Matahari Senja

9 1 0
                                    

Kau si matahari senja, muncul bak sinar pencerca pekat. Melempar senyum bak sakura gugur di musimnya, indah. Aku berfikir bisakah aku kau lihat disini, dengan keberadaan ini, melihat suatu keadaan yang kurasa tak mungkin. Melihat kau dengan dia yang bahagia dan selalu termanja. Mungkin, hati mu akan berkata "hahaha pergilah kau tak berguna". Untuk kali ini fikiran dan hati berjalan selaras dengan pikiran yang begitu lancar. Akupun percaya semua hal itu, bahkan sempat terjadi waktu dimana menyerah sebelum kau mengetahuinya.
Namun, kau begitu berbeda dari mereka sebelumnya. Sampai halnya serasa sangat dekat. Dimana hal itu muncul kembali dan membuat kepercayaan itu ada lagi. Aku bahkan tak mengetahui hal selain kau kali ini dekat dengan ku. Sampai tanganku mulai menari dengan pena yang terselip melukiskan wajah mu di kanvas. Berharap kau akan menerima lukisan ini dengan di iringi hati yang mengikuti.
Namun untuk yang kesekian kali, lukisan dimana hanya tahap pertama untuk tak mengenal lagi dan tanda menjauh. Kau pun sudah memilih dia bukan aku. Si fikir yang hanya berkata "hehehe gimana? Masih kah kau tidak percaya padaku?". Rasa yang sering terjadi kembali menghantui. Menjauhi? Bukan alasan lagi. "Tersenyumlah".

Yang Tak TergapaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang