Tiga.*

14K 683 64
                                    

yang dimulmed castnya sheilla

jangan lupa vote and comment temen temen

typo is everywhere!!"

                        Happy reading^^






"Dek bangun dek. Makan malem dulu. Lo belum makan siang juga dari tadi. Ayo bangun."

Cessa menggeliat. Ia mengerjap ngerjapkan matanya sebelum terbuka sepenuhnya.

"Jam berapa ini kak?"

"Jam tujuh lebih. Sono mandi abis itu turun makan malem."

Cessa mengangguk malas mendengar jawaban Kelvin. Dengan gontai gadis itu menurunkan kakinya.

"Udah sono. Ngapain masih disini?"

Kevin mendengus mendengar ucapannya adiknya. Ia lantas melangkah keluar setelah mencubit pipi adiknya itu dengan kesal. Yang dihadiahi teriakan cempreng khas seorang Princessa.

                             ***


"Gimana sekolah kalian? Baik baik aja kan?"

"Baik kok Pa. Aku nyaman nyaman aja."

"Bagus deh. Kakak kakak kamu gak bikin onar kan disekolah?"

Kelvin mendelik. "Enggaklah Pa. Aku sama Nath lagi sibuk sibuknya latian basket. Mana ada waktu buat nyari masalah?"

"Jadi kalau ada waktu kamu mau nyari masalah gitu?"

Sang Mama menjewer pelan telinga Kelvin. Namun memang pada dasarnya Kelvin itu selalu berlebihan dalam menyikapi sesuatu. Maka tak heran jika sekarang ia tengah meringis hebat seakan jeweran sang Mama benar benar keras.

"Aw-aw Mama jahat banget sih sama Evin!"

Cessa mendengus jijik melihat tingkah Kakaknya yang berlebihan itu.

"Lebay banget sih. Bikin jijik tau gak?"

Kelvin semakin memasang raut wajah cemberutnya yang membuat semua anggota keluarganya itu menatapnya datar. "Najis!" gumam Nathan pelan

"Ckk. Oh ya kalian udah punya pacar?"

Cessa dan Kelvin menggeleng. Berbeda dengan Nathan yang hanya terdiam dengan raut tanpa ekspresinya.

"Eh aku udah punya dong Ma," semua lantas menoleh menatap Cessa yang tengah memasang raut polosnya. "Oh ya? Siapa dek?"

"Mama gak marah?" tanya Kelvin bingung.

"Kenapa mesti marah? Mama sama Papa gak bakal larang kalian pacaran. Asal kalian tetep ngelaksanain tugas kalian sebagai pelajar."

"Tapi Princess kan masih kecil Ma."

Nathan mengeluarkan suaranya. "Ya gak Papa. Asal cowoknya baik, Mama sama papa gak bakal larang kok. Ya kan Pa?"

Sang Papa mengangguk. "Bener."

"Jadi siapa pacar lo dek? Gue sebenernya gak yakin lo punya pacar."

Cessa mendengus.

"Asal lo tau aja ya kak, Pacar gue tuh banyak. Nih gue tunjukkin." Cessa meraih ponselnya yang terletak diatas meja.

"Nih ini pacar pertama gue namanya Oh sehun. Nah kalo yang ini namanya Taehyung alias V. Nah yang ini namanya Jaehyun dia selingk-"

"Ya ya ya.. Lo sama dunia halu lo itu. gue udah males dengernya."

Cessa mendelik. Dengan sebal Gadis itu mencubit paha Kelvin yang terbalut training berwarna  hitam itu cukup keras.

"Aww sakit sialan!"

"Kelvin!"

Tegur sang Papa tegas. Matanya menatapnya tajam putranya yang tengah mengelus pahanya yang terasa panas.

"Papa gak suka anak papa ngumpat gitu apalagi didepan putri kecil Papa."

Kelvin menunduk. Dalam hati ia terus saja menyumpah serapahi sang menyebalkannya itu. Adik perempuannya itu memang paling di manja oleh kedua orang tuanya mungkin karena faktor gender serta posisinya sebagai anak bungsu.

"Eh masa nih ya Ma, Pa. Kak Nathan tadi nolak cewek tercantik di sekolah kita. Turunan Korea lagi. Ihh padahal ya Ma aku pengen banget nginjekkin kaki aku di Korea siapa tau aku ketemu jodoh disana kan?"

"Ahh cantik banget dong."

"Aduh Mama gak usah ditanya gimana cantiknya kak Rain. Udah cantik pake banget, pinter, sexy lagi. Idaman banget kan?"

"Wahh mama jadi penasaran gimana cantiknya si Rain Rain itu."

Cessa mengangguk antusias. Gadis itu terlalu bersemangat hingga tak menyadari tatapan menusuk Nathan.

"Mama tau kan Chaeyeon yang main sama Ji soo di drama My first Love  yang pernah tonton?" Mamanya mengangguk.

"Nah itu dia. percis banget kek Jung Chaeyeon."

Sang mama membulatkan kedua matanya terkejut.

"Seriusan kamu? Itu cantik banget loh dek. Aduh Nath kok bisa kamu nolak cewek secantik itu?"

"Emm Mama si Rain itu emang cantik. Cantik banget. Tapi ya gitu sikapnya buruk banget. Kasar."

Kelvin membuka suaranya begitu menyadari tatapan tak suka Nathan pada Mama dan adik perempuannya yang begitu antusias membicarakan gadis cantik namun berperangai buruk itu.

Cessa menoleh. Menatap Kelvin tak terima.

"Apaan orang kak Rain terkenal sama keramahannya. Ya emang sih aku gak pernah ngomong sama dia. Tapi tetep aja aku yakin dia gak kaya yang kakak bilang."

"Asal lo tau aja ya dek. Gue itu dari kelas sepuluh sampe sekarang sekelas terus sama dia. Dan dia tuh gak kaya yang lo bayangin. Dia tempramental, sinis juga sombong. Semua image baik and ramah dia itu cuma pencitraan doang. Seangkatan gue udah tau itu."

Mata Cessa memicing menatap Kelvin penuh selidik. "Masa sih?"

Kelvin mengangangguk. Raut wajahnya begitu meyakinkan. "Bener."

"Tapi ya Ma, Kak Nath itu bukan cuma sekali nolak cewek. Udah berapa kali ya.. Pertama kak Bina. Sabrina permata namanya aslinya. kak Shahila. Kak Shalsa, kak Arin, Kak Celline, Terus siapa lagi ya?" Cessa mengetuk dagunya memasang wajah berfikir seserius mungkin.

"Ya ampun dek niat banget sih ngitungin Kaya gituan. Gak penting banget sih."

"Loh Kenapa Kak Kelvin yang ribet? Ya terserah Princess dong mau ngapain juga. Julid mulu heran deh." Cessa menatap sebal Kakaknya itu.

"Ckk kalian ini. Ya sudah sana tidur, besok sekolah jangan sampe kesiangan."

Semua mengangguk mendengar perintah mutlak yang keluar dari mulut sang Papa. Kelvin, Cessa dan Nathan beranjak menuju kamar mereka dilantai atas.

"Aku bahagia melihat mereka tumbuh bersama tanpa merasa sungkan ataupun segan. Mereka benar benar seperti saudara kandung."

Jhon menoleh. Ia meraih bahu istrinya itu kedalam pelukannya. "Aku juga bahagia. Amanda dan Aldi juga pasti bahagia melihat anak anak mereka tumbuh bersama."

Vita mengangguk. Ia mempererat pelukan mereka. Raut wajahnya berubah sendu.

"Aku rindu Amanda sama Mas Aldi, Mas."

Jhon mengangguk. "Aku juga. Minggu nanti kita kunjungi Mereka. Okey"

Vita mendongak. Menatap penuh binar suaminya. "Beneran Mas? Mas gak boong kan?"

Jhon terkekeh. Ia mengusap lembut rambut istrinya itu penuh kasih sayang. "Iya sayang."

"Makasih ya Mas."

Tinggalkan Vote sama commentnya Guys....."

Stepbrother (END) (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang