Dalam dingin cuaca tangis itu,
Tiada lagi awan-awan,
Mahupun berang Maha Sinar.
Memutih segenap semesta,
Seputih kertas dengan coret-coret petir,
Halilintar yang meraung.
Sedih terus bertandang pada hati-hati sunyi,
Kerna alam masih menangis,
Tapi aku merasa girang.
Putih ini warnanya pucat,
Sakitnya tenat,
Tapi aku senangkan warnanya yang terang,
Tenang dalam bunyi-bunyi kasih yang terhenti,
Tenang dalam dingin-dingin nyali,
Tenang melihat asap menari.
YOU ARE READING
Hamba Dendam
PoetryKepingan puisi lirikal dalam Bahasa Melayu yang kurang garam tapi penuh dendam.