"Oh kasur aku merindukanmu" ucap Zeia dari depan pintu kamar yang di dalamnya penuh dekorasi minimalis ala Zeia deengan dinding bernuansa hitam putih. Zeia memanglah seseorang yang senang berkarya dan menggambar sejak kecil, jadi tidak aneh jika dia memiliki skil yang lumayan.
"Akhirnya aku menjumpaimu zheyang, jujur saja aku sangat merindukanmu" ucapnya sambil tengkurep di kasur.
Tiba tiba ada yang terlintas di kepalanya,
"Nanti sore aku jemput, kita jalan"
"Ngak ngak, tu bocah palingan cuma bercanda!! Aku sudah terlalu lelah hari ini, nasip hari ini tidak akan seburuk itu!!" ucap Zeia sambil memaksakan senyum untuk menenangkan diri.
"Tok, tok, tok... Kak, Kaak Zei, nikah yuk!!" teriak seseorang yang berasal dari balik pintu kamarnya.
"Tenang Zei, tenang, itu cuma halusinasi doang kok!!" ucapnya sambil tersenyum terpaksa untuk kedua kalinya.
"Kaak, hollow!! Kak Zei?? Keluar dong!!" suara itu kembali memenuhi gendang telinga dan otak Zeia.
"Oh no, Zei!! Fiks otakmu sekarang sedang tidak sehat, rilex rilex!! Ucap Zeia sambil menarik nafas dalam dalam dalam, dan menghembuskannaya.
"Kak, kita jadi jalan kan? Atau kakak mau langsung ke KUA aja!!"
Setelah beberapa menit Zeia merenung mengumpulkan akal sehatnya, ia menyimpulkan dengan penuh kekecewaan bahwa ini bukanlah halusinasi, tetapi sebuah takdir buruk untuk melengkapi hari sial ini.
"Kaa.." ucap Fatur terhenti saat pintu di buka oleh Zeia, yang menampakkan wajah Zeia yang masih memakai baju seragam sekolah, wajah ditekuk, mata sipit sayu yang memelas, serta keadaan rambut yang lumayqn kusut.
"Buaahaahahaha" tawa Fatur, yang menggema, sambil memegangi perutnya yang terkena efek dari tawanya.
"Kenapa lu?" ucap Zeia dengan tatapan sinis.
"Lucu amat tu muka!! Buaahahha" uangkap Fatur sebelum melanjutkan tawanya.
Zeia hanya menatap sinis ke Fatur, yang menyebabkan suasana krik krik.
"Heee" sengir Fatur yang mengakhiri tawanya yang terkesan gaje, saat menyadari tidak ada respon dari Zeia.
"Kuy jalan!!" ajak Fatur.
Zeia kembali menatap aneh.
Fatur ikut bingung dengan mengangkat satu alisnya
Zeia memutar bola matanya.
"Ucu banget sih!! Ucap Fatur ambil menarik pipi gembul Zeia dengan sadis.
"SAKIT WOY!!, plak" teriak Zeia lalu menampar tangan Fatur dengan tenaga ekstranya.
"Njir, lumayan berasa juga!!" Ucap Fatur lalu mengelus tangannya, dan di sisi lain Zeia juga mengelus pipinya.
***
Dengan wajah di tekuk, akhirnya kini Zeia telah berpakaian rapi di samping Fatur yang senyum sumringah tanda kemenangan.
Jangan di tanya apa yang barusan terjadi!! Karena jawabannya adalah taktik Fatur tidak akan pernah salah.
"Bun Fatur pambit ya, terima kasih bubun cantik" ucap Fatur sambil cipika cikpiki dengan rasti, lalu di ikuti Zeia.
"Sama-sama sayang, jagain kakak kamu baik-baik ya!!"
"Gak mau kakak bun!!"
Rasti merespon dengan kening berkerut.
"Hhhh, gak ada bun, lupakan!! Assalammualaikum!!"
"Waalaikumsalam"
Fatur menggengam tangan Zeia yang sekarang sedang memasang wajah cemberutnya.
"Gak usah pegang pegang napa?" seru Zeia
"Kak!!" seru bunda dari belakang.
"Iya bun maaf!!" ucap Zeia sambil menundukan kepala, lalu pasrah tangannya di gengam. Sedang di sisi lain Fatur terkekeh dengan penuh kemenangan.
"Kak, lu marah ya?"
...
"Yaudah kalo gak mau ngomong, nanti aku adu ke bunda!!" ucap Fatur sambil memutar mutar handponenya.
"Ih, dasar bocah aduan"
"Bodoh amat, yang penting we menang"
Zeia hanya menatap sinis,
"Gak usah sinis gitu deh kak!! Mata lu cipit, jdi kalo sinis tambah cipit, kesannya kek orang merem... Buaahahahaha"
Zeia menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskanya sambil mengelus dadanya, menahan emosinya.
"Ngapain lu kak? Aus ya? We beliin aer mau gak?"
"Tau ah" keluh Zeia sambil berjalan cepat meninggalkan Fatur, tetapi hal itu tidak terlalu menyulitkan Fatur untuk mengimbangi langkah Zeia, karena mengingat kaki Fatur lebih panjang di banding Zeia.
***
"Assalammualaikum vroh"
"Waalaikumsalam cantik!!" ucap Revan Fachri, dan Zidan bersamaan.
"Aelah koceng, yg ngucap salam tu guve bukan dia!! Keluh Fatur dengan senyum sinis.
Semuanya menatap Zeia mengagumi.
"We Revan"
"Aku Zidan"
"We Fachri"
"Zeia"
"Udah kenalannya?"
"Sensi bat lu bro, takut bat keknya si baby kepincut sama we!! Emang sih, we itu gantengnya kelewatan, tapi we gak segitunya sampe rebut punya lu" ucap Revan.
"Peltak, peltak peltak" suara jitakan yang di dapat Revan akibat kata- katanya.
"Jitak ae troz pala we, we ikhlas kok!!" ucap Revan dengan wajah pasrah
"Oy ya vroh, nyuri di SMP mana lu ni dedek emes?? We juga pingen neh!!" seru Fachri dengan pandagan menggoda ke arah Fatur. Yang seketika membuat mata Zeia membualat sempurna.
"Buahahhahaha" tawa Fatur pecah yang mendapat respon kening berkerut dari ketiga sahabatnya.
"Ginjal lu sehat vroh?" tanya Fachri mewakili perasaan penasarannya berserta dua sahabtanya.
"Dia SMA vroh, mukanya aja yang kek bocah!!" Fatur angkat bicara
"Walaupun otak we dodol, tapi kalo masalah ini, lo gagal boongin guve Vroh!!" ungkap Zidan tersenyum bangga
"Buahahhahha..kalo kalian gak percaya sok tanya sama orangnya!!" seru Fatur setelah tetawa terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya. Karena melihat ekspresi Zea.
"Jadi?" tanya Zidan ke Zeia.
"Bentar.. Nih!!" ucap Zeia yang berusaha mencari sesuatu di dalam tasnya, lalu menunjukankan sebuah benda tipis persegi panjang, yang sering di sebut dengan kartu pelajar pada Zidan, tetapi tidak jadi karena duluan di rampas oleh Fachri.
"Heee..maaf kak!!" ucap Fachri, Zidan dan Revan sambil tersengir malu.
***
Skip dulu guys, jangan lupa next chapter bersera vote dan komenya.
Untuk panggilan yang terkadang pakai aku-kamu atau gue-lo itu emamg di sengaja karena mengikuti mood tokoh, jika ada yg tidak setuju boleh kasih kritik dan saran!!

KAMU SEDANG MEMBACA
FATZE ZONE
Ficțiune adolescențiZeia: Kata orang Fatur itu perfect!!. Kalo kata aku sih, Fatur itu virus kehidupan!!. Yang harus di musnahkan dari muka bumi ini. Fatur: Makasih kakak, jadi tambah sayang deh. Zeia: serah lu dah, bocah. Fatur: aku juga kangen kakak, Zeia: Astaghfi...