Dirimu bagaikan alunan musik yang menenagkan ku di saat aku merasakan ketakutan bahkan saat rasa gelisah melanda diriku.
Kayla dengan wajah cerianya berjalan di tengah keramaian koridor sekolah, ia baru saja kembali dari ruang kepala sekolah karena membahas sesuatu yang menurut Kayla tidak terlalu p2enting. Ia melihat kedua sahabatnya sejak kelas 10 sedang menunggunya seraya berkacak pinggang dengan wajah kesalnya. Kayla dengan polos menghampiri mereka berdua, dan menyapa mereka.
"Cie nungguin bidadari ya? Maaf ya bidadari ini lama karena harus berurusan dengan ratu jahat yang telah mengambil selendang indahnya." Kayla tersenyum dan merangkul kedua temannya.
Brenda memukul pelan kening Kayla dan menatap Kayla. "Bikin masalah apa lagi kali ini nona Kayla?"
Kayla mengaduh kesakitan seraya mengusap keningnya yang di pukul dengan tidak indahnya oleh Brenda. "Nggak ada kok, cuma ada masalah kecil."
"Heran gue, kayaknya lo nggak pernah bikin masalah di sekolah tapi sering banget di panggil keruangan kepala sekolah," ucap Jennifer menatap Kayla bingung, namun tak lama kemudian wajahnya berubah menjadi terkejut. "Jangan – jangan kepala sekolah suka sama lo lagi Kal."
"Jenniferku yang cantik tapi cantikkan gue, ya kali Bu Nesie suka sama gue. Dia udah punya Suami dan anak woooy." Kayla mencubit pelan pipi Jennifer gemas.
"Yaa kan siapa tau gitu." Jennifer tersenyum kecil.
"Udah ah, ayok ke kantin gue udah laper nih." Brenda menarik kedua tangan sahabatnya menuju kantin.
...
Di lapangan basket telihat dua anak lelaki saling berhadapan dengan wajah datar mereka, salah satu dari mereka memegang bola orange bergaris hitam tersebut. Ia menatap lelaki di hadapannya dengan pandangan datar, dan mulai mendribble bola tersebut menuju ring dan melakukan satu tembakan yang menghasilnya threepoint. Beberapa siswi yang melihat hal itu berteriak senang.
Point yang ia dapat sudah lebih unggul dari lawan di hadapannya, maka dengan segera setelah itu lelaki itu berlalu pergi karena ia merasa sudah memenangkan pertandingan one by one yang di adakan dengan mendadak itu. Ia langsung berjalan keluar dari gedung olahraga dan berjalan menuju halaman belakang sekolah.
Wajah datarnya senantiasa selalu bersamanya, beberapa anak yang melihatnya bahkan menyingkir seperti biasa. Melvin, lelaki itu hanya berjalan dan menatap tajam lurus kedepan seolah ia akan membunuh siapa saja yang menghalangi jalannya. Sesampainya ia di belakang sekolah ia langsung membaringkan dirinya di atas rumput hijau di sana dan menatap langit biru yang menenangkan bersamaan dengan angin yang menerpa wajahnya. Melvin memejamkan matanya untuk tertidur di sana.
"Melvin jangan lari – lari nanti kamu jatuh." Suara seseorang terdengar di telinga Melvin yang tetap memejamkan matanya.
"Melvin jangan nakal, nanti Tante ga akan mau main sama kamu lagi ya."
"Kalau anak Tante ada pasti dia, bakalan jadi temen kamu."
"Melvin maaf Tante harus pergi, kamu jaga diri kamu baik – baik ya sayang. Jangan jadi anak nakal."
"AAAAAA." Teriakan terdengar membuatnya mau tak mau harus membuka mata, ia memincingkan mata dan melihat seorang anak perempuan yag terjatuh tak jauh dari posisinya.
Melvin menatap anak itu, Kayla. "Dia lagi." Gumamnya.
"Tuh kan, jatuh lagi. Gue bilang juga apa jangan lari." Teriakan Brenda terdengar.
"Makanya lo berdua jalannya jalangan lama – lama." Kayla memanyunkan bibirnya dan bangkit.
"Udah yuk jangan di sini, kita ke kelas aja." Ucap Jennifer yang melihat Melvin sedang berbaring.
"Kenapa? kemarin – kemarin juga kita sering di sini." Ucap Kayla, setelahnya ia mengikuti ke mana arah pandangan Jennifer. "Ah ada Melvin di sana, kenapa kita nggak gabung sama Melvin aja?"
"Lo lupa Kal? Melvin cowok yang nggak akan pernah mau ada siapapun di deketnya atau ya lo tau lah bakal gimana?" Ucap Jennifer menatap Kayla seraya melipat tangannya di dada.
Kayla terdiam.
"Dan Kemarin, lo udah bikin masalah sama dia. Apa lo yakin lo bakal selamat lagi kalau lo ganggu dia kali ini?" Ucap Brenda menambahkan.
Takut. Kini itulah yang Kayla rasakan, maka dari itu ia memutuskan untuk mengajak kedua temannya pergi. "Kalau gitu, ayok pergi, kita ke kantin aja kalau gitu."
Kayla melangkah pergi meninggalakn Melvin di ikuti oleh kedua temannya yang lain, sedangkan Melvin masih tetap dengan posisinya. Ia menarik tubuhnya mengubah posisinya untuk duduk, ia menatap punggung Kayla dan juga teman – temannya yang mulai menghilang di ujung lorong.
T...
B...
C...
Di mohon untuk Vote dan Coment-nya, Love You All..

KAMU SEDANG MEMBACA
Cool BadBoy
Novela JuvenilKetika seorang Tsundere jatuh cinta pada seseorang perempuan yang memiliki beribu pesona dan rahasia di hidupnya.