tres

21 6 0
                                    

Pagi ini, aku tidak ada kelas. Jadi aku pergi ke rumah Yessabel. Rumahnya tidak terlalu jauh, hanya berjarak kurang lebih 800 meter dari rumahku.

Setibanya aku di rumah Yessabel aku sedikit tercengang.

Rumah yang berada di kawasan elit ini cukup besar, pagarnya dari besi dengan tinggi sekitar 2,8 meter.

Untung saja tubuhku cukup tinggi untuk membunyikan bel yang berada di atas kepalaku.

Setelah 3 detik aku membunyikan bel, dua cctv yang terpasang di pojok gerbang menoleh ke tempatku berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah 3 detik aku membunyikan bel, dua cctv yang terpasang di pojok gerbang menoleh ke tempatku berdiri.

Tak lama setelah itu gerbang pun terbuka. Hal yang kulihat pertama kali adalah deretan mobil mewah yang berjajar rapi di garasi.

Saat pintu utama terbuka keluarlah  Yessabel mengenakan kaos berlengan panjang warna putih. Ia lalu mempersilakan aku masuk ke rumah mewahnya.

 Ia lalu mempersilakan aku masuk ke rumah mewahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.


Sudah pukul 12 siang ternyata. Itu tandanya sudah 4 jam aku berada di rumah Yessabel.

Jika hidupku berkecukupan seperti halnya Yessabel dan 3 orang temannya, mungkin aku akan menghabiskan waktu seharian untuk membicarakan hal-hal yang sejatinya tidak penting.

Namun apa mau dikata aku ini Itzel, anak dari seorang pengasuh di panti asuhan. Aku bukan Yessabel anak dari pemilik perusahaan ternama di negara ini.

Ok, kembali ke cerita. Tadi sudah diputuskan bersama kelompokku bahwa kami akan membuat sushi, namun nasinya akan diganti dengan roti tawar, kemudian isiannya menggunakan omelette dan sosis.

Hanya itu, sesederhana itu kawan, karena kita juga tidak ingin membuat masakan yang terlalu ribet.




Sretttt...









Tiba-tiba saja tubuhku ditarik paksa oleh tangan seseorang.

Jantungku berpacu karena terkejut dengan tarikan yang sangat kuat itu.

Baru saja aku menetralkan deru napas ku, orang yang menarikku tadi berucap "lain kali kalau mau mati jangan didepan mataku" katanya.

Tunggu.....  mati..? Saat aku mendongakkan kepala, aku baru tau jika orang ini siapa ya.. aku lupa.. ah iya! Dia murid baru itu, Alardo.

The Blue Wings {Stray Kids}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang