Jimin menatap kosong kamera di depannya. Ia berada di dalam kamarnya saat ini, lelah menangis.
Kenyataan yang diutarakan Jungkook sore tadi benar-benar memukulnya telak.
Flashback
"Taehyung hyung sudah bahagia dirumah Tuhan."
Jimin terpaku. Namun detik berikutnya tertawa.
"Kau sedang mengerjaiku ya? Atau Taehyung juga disini? Dia sedang menertawaiku kan?"
Jimin berdiri lalu mengedarkan pandangan keseluruh sudut ruangan.
"Ya! Kim Taehyung! Keluar kau! Gurauanmu sama sekali tidak lucu!"
"Taehyung hyung tidak disini. Tidak ada yang mengerjaimu hyung, ini kenyataannya."
Jimin jatuh terduduk. Setetes air mata jatuh dari matanya.
"Tidak mungkin! Bagaimana bisa? Dia baik-baik saja sebelumnya. Tidak mungkin! Kau pasti bohong!"
Jungkook tak menjawab. Ia hanya menunduk menahan air mata yang siap tumpah.
"Katakan Jeon Jungkook! Kau bohong kan?"
Jungkook menggeleng kuat.
"Aku juga berharap ini kebohongan hyung, tapi ini kenyataannya. Taehyung hyung sudah pergi."
"Tidak! Dia baik-baik saja sebelumnya--"
"Dia tidak pernah baik-baik saja hyung!"
Jimin terdiam tak mengerti maksud perkataan Jungkook.
"Taehyung hyung mengidap kanker paru-paru sejak kecil, kami bersyukur karena dia mampu bertahan sampai sekarang."
Jungkook menjeda ucapannya. Ia menghapus air matanya yang mengalir lalu mengambil nafas dan melanjutkan ceritanya.
"Tiga hari yang lalu setelah kau pulang, Taehyung hyung tiba-tiba pingsan. Syukurlah saat itu samchon dan imo datang. Kami segera membawa Taehyung hyung ke Jerman berharap masih bisa menyelamatkannya. Sayangnya takdir berkata lain, Taehyung hyung sudah terlalu lelah untuk bertahan."
Jimin tidak mampu lagi menahan isakannya. Berulang kali ia menghapus air mata yang mengalir dari matanya namun percuma, air mata itu terus mengalir tanpa henti.
Jungkook beranjak mengambil sesuatu dalam tasnya lalu menyerahkannya pada Jimin.
"Dia menitipkan ini untukmu."
Jimin menerima kamera yang disodorkan Jungkook.
"Dia sempat sadar untuk merekam itu sebelum akhirnya...."
Jungkook tak melanjutkan kalimatnya. Ia membekap mulutnya sendiri menahan isakan.
"Hiks, a-aku pulang. Hiks.. kau boleh me menonton itu disini atau hiks dirumah."
Jungkook berlalu meninggalkan Jimin. Ia tak sanggup kalau harus menemani Jimin menonton video rekaman itu.
Jimin membuka kamera dari Jungkook lalu memutar satu-satunya video dalam kamera itu.
Jimin semakin ingin menangis ketika mendapati wajah Taehyung yang pucat memakai seragam pasien rumah sakit duduk diatas ranjang dengan segala macam alat menempel ditubuhnya.
"Annyeong Jiminie! Kau merindukanku kan? Sudah pasti! Tidak mungkin Park Jimin tidak merindukan Kim Taehyung, benar kan?"
Jimin ikut terkekeh ketika Taehyung dalam video itu tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Title ✔️
FanfictionPark Jimin merasa ia adalah tokoh utama dalam dongengnya yang tak berjudul Tak ada yang spesial dan tak ada yang menarik Lurus tak berliku dan hambar tanpa rasa Hingga ia bertemu Kim Taehyung yang berhasil membuat kisahnya menjadi spesial __________...