Author POV
Brukk
"Pu-putri." teriak lelaki tersebut, sambil berlari ke arah sumber suara.
"ke-kenapa bu? Kok rame." kata lelaki tersebut, sambil melihat segerombolan orang. Karna, pasalnya ia kehilangan jejak alda.
"itu mas, ada yang jatuh. Terus kepalanya kebentur tiang penyangga."
Setelah mendengar pernyataan dari wanita senja itu. Ia langsung berlari, dan menerobos segerombolan orang tersebut. Yang hampir membentuk sebuah lingkaran.
Sungguh, ini yang ia Takut kan sedari tadi...
" pu - putri. " katanya, sambil meraih kepala alda yang penuh darah, dan ia letakan. Ke pangkuannya.
"cepatan! Panggil ambulans. Jangan diam aja!" teriaknya, sambil menatapi satu persatu orang yang berada didekatnya.
"i-iya, sudah saya telfon. Lagi dijalan." tidak lama dari perkataan pria tersebut, datang lah sebuah ambulans yang memperdengarkan bunyi khas nya.
"maaf anda siapa?" tanya salah satu petugas ambulans, setelah berhasil memasukan alda kedalam mobil ambulans tersebut.
"sa-saya temannya. Tolong izinkan saya untuk menemaninya."
Setelah mendapatkan izin. Lelaki tersebut langsung menaiki mobil ambulans tersebut, dan duduk tepat disebelah kanan alda. Yang sedang terbaring tak sadarkan diri.
Tanpa ia sadar, iya menaut jari-jari tangan. sebelah kanan alda. Dan memegangnya erat. Seolah bahwa ia tak mau kehilangan, sosok yang saat ini sedang ia genggam.
***
"gi-gimana dok?" tanya lelaki tersebut, setelah melihat dokter keluar dari ruang UGD.
"anda siapanya pasien?" tanya dokter tersebut.
"saya temannya dok." jawab lelaki tersebut dengan lantang.
"baiklah, pasien akan dipindahkan keruang rawat inap. Lantai 2, nomor 217. Untuk mengenai keadaannya, silakan ikut saya. Mari kita bicarakan didalam ruangan saya." jelas dokter tersebut, sambil berlalu keruangannya. Yang di ekori oleh lelaki tersebut.
"gimana dok?" tanya nya. setelah sampai diruangan dokter tersebut.
"silakan duduk dulu tuan."
Dokter tersebut melanjutkan perkataannya, setelah melihat lelaki yang ada ada dihadapannya. Telah duduk.
"emm, jadi. Teman anda mengalami benturan yang cukup keras, pada kepalanya. Yang mengakibatkan dirinya, amnesia. amnesia tersebut, hanyalah sementara. Namun, kita tidak tahu kapan amnesia tersebut akan sembuh. Ia akan mengingat keluarganya, hanya orang terdekatnya."
"lalu, apakah dia akan mengingat saya?" tanya lelaki tersebut.
"Kemungkinan besar ia tidak akan mengingat anda. Karna ia hanya mengingat orang terdekatnya saja. Jika anda orang terdekat, mungkin dia bisa mengingatnya." tambah dokter tersebut.
"lalu, jika peristiwa yang ti-tidak mengenakan. Atau bisa dibilang peristiwa 'trauma' apakah dia akan mengingatnya?"
"saya rasa, tidak. karna amnesia merupakan lupa ingatan. Jika ingatan tersebut cukup mengenakan, mungkin ia akan cepat mengingatnya walau sulit. Tapi kalau peristiwa trauma. Mungkin akan lama pulihnya. Karna, itu merupakan hal yang tidak ingin ia ingat. Apakah masih ada pertanyaan?"
"oh, ti-tidak dok. Terimakasih." katanya, dan beralih pergi meninggalkan ruangan dokter tersebut.
Sungguh, lelaki tersebut. Sangat merasa beruntung. Karna, wanita yang ia lecehkan. Mengalami lupa ingatan, sehingga ia tak ingat apa yang ia alami sebelumnya.
Katakan saja dirinya jahat. Mencari kesempatan dalam kesempitan. Atau sebagainya. Karna, kali ini dewi fortuna. Sedang berada dipihaknya.
Sebelum ia pergi, ia memutuskan untuk melihat wanita tersebut. Ia datang keruangan, yang sesuai dengan dokter tersebut katakan.
Ceklek
Ia melihat seorang wanita yang telah ia renggut harga dirinya. Yang sedang terbaring dengan selang infus. yang berada dilengan kanannya.
Wanita tersebut, Terbaring tak berdaya. tidak hanya fisik nya yang sedang menderita melainkan batin nya pula.
Sungguh dirinya merupakan pria ter-brengsek di dunia. Ia mengambil hak tersebut, yang seharusnya wanita tersebut kasih. Kepada suaminya kelak.
Ia duduk disamping alda, yang sedang terbaring lemah. Ia melihat seragam tersebut. Yang menjelaskan bahwa alda, merupakan anak SMA. Dan dari golongan atas, seperti dirinya.
Ceklek
Pintu terbuka, dan memperlihatkan seorang suster masuk. Dengan membawa papan catatan bersama pulpen.
"maaf mas, mas ini siapa nya ya? Ini harus isi biodata terlebih dahulu. Karna, mas yang telah membawanya kesini."
"aduh nanti kalau ketauan sama keluarganya gimana." batin lelaki tersebut.
"hemm, saya bukan siapa-siapa nya sus. Saya hanya orang yang kebetulan lewat, saat ia terjatuh. Atau mengalami kecelakaan tersebut. Dan, untuk biaya rumah sakitnya tadi sudah saya bayar. Cuman, saya hanya bilang sebagai temannya sus."
"ohh, baiklah. Tapi kalau misalkan keluarga korban, menanyai keberadaan anda. Yang telah membawanya kesini. Bagaimana?"
"Hem, kalau itu. Bilang saja. Bahwa, Saya salah satu warga yang telah menolong korban. Saya tidak mau kasih nama disini. Maaf sus." jelasnya, dan izin keluar dari ruangan tersebut.
***
"hallo?"
"maaf, apakah ini benar saya sedang berbicara, dengan orang tua dari putri aldasyah almahera?" suara perempuan, disebrang sana.
"iya betul, saya sedari. Bapak dari putri aldasyah almahera. Ada apa ya? Dengan anak saya."
"maaf, pak. Anak bapak mengalami kecelakaan kecil. Saya dari rumah sakit pelita mengabari."
"oh, baik. Terima kasih."
Tutt - bunyi telfon yang dimatikan. -
Tuhan, ada apakah ini? Saya tidak mau kehilangan lagi, wanita yang sangat berharga dihidup saya. Cukup, dengan 5 hari yang lalu. Engkau telah, menjemput istri tercinta. Jangan, untuk putri ku! Tolong jagalah dia. Jangan sekarang! Aku tidak kuat. untuk mengalami peristiwa menyedihkan, yang kedua kalinya di umurku yang berusia 45 tahun ini.
Curahan batin faro - papah alda -***
NEXT.
Tangerang, 12-juli-2019.
18:29 WIB.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDA'S LIFE
Romance~ Hai kamu! yang lagi baca cerita ini, jika memang berkenan silakan follow akun ini ya ~ TENGOK CERITAKU YANG PERTAMA YUK! 👉 What?! 17th MARRIAGE!!! (SEMENTARA INI SEDANG DIUNPUBLISH + TAHAP REVISI) 👈 LIHAT DI PROVIL KU OKAY! DON'T COPY MY STORY...