Lima

35 17 1
                                    

       Suara tinjuan terdengar menggema di dalam suatu ruangan, seseorang memukul samsaknya dengan begitu keras. Peluh terus mengalir di keningnya, namun ia tetap tidak menghentikan aktivitasnya. Hingga akhirnya ia memilih berhenti, dan berdiam diri menatap pantulan dirinya dari cermin yang ada, nafasnya menggebu karena lelah. Ia membaringkan tubuhnya di lantai yang dingin tanpa ada niat mengambil air untuk menyegarkan tenggorokkannya.

       Helaan nafas pelan terdengar dari bibir tipisnya, ia menutup matanya dengan pergelangan tangan menghalau cahaya lampu yang masuk ke dalam matanya. Bayangan seseorang lagi – lagi muncul di hadapannya, ia hanya diam membiarkan bayangan itu muncul menemaninya.

    "Tante apa kabar? Melvin kangen sama tante." Ucapnya lirih.

    "Tante Melvin nggak ada temen, Melvin masih takut untuk punya temen. Kalau ada anak Tante mungkin Melvin main sama anak Tante aja, nggak mau sama yang lain." Lagi – lagi dirinya berbicara dengan angin. "Katanya kalau ada anak Tante dia jadi temen Melvin kan? Tante kapan kesini lagi sama anak tante. Jujur, Melvin kesepian sendirian disini."

       Setelah berkata demikian Melvin langsung menarik tubuhnya mengubah posisinya untuk duduk, ia membuka ponselnya dan melihat gambar Mamanya dan figur seorang wanita yang seumuran dengan orang tuanya. Ia mengusap wajah wanita yang berada di samping mamanya tersebut dan tersenyum kecil, ia sangat merindukan sosok wanita itu.

...

       Natasya berjalan dengan anggun ke arah kelas Melvin, Ia tersenyum kecil tak sabar akan reaksi Melvin karena kehadirannya. Sesampainya Natasya di kelas Melvin, Natasya langsung mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang yang menjadi alasannya datang ke tempat itu namun natasya tidak menemukannya. Natasya merasa sedikit kesal, dan ia menghampiri salah satu siswi yang sedang bermain posel di depan kelas.

    "Mana Melvin?" Ucap Natasya seraya merebut ponsel siswi tersebut.

    Sisiwi tersebut menatap Natasya bingung. "Nggak tau, tadi ke kelas Cuma naruh tas abis itu keluar lagi."

    "Kemana dia?" Tanya Natasya lagi.

    "Ya mana gue tau, gua bukan bodyguardnya dia." Ucap Bona menatap Natasya tidak suka.

    "Santai aja dong ngeliatinnya, belum pernah di colok ya mata lo?" Ucap Natasya.

    Bona hanya diam, ia merebut ponselnya dari tangan Natasya dan segera pergi menjauh dari sana.

    "Sial! Lo bertiga ke kelas aja duluan, gue mau nyari masa depan gue dulu." Ucap Natasya pada ketiga temannya.

    "Serius? Kita balik duluan ya." Ucap Bianca

    "Iya udah sana balik lo semua."

       Setelah kepergian ketiga temannya, Natasya dengan segera keluar dari kelas Melvin dan mencari Melvin ke seluruh sekolah. Ia berjalan menuju ke taman belakang sekolah karena yang ia tahu Melvin suka menghabiskan waktu di sana sendiri, namun saat ia sampai ia tidak melihat tanda – tanda keberadaan Melvin, yang ia lihat hanyanya sekelompok wanita yang sedang bercanda di bawah pohon rindang seraya memakan bekal mereka. Tanpa ragu Natasya menghampiri ketiga siswi tersebut.

    "Kemana Melvin? Kok kalian disini? Bukannya ini tempat Melvin?" Ucap Natasya tanpa berbasa – basi.

    Ketiga siswi itu hanya menatap Natasya sekilas dan melanjutkan obrolan mereka, karena mereka tidak merasa Natasya berbicara pada mereka.

    "Heh kalau orang ngomong di jawab, jangan diam aja! Nggak punya mulut buat jawab?" Natasya kesal, dan menendang kotak makan salah satu siswi tersebut.

    Jennifer melihat kotak bekal miliknya tergeletak begitu saja di atas rumput, membuat makanannya yang masih tersisa setengah tumpah pun merasa kesal dan berdiri. "Lo apaan sih?"

    Natasya yang melihat Jennifer berdiri di hadapannya pun ikut merasa kesal karena merasa di tantang, "Makanya kalau orang nanya itu di jawab, jangan diem!"

    Jennifer menatap tajam Natasya, ingin rasanya Jennifer memukul wajah Natasya namun mengingat posisi Natasya yang merupakan cucu kepala sekolah membuatnya mengurungkan niatnya, "Makanya kalau nanya itu panggil nama biar kita tau lo ngomong sama kita." ucap Jennifer.

    "Gue? Manggil nama lo bertiga? Cuih! Hina banget mulut gue kalau gitu. apa lagi..." Natasya menggantungkan ucapannya saat melihat Kayla sedang merapikan kotak makan Jennifer, "...Kalau harus manggil nama cewek miskin yang beruntung masuk sini karena Beasiswa."

    Brenda yang mendengar itu merasa kesal, ia akhirnya menampar wajah Natasya dengan keras meninggalkan bercak merah dipipi Natasya. "Sekali lagi lo nyebut Kayla cewek miskin, gue robek mulut lo!"

    Kayla, dan Jennifer terkejut melihat Brenda yang berani menampar Natasya.

    "Udah, ayo kita pergi aja. sebentar lagi bel masuk bunyi." Ucap Kayla pada akhirnya menggandeng lengan Brenda dan Jennifer untuk menjauh. Namun, sebelumnya ia menoleh kearah Natasya yang masih memegang pipinya karena terkejut.

T

B

C

       Hai kembali lagiii, apa kabar kalian semuaaa. makasih banget buat kalian yang udah mau baca cerita aku, semoga kalian suka. Vote dan Coment kalian selalu ku tunggu. tolong bantu perbaiki jika masih ada yang kurang dengan cara komen. kritik dan saran kalian akan selalu kuterima, terima kasih jangan lupa Share ke temen temen yang lain ya. Love You...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cool BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang