OPE-Penunggu kamarku

38 3 2
                                    

story by mrs.alamsyah

#####################  

Namaku selvia. Aku ingin bercerita tentang pengalamanku waktu aku kecil. Aku lupa saat itu aku berumur berapa mungkin sangat kecil. Meskipun sekarang aku telah memiliki suami aku masih mengingat jelas kejadian itu. Ini tentang HANTU PENUNGGU KAMARKU. Ssstt iya hantu.

Aku tinggal disebuah desa disalah satu kota yang terkenal dengan seribu sungainya aku yakin kalian akan mengetahui jelas kota tersebut. Singkat cerita pada malam itu untuk pertama kalinya aku mengalami sesuatu yang tidak normal diumur yang sangat kecil pula. Kamarku dan orang tuaku berbeda meskipun aku masih kecil tetapi orang tuaku menanamkan sifat mandiri dengan berpisah tempat tidur dengan mereka. Saat itu aku terbangun karena ingin pipis. Akupun pergi kedapur tepatnya teras dapur.

Info saja orang-orang didesa kami belum memiliki wc/toilet. Yang kami miliki hanya teras dapur yang dimana belakangnya terlihat pepohonan atau mungkin hutan. Jika pipis kami hanya diteras itu sedangkan jika buang air besar kami akan pergi ke sungai besar. Kembali kecerita. Saya pipis namun dengan mata yang masih mengantuk saya samar-samar melihat seseorang berdiri didekat pohon pisang yang mungkin jaraknya 3 atau 4 meter dari saya. Saya pun langsung ketakutan dan memanggil-manggil abah saya. Sambil menangis saya terus memanggil abah.

"Kenapa nak?" Tanya abah langsung mengangkat saya. Yang saya rasakan hanya ketakutan saat itu. Tahukan anak-anak. Masih polos. Saya juga tidak kenapa saat itu menangis yang saya rasaakan hanya takut.

"Abah! Ada hantu disana. Dipohon pisang" kataku sambil menunjuk pohon pisang tadi namun tidak ada orang disana. Abah hanya diam lalu membawaku masuk kerumah.

Keesokan harinya...

Aku melupakan kejadian tadi malam dan bermain bersama teman-temanku serta adikku.

Hingga hari-hari berlalu adikku tiba-tiba sakit. Wajahnya pucat dia terus menangis. Dia tidak mau bicara. Dia seperti ketakutan dan tidak mau ditinggalkan sendiri. Karena saat itu aku juga kecil aku tidak terlalu mengerti. Abah dan mama sering membawa adik berobat namun adik tidak pernah sembuh. Hingga pada akhirnya adik meninggal. Aku sangat sedih kehilangannya. Abah dan mama pun menangis terisak.

Dua hari setelah adik dikuburkan aku  tanpa sengaja mendengar abah dan paman tetangga sebelah rumahku membicarakan tentang adik.

"Iya bang. Aku juga lihat. Makhluknya besar. Sampe jari-jarinya kayak pisang mahuli" ucap paman sholeh.

Dan saat itu aku percaya saja yang diucapkan abah dan paman sholeh tentang kematian adik. Seperti itulah orang-orang desa kami. Hampir seluruh desa mempercayai adanya makhluk-makhluk yang bisa mencelakai manusia. Sampai sekarang pun dengan teknologi semakin canggih orang desa kami masih mempercayai makhluk-makhluk tersebut yang tak lain hanya setan dan jin.

Malam harinya...

Aku. Abah. Mama. Serta paman satria(adik dari abah) makan malam bersama setelah makan malam kami duduk menonton tv diruang tamu.

"Vi tadi siang aku lihat orang dikamarmu. Janggutnya panjang" celutuk paman satria padaku.

"Bohong" ucapku cuek. Paman satria memang suka bercanda dan menjahiliku. Dan aku yakin dia hanya berbohong.

"Ya terserah. Paman mah gak tau kalo dia nanti ikut tidur diranjang kamu" ucap paman satria lagi. Namun aku hanya cuek aku fokus pada film ditelevisi.

Ketika mataku sudah mengantuk. Aku pun pergi kekamar sebelum itu paman satria masih menggodai aku dia bilang. Hati-hati ya vi. Dengan wajah jeleknya.  Setelah tiba dikamar aku langsung merebahkan tubuhku kekasur. Namun sebuah suara sangat mengganggu pendengaranku. Suara itu tidak berhenti hingga aku memutuskan untuk melihat. Aku membalik tubuhku menghadap meja belajarku dan saat itulah aku melihat sesuatu yang sangat mengerikan yang mampu membuatku sakit selama seminggu dan tidak mau lagi tidur dikamar itu.

Penasaran dengan apa yang aku lihat. Hingga sekarang gambaran itu masih utuh diingatanku. Di kursi belajarku seseorang duduk dengan tubuh kurus serta mata yang melotot tepat menghadap aku. Janggutnya sangat panjang hingga menyentuh lantai dan kepalanya botak. Kepalanya bergerak kekiri dan kekanan seperti orang berdzikir diiringi suara seperti tulang -tulang patah.











Catatan:
Nama tokoh asli disamarkan. Dia teman baik saya sampai sekarang.

Info lagi ini cerita nyata. Saya aja sampai merinding dengar dia cerita. Dan nulis ini pun sumpah saya was-was gitu kalo ditemuin sama si kakek.

 OUR PARANORMAL EXPERIENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang