Seorang wanita berjalan bak model di tengah keramaian di salah satu mall besar di jakarta. Gayanya yang anggun menarik semua lelaki muda untuk menatapnya, terlihat ketiga temannya setia berjalan di sampingnya bagaikan pelayan seorang ratu. Mereka masuk ke dalam salah satu tempat makan yang terkenal karena kemewahan dan harga yang dapat di katakan cukup mahal untuk di datangi pelajar yang masih duduk di bangku SMA.
"Melvin udah mulai masuk sekolah lagi, lo udah ketemu sama dia?" Ucap Evelyn pada Natasya.
"Serius? Kok gua nggak tau?" Ucap Natasya menatap Evelyn.
"Hell, dia udah masuk dari beberapa hari lalu kali Nas." Agnes memutar bola matanya.
"Besok temenin gue ke dia kalau gitu, mau memberikan pelukan hangan sebagai sambutan selamat datang." Ucap Natasya menggebu.
"Gue takut ah sama dia, nanti dia ngomel – ngomel." Ucap Bianca menggeleng cepat.
"Gue juga." Agnes dan Evelyn menjawab bersamaan.
"Tenang aja, ada gue. Melvin nggak akan tega kok untuk ngomelin gue, secara gue kan masa depan dia." Natasya berucap dengan pedenya, lalu ia memesan makanan untuk mereka berempat.
...
Angin berhembus perlahan menerpa wajah tenang Revaldo, dirinya berdiri tepat di hadapan sebuah rumah dengan tingkat yang terbilang banyak. Ia mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka pesan dari seseorang, memastikan tempat yang berada di hadapannya adalah alamat yang tepat. Revaldo tersenyum kecil saat mengetahui alamat yang ia kunjungi benar. Maka, dengan segera ia menghubungi seseorang.
"Halo? La? Gue udah di depan apartemen nih, jadikan jalan bareng?" Ucap Revaldo pada seseorang di sebrang sana.
'Eh? Udah di depan? Tunggu gue turun sekarang, tunggu sebentar.' Ucap Suara dari sebrang sana terdengar, membuat Revaldo tersenyum sebelum akhirnya memutuskan sambungan mereka.
Revaldo terdiam duduk di atas motor besarnya menunggu kedatangan seseorang yang ia hubungi tadi. Hingga akhirnya, yang di tunggu pun tiba dengan nafas yang terengah – engah.
"Do, maaf tadi gue beresin bekas sarapan gue dulu, dan liftnya rusak jadi gue lari lewat tangga dari lantai 5. Maaf ya lama." Kayla menatap Revaldo tak enak.
Revaldo tersenyum kecil, dan memberikan helm pada Kayla. "Santai aja, ayo naik. Nanti kita terlambat."
Kayla dan Revaldo berjalan bersama menuju sekolah mereka, sesampainya mereka di sekolah mereka berhasil mencuri perhatian seluruh siswa yang berada di pekarangan sekolah. Banyak yang merasa iri dengan Kayla karena bisa bersama Revaldo, dan banyak pula siswa yang merasa iri dengan Revaldo. Mereka berjalan menuju kelas mereka berdampingan tanpa saling berbicara, namun Kayla terlihat sesekali melirik kearah Revaldo dan tersenyum kecil.
Langkah mereka terhenti setelah melihat seseorang yang terjatuh tak jauh di hadapan mereka, mereka berdua ingin menghampiri namun mereka mengurungkan niatnya setelah melihat Melvin dengan tatapan tajamnya menghampiri orang tersebut. Melvin terlihat menarik kerah seragam lelaki itu dan memojokkannya ke tembok.
"Awas lo, sekali lagi lo begitu gue nggak akan segan – segan buat masukkin lo kerumah sakit." Ucap Melvin lalu melepaskan cengkramannya, ia menoleh dan mendapati Kayla bersama Revaldo sebelum akhirnya ia pergi berlalu.
Kayla hanya diam, dan sedetik kemudian ia menghampiri anak yang sedang terbaring di lantai. "Ayo gue bantu ke UKS."
Lelaki itu tersenyum dan mengangguk kecil.
"Lo buat masalah apa sampe di pukulin Melvin gini Roy?" Revaldo menatap orang yang ternyata teman sekelasnya, yang memang terkenal karena kenakalannya.
"Gue nggak sengaja nabrak bahu dia sedikit, karena gue ngantuk banget." Ucap Roy seraya melirik ke arah Kayla yang membantunya berjalan.
"Lain kali hati – hati." Ucap Kayla tanpa menatap Roy.
"Iya La." Roy tersenyum kecil dan terus menatap Kayla.
...
Kayla berjalan sendirian di lorong sekolahnya yang sepi, karena kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Di tangannya buku dengan sampull yang berwarna - warni bertumpuk dengan tinggi hingga sedikit menghalangin pandangan, membuatnya susah untuk berjalan menuju tempat yang ingin ia tuju. Tak jauh dari tempatnya berjalan, terlihat pula Melvin yang berjalan dengan wajah datar menuju kearah Kayla.
Sepasang sepatu berhenti tepat di hadapan Kayla, membuat Kayla mau tak mau harus menghentikan langkahnya, dan menahan rasa sakit di tangannya akibat buku - buku tersebut untuk melihat sosok yang berdiri di hadapannya. Kayla sedikit menarik diri untuk mundur saat melihat Melvin berdiri di hadapannya dengan tatapan yang tajam membuat Kayla sedikir takut.
"Eh... Melvin. Maaf, gue ngalangin jalan lo ya." Ujar Kayla dan bergeser dari posisinya membuka jalan untuk Melvin.
"Mau kemana?" Tanya Melvin membuat Kayla menatap Melvin dengan lekat.
"Mau keruang guru, naruh buku ini ke meja Mr.William Vin." Ucap Kayla seraya membenarkan posisi bukunya yang hampur terjatuh.
Melvin terlihat mengangguk perlahan, dan tanpa Kayla duga setengah dari buku yang berada di tangannya sudah berpindah ke tangan Melvin.
"Eh? Melvin jangan ambil bukunya nanti gua di omelin kalau ada yang ilang. Maaf karena udah ngalangin jalan lo, gue janji nggak ulangin lagi." Ucap Kayla takut.
Melvin mengangkat satu alisnya dan berbalik, ia berjalan menjauh dari kayla membuat Kayla mengikuti langkahnya.
"Melvin aduh jangan cepet - cepet." Kata Kayla berusaha untuk menyamakan langkahnya dengan Melvin.
Kayla pun berjalan mengiukti Melvin dengan sedikit berlari, karena Melvin tidak kunjung memperlambat langkahnya. Kayla memperhatikan punggung lebar Melvin dan entah mengapa ia tersenyum kecil. Tanpa Kayla sadar, mereka kini berdiri tepat di depan pintu berwarna putih bertuliskan 'Ruang Guru'. Kayla terdiam mencerna apa yang baru saja terjadi, Melvin membantunya dan mengantarnya ke ruang guru.
"Bukain." Perintah mMelvin menatap Kayla.
"Oh iya, sebentar." Kayla pun dengan segera membukakan pintu agar mereka dapat masuk kedalam.
"Melvin? Kayla? Ada apa? Mengapa kalian berada di luar saat jam pelajaran?" Ucap seorang guru.
"Ibu nggak lihat kita bawa buku? Ya kita mau ngumpulin tugas lah Bu." Jawab Melvin dengan nada dan wajah datar.
Kayla memukul bahu Melvin perlahan. "Maaf Bu, kami di suruh menaruh buku tugas ini ke meja Mr.William Bu."
Sang guru hanya mengangguk perlahan. "Baiklah cepat taruh, dan kembali ke kelas kalian."
Kayla dan Melvin segera menaruh buku - buku tersebut dan segera keluar. Kayla tersenyum kecil pada Melvin yag juga menatapnya. Kayla mengulurkan tangannya bertujuan untuk mengajak Melvin bersalaman, namun seperti biasanya Melvin hanya menatap datar dan langsung berlalu pergi meninggalkan Kayla sendirian.
"MELVIN! MAKASIH YA BANTUANNYA!" Teriak Kayla sebelum Melvin menghilang pada belokkan menuju tangga.
T
B
C
halo semua apa kabar? maaf baru muncul lagi. gimana kali ini panjangkan? jangan jadi sider yuk tinggalin vote dan comment kalian agar aku bisa rajin untuk update cerita ini. jangan lupa share ketemen kalian yang lain ya, love you guys...

KAMU SEDANG MEMBACA
Cool BadBoy
Novela JuvenilKetika seorang Tsundere jatuh cinta pada seseorang perempuan yang memiliki beribu pesona dan rahasia di hidupnya.