#3

1.4K 40 2
                                    

Author POV

"emm, gimana pah? Kak alda udah inget sama papah?" tanya aldi - adik alda -

"Hem, belum. Udah dua hari ini semenjak kecelakaan tersebut. ia lupa sama papah. Apa salah papah, sampai papah dikasih cobaan dalam waktu berdekatan..." lirih faro.

"pahh... Stop! Jangan merutuki hidup seperti ini, seperti itu. Ini berarti allah sayang pah sama kita. Papah harus kuat. Apa papah nggak sayang sama aldi? Sampai papah menyerah seperti ini."

"ma-maaf. Maafin papah sayang, baiklah. Papah akan berangkat kekantor. Tolong jaga kakak mu ya. Assalamualaikum." kata sang papah, dan beralih keluar dari ruang rawat VVIP alda tersebut.

"waalaikumsalam, pah. Hati-hati." jawab aldi.

"Kak, gua sayang sama lu. Walau kita selalu berantam, walau gua sering dicubit sama lu, dijambak. Gapapa kak. Gua ikhlas. Please kak, come back!" kata aldi, sambil duduk ditempat, yang semula diduduki oleh sang papah. Tepat disamping sang kakak.

Aduhh  - ringis aldi ketika mendapatkan jambakan dari sang kakak. -

"ck! Katanya gapapa gua jambak, gua cubit. Yang penting gua come back." celetuk alda.

"k-kak lu?? Lu i-ingat gua?"

"yaiyalah ingat! musuh bebuyutan gua. Nama lu sama kan kayak nama gua, cuman beda dikit aja. PUTRA ALDISYAH ALMAHERO. sedangkan gua, PUTRI ALDASYAH ALMAHERA. santay, santay! Gua udah come back." jelas alda.

"ya allah, alhamdulillah ya allah. Lu ingat sama papah? Mamah? Teman-teman lu?"

"hemm." kata alda, sambil mengingat-ngingat.

"i-ingat!" lanjutnya.

"siapa?" tantang aldi.

"papah gua terganteng, MANFARO ALMAHERO. mamah ku tercinta, ANNISA AGRAINI."

"lo Ingat kalau mamah... Ud--"

"ingat beb, udah santay ingatan gua udah pulih. Pokoknya gua mengalami lupa ingatan karna terjatuh, dan itu tepat dihari ke-5 mama meninggal." yakin alda.

"alhamdulillah deh, lu ingat penyebab lu jatuh?"

"hemm, pokoknya gua saat itu... Pengen... keapartemen aben... Terus... yaa... Pokoknya gua gk jadi... Gak tau kenapa gua ga jadi ke apart aben. Nah pas mau pulang, gua kesandung batu. Terus kepala gua kebentur deh." jelas alda, sambil berusaha mengingat-ngingat.

"yakin?"

"yap! Itu sii, udahlah santay."

Sebenarnya aldi masih ingin bertanya banyak hal, kepada sang kakak.
kenapa sang kakak memiliki banyak bekas tanda biru kemerahan, disepanjang lehernya. apa penyebab sang kakak tidak jadi ke apartemen aben. Dan berakhir seceroboh itu, yang mengakibatkan dirinya lupa ingatan. Ia ingin bertanya semuanya.

Namun, ia urungkan niatnya. Karna kata dokter, tidak baik untuk memaksakan seseorang yang amnesia. Untuk mengingat suatu kejadian.

"woy! Malah bingung. Nggak seneng apa gua come back?" kata alda, memecah keheningan.

"ya seneng si. Cuman, lebih seneng lagi. Kalau blackpink come back ke Indonesia!" balas aldi.

"yehh konyol lu, kayak jelly."

"garing!" katanya, sambil menatap datar wajah sang kakak.

"dih, masih bocah kok nyolot!"

"Udah ah, capek gua ngomong sama lu. Kayak ngomong sama kebo. Gak kelar-kelar." katanya sambil beralih bangun dan meninggalkan sang kakak.

"eh eh, gua sendirian?"

"iye. gua ada janji sama teman, sekaligus gua mau kasih kabar kepapah." katanya sambil, membuka pintu.

"yhaaa." melas alda.

"gosah alay, cabat-cabat lu lagi otw kesini." katanya sambil menutup pintu.

"okay!" teriak alda.

Tok tok tok

"masuk." jawab alda.

"omegottt, sahabat gua. Are you okay? Babe. I miss you!" teriak aben, tidak tau tempat.

Tukk

"aduh. Handphone lu jahat." kata aben, sambil mengelus kepalanya. Yang mendapat jitakan dari handphone sang teman.

"makanya, tuh congor dikondisikan." balas nya, tak mau kalah.

"tataaa, saudara kembar lu jahat." rengek aben, yang tidak ditanggapi.

"HAHA. sukur!" ledek tifa.

"EKHEM!" dehem alda.

"upst, sorry." jawab mereka serempak.

"maaf kalian siapa ya?" kata alda. berpura-pura, Lupa ingatan.

Tukk

"aduh, kebiasaan deh tii. Salah dikit langsung dijitak sama tuh Hp." rengek alda.

"tauu." timpal aben.

"berisik!" katanya sambil melirik aben, dan kembali menatap alda. "lagian sapa suruh, belaga lupa. Gua tau, kalau lu udah ingat kembali kan." lanjut tifa.

"loh loh. Jangan-jangan kalian udah tau semuanya?" kata alda, sambil menatap satu persatu wajah yang ada dihadapannya.

"iye." kata aben.

"Hem." kata tata.

"loh, kalian tau dari mana?"  tanya alda.

"dari musuh bebuyutan lu. Tadi ketemu di lift, pas kita mau keluar. Dia mau masuk. Trs dia bilang kalau lu udah come back gitu deh." jelas tifa.

"ohh." balas alda.

"lu ingat kita, beneran?" tanya aben, yang dibalas anggukan oleh alda.

"coba, desc kita." tantang aben.

"RABENATA SMITH. Dipanggil aben, teman terr bacot, terr gila, gak punya urat malu, punya mantan segudang, manis, unyu-unyu pake banget tapi boong." kata alda, yang berakhir tertawa.

"jahat lu! Gua udah terbang, dibilang unyu-unyu. Eh, malah dijatuhin. Sakit woy sakit!" dramatis aben.

"berisik! Lanjut al" ketus tifa.

"okee! ANATIFA ABREMA. dipanggil titi. Kembaran sekaligus adik. dari ANATAFA ABREMA. yang kerap dipanggil tata. kalian hanya beda 5 menit, yang pertama lahir adalah tata, dan kemudian titi." jelas alda.

"masa gitu doang si desc nya. Lagi dong." pinta tifa.

"dih. Yang penting gua udah ingat kalian!" tolak alda.

"kan gua masih penasaran, lu beneran ingat gua apa ga?"

"titi. dia itu alay, lebay, sebelas-Dua belas sama aben, suka mukul kepala orang pake Iphone nya. Sedangkan, kembarannnya. Si tata. dia itu pendiam, ngomong panjang kalau lagi perlu, dingin, nggak kasar kayak adiknya." lanjut alda.

"nah gitu dong makasih beb. btw jangan panggil gua titi, Napaaaa ntar kalau kelebihan T. Gimana?"

***

NEXT.

Tangerang, 16-juli-2019.

20:47 WIB.

ALDA'S LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang