3. Bertemu kembali

37 0 0
                                    

Seperti biasa, jika ada waktu luang Caca menyempatkan diri untuk berkunjung ke tempat kerja Mario.

Mario merupakan keluarga Permadani Group. Perusahaan komplek properti besar di ibu kota. Pendiri asli perusahaan tersebut merupakan kakek Mario dan setelah kakek nya meninggal, kekuasaan di alihkan ke tangan Pak Pradhana sebagai anak tertua yang tak lain adalah Ayah Elita.

Akhir akhir ini Caca kesulitan berkonsentrasi. Banyak hal yang kerap menganggu pikirannya. Mulai dari urusan pekerjaan, karena ia harus menyelesaikan banyak rancangan design di butiknya, di tambah kejadian tempo hari yang mempertemukannya lagi dengan Alvi, sang cinta pertamanya.

"Selamat siang Bu Marsya, ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang receptionis bangkit dari duduknya dan menyapa kekasih dari atasannya itu.

"Saya mau ketemu Mario,tolong bilang saya nunggu di depan" Jawab Caca.

"Baik, Bu" Ujar reception itu pergi menuju ruangan mario.

Caca kemudian duduk di tempat biasa ia menunggu. Entah angin dari mana ia mengambil handpone dari slinbagnya dan membuka aplikasi instagramnya lalu mengetikan sesuatu di papan pencarian, "Elita Farisa Pradhana"
Tanpa komando jarinya menyentuh tombol follow.

"Cih, ngapain si Ca, bego bego bego" umpatnya kepada diri sendiri.

"Ntar ketauan lagi kalo gue stalking, tapi.. kalo gue unfollow tetep ada notif" ia semakin resah. Daripada menyesali perbuatannya yang telanjur terjadi, ia lebih memilih untuk melanjutkan aksinya untuk menstalking.

Caca semakin yakin bahwa Elita itu bukanlah perempuan biasa. Dari postingannya dapat dilihat bahwa Elita adalah perempuan aktif yang hobby traveling. Ada poto bersama ayahnya sedang di belgia, terpampang juga disana Elita dan beberapa rekan kerjanya mengahadiri acara penting di Jerman, dan banyak poto lainnya yang memperlihatkan spot indah di berbagai negara. Ia juga sempat melihat poto masa kecil Elita bersama Mario, Caca menyunggingkan senyumnya lebar melihat poto kecil Mario yang terlihat gendut, padahal jika di bandingkan dengan sekarang sangat jauh berbeda, sekarang Mario terlihat lebih kecil .

Hingga senyuman itu terhenti saat ia menggeser postingan Elita yang lain. Ia melihat poto Elita bersama Alvi, dengan tangan yang berpegangan.

Seketika tubuhnya lemas, darahnya dengan deras mengalir ke seluruh tubuh. Ia meneliti setiap inci di poto itu

"Hold my hand, and i'll always survive the world with you"

Caption yang tertera di bawah poto itu cukup membuat Caca menjadi perempuan paling menyedihkan. Entah mengapa ia merasa seperti itu, merasakan sesuatu yang sakit di dalam dadanya. Tidak ada niatan untuk menekan tag instagram milik Alvi di postingan itu, Caca langsung mengeluarkan aplikasi instagram dari handpone nya dan menyimpan kasar di meja.

Ia mengacak ngacak rambutnya gusar. Pikirannya semakin kacau, ia tidak boleh kembali lemah karena lelaki tak bertanggung jawab itu. Ia tidak boleh kembali menjadi perempuan bodoh yang terus mendambakan lelaki yang sama sekali tak memikirkannya.

Ia menenggelamkan wajahnya diatas lipatan tangannya. Hingga ia sedikit terlelap.

"Caa..?"

"Caa..."

Caca Terdiam.

"Caca..?"

Caca mengangkat wajahnya, dan mendapati Mario yang kebingungan melihatnya. Caca bangkit dan merapihkan rambutnya yang berantakan dan segera meraih handponenya.

"Iya iya yo, sorry"

"Kamu sakit?" Mario yang melihat wajah Caca yang muram menepuk jidat perempuan itu memastikan kekasihnya baik baik saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unforgettable YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang