnya dengan sebutan yang sama dengannya itu. Pacarnya? Memangnya kau sudah mengakui Dewi sebagai pacarmu, heh? Batin Asta dengan sinisnya.
“Orang sok akrab bagiku.” Jawab Mura singkat. Mura benar-benar tidak suka dengan Sam. Sam adalah orang yang sok akrab dan sok kenal dengannya. Huh.. Mura benar-benar tak suka.
“Sok akrab? Maksudmu?” Asta bingung. Dia benar-benar tak paham.
“Baiklah akan ku ceritakan. Jadi dulu waktu aku SMP, teman bisnis papa datang ke rumah membawa anaknya dan kami pun berkenalan. Aku yang emang ga suka terlalu dekat dengan orang asing memilih untuk cuekin dia. Eh dia nya malah nanya-nanyain aku bikin aku risih banget. Yang makanan favorit lah, kelas berapa, sekolah mana, suka warna apa, dan yang terakhir dia minta buat manggil aku Dewi karena udah kesel banget ya aku iyain aja trus aku langsung naik lantai dua deh ke kamarku dan kami ga pernah ketemu lagi. Eh tunggu, A-Asta cemburu?” Mura menunduk malu. Pipi nya sudah sangat panas, Mura yakin Asta pasti sekarang melihat pipi Mura menjadi tomat, uugh! Mura malu.
Cemburu? Gue cemburu? Iyakah? Tapi gue ga punya perasaan apapun ke Dewi. Tapi lo ngapain tiba-tiba ga suka sama Sam heh? batin Asta sedang berperang.
Asta hanya menanggapi Mura dengan tersenyum. Entahlah Mura tak tahu apa arti senyuman itu.
$$$
“Mur Mur lo beneran jadian sama Asta? Asta nerima lo? Kok bisa? Bukannya kalian ga pernah ngobrol? Mur jawab!” Mura baru saja duduk di bangku kelasnya tapi ia sudah diwawancarai seperti ini oleh si Sinden.
“Aduh Sinden biarin gue napas dulu deh. Haus nih haus kasih minum kek.” Mura menengadahkan tangannya ke Putri.
“Enggak! Lo jawab dulu pertanyaan gue. Dia ga nyakitin lo kan?” Putri nampak belum menyerah.
“Astaga Sinden, lo paan sih ribet banget. Iya gue jadian sama Asta. Asta nerima gue. Bisa karena gue emang beruntung banget. Kita pernah ngobrol bahkan pulang bareng sebelum gue nembak dia dan dia ga nyakitin gue, malah gue blushing mulu deket dia. Asta itu manis deh pokoknya.” Mura menampakkan sinar bahagia benar-benar bahagia. Ah.. kalau begini Putri jadi tidak tega untuk bertanya lebih lanjut mengenai hubungan mereka. Sudahlah meskipun ia sahabat Mura tapi Mura juga pasti ingin punya privasi sendiri. Awas saja kalau Asta menyakiti Mura. Putri tidak akan tinggal diam.
“Iya deh yang penting lo bahagia Mur Mur.”
$$$
“Lo beneran jadian sama Mura Ta?” Tanya Roma, sahabat Asta. Saat ini mereka sedang berkumpul di rooftop, markas mereka di sekolah, padahal sekarang jam pelajaran. Ckckck.
“Iya.”
“Kok bisa? Lo ga pernah cerita punya gebetan namanya Mura.” Yang satu ini namanya Dobi.
“Gue terima dia karena kasihan.” Asta menunduk miris. Ya bukankah memang begitu kenyataannya?
“Bangsat!”
“Anjing!”
“Babi!”
“Fuck!”
“Lo kasihan, cuma kasihan? Double babi lah buat lo.” Sahut Ridho berdecak tak menyangka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Aggressive Girlfriend
RomanceSinopsis : Mura. Gadis berkulit sawo langsat tapi punya senyum manis ini diam-diam menaruh perasaan pada Asta Gandapura. Pria yang hobinya suka senyum tebar pesona. Bukan playboy. Tapi memanfaatkan ketampanan, katanya. Mura yang sukanya gerak cepat...