Wattpad Original
Ada 4 bab gratis lagi

SITN | 1

39.3K 1K 30
                                    

"The best way to find out if you can trust somebody is to trust them."

—Ernest Hemingway

. . .

Pada usia 13 tahun, aku menemukan Jane—kakakku—di kamarnya dengan mulut berbusa, sementara di sampingnya tergeletak beberapa pil tidur. Aku memanggil kedua orang tuaku, Mom panik mengguncang-guncang tubuh Jane berharap gadis itu bangun, sedangkan Dad buru-buru menghubungi petugas medis agar bisa segera menyelamatkan nyawa putrinya yang sedang sekarat. Selang beberapa menit setelah ambulans membawanya pergi, nadinya tak lagi terdeteksi. Jane meninggal di perjalanan menuju rumah sakit.

Pada usia 15 tahun, krisis ekonomi menjerat kami. Dad keluar dari pekerjaannya karena melakukan tindakan kriminal hingga mengharuskan dirinya mendekam di penjara, dan menyebabkan kami—aku dan Mom—mendapat begitu banyak ujaran kebencian dari para tetangga. Mom tak tahan sampai akhirnya dia mengajakku pindah ke Queens, NY. Sementara beberapa bulan di dalam buih, Dad terjebak pada pusaran depresi yang membuatnya terus menerus menyalahkan diri sendiri, kemudian melakukan tindakan bodoh dengan bunuh diri.

Pada usia 18 tahun, ketika hendak menghadiri acara kelulusanku di SMA, Mom tewas dalam kecelakaan lalu lintas.

Seringkali aku berpikir apa yang membuatku bertahan sampai sejauh ini. Aku sudah tidak punya siapa-siapa. Keluargaku telah pergi sebelum aku benar-benar memahami apa arti hidupku. Tak ada sanak saudara yang bisa kumintai bantuan saat sedang susah—aku punya seorang paman, adik Mom, yang terlihat sedikit dekat dengan keluarga kami, tetapi sejak Dad dipenjara, dia tak pernah lagi mengunjungi kami sampai aku dan Mom meninggalkan New Jersey—dan tak seorang pun teman yang bisa kuandalkan ketika situasi berubah menjadi kacau, dalam kasusku memiliki teman dekat malah menambah masalah.

Aku sadar hidup ini tidak seperti apa yang kau lihat dalam drama televisi, maksudku yeah ... kau mungkin mengenal banyak orang di kampus, tapi tidak semua orang yang menyapa atau kau sapa setiap hari, atau bahkan pergi ke pesta bareng denganmu dan bersenang-senang di kelab malam, merupakan temanmu. Terutama saat mereka menyadari bahwa kau tidak memberikan keuntungan apa pun bagi mereka. Lagi pula, siapa sih yang mau direpotkan terus-menerus? Memangnya kita hidup hanya untuk menjadi sukarelawan yang lainnya?

Kalau dipikir-pikir, aku memang tidak berguna, tidak punya respek terhadap apa pun; masa depan, masa lalu, atau bahkan masa sekarang. Hidupku mengalir sebagaimana aku bernapas, mencari uang-menghabiskannya, mengonsumsi sesuatu-membuangnya kemudian, tidur-bangun, menonton acara komedi sialan dan menyumpahi semua orang. Tetapi mau bagaimana lagi, hidupku belum selesai dan aku tidak berniat sedikit pun untuk menyelesaikannya. Jangan salah paham, bukannya aku memercayai sesuatu yang bersifat spiritual, melainkan karena aku tidak percaya terbaring kaku di peti mati akan lebih baik dibanding berjalan kaki dari rumah menuju Bar&Grill milik Dean.

Meskipun begitu, tak jarang aku merasa depresi jika memikirkan segala cobaan yang terus berdatangan; seakan-akan setiap hal yang kulakukan merupakan kesalahan, seakan-akan masalah itu adalah bagian dari diriku. Hingga sebulan lalu—tepat ketika usiaku menginjak angka 23—aku mulai bertindak nekat dengan meminta Grey, seorang kenalan di Bar, untuk memberiku narkoba. Namun belum sempat menggunakannya, aku sudah ditangkap duluan di perjalanan menuju rumah saat beberapa petugas polisi berpatroli nyaris tengah malam.

Seharusnya aku dipenjara sampai satu tahun atas kepemilikan obat-obatan ilegal tersebut, tetapi karena aku belum mengonsumsinya sama sekali dan tidak pernah memasukan narkoba ke dalam darahku, dan karena aku tidak mempunyai catatan kriminal apa pun, jadi mereka hanya menahanku satu bulan. Akan tetapi, jika aku ketahuan melanggar hukum lagi, aku harus menyewa pengacara dan membayar denda. Yaampun! Kubilang pada mereka kalau aku akan melanggar lagi, jadi lebih baik mereka menahanku agak lama sampai aku berubah pikiran. Namun mereka memaksaku keluar dari sel tahanan dan mengatakan dengan sengit,

Strangers In the NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang