Semua hal itu butuh kepastian, entah itu memulai, bertahan, atau melepaskan.
***
Nara atau biasa dikenal dengan Rara, gadis berperawakan kecil dan berambut pirang itu masih merenung, berendam diri di dalam bathtub nya. Ia merindukan seseorang yang sebaiknya tidak ia rindukan, ia menunggu seseorang yang sebaiknya tidak ia nantikan. Namun gadis itu bersikeras untuk bertahan pada pendiriannya.
Ia memejamkan mata, membiarkan rasa hangat dari air yang merebak di bak mandinya masuk melalui pori-pori kulitnya. Ingin melupakan, namun seringkali teringat pesan-pesan dari beberapa orang yang seakan tidak menyetujui hubungan yang ia jalani dengan Diky saat ini.
Raa.. gw sering lihat Ra, Diky itu pergi sama cewek!!
Ra, lo nyaman pacaran sama cowok introvert kaya dia? Iya sih dia pintar, kutu buku, tapi lo nggak risih apa dicuekin terus?
Gw saranin lo cari aja deh cowok lain. Biasanya cewek pintar polos kaya lo itu dapet cowok ganteng badboy gituu. Gw baca di Wattpad.
Percuma Ra meskipun dia ganteng tapi jutek. Cuman manfaatin lo biar dia bisa kejar ranking lo. Mau aja lo pacaran sama orang begitu.
Lo masih sanggup bertahan sama orang kaya gitu?
Rara menghela nafas panjang, "Rara bisa kok. Rara akan berusaha" ia bangkit, membilas tubuhnya, jemarinya mulai keriput akibat terlalu lama berendam didalam kamar mandi.
Tok tok..
Ketukan pintu terdengar beberapa kali, Rara segera membelitkan handuknya dan membuka pintu kamar mandi sebagian. Wajah wanita paruh baya itu tersenyum, menyodorkan sebuah ponsel yang tengah berdering. Rara menyambutnya hangat, dan berterimakasih pada bibinya sebelum wanita itu meninggalkan Rara.
"Halo?" ucapnya.
Halo
"Ky tumben telepon?"
Iya. Gw minta bantuan lo buat bantu gw kerjain tugas sejarah dari Pak Ben. Cepetan ke Orlando Cafe gw tunggu
"Iya Rara cepet kesana"
Gadis yang tengah memakai handuk itu bergegas mengganti pakaiannya. Menyiapkan beberapa buku sejarah yang biasa Pak Ben gunakan. Menyandang sebuah tas ransel di bahunya dan segera menuruni anak tangga yang lumayan melelahkan.
"Woi"
Rara menghentikan langkahnya dan menoleh, seorang lelaki yang tengah terbaring di sofa ruang tamu menatapnya tajam. Dira, kakak laki-lakinya itu mengayunkan jarinya bermaksud memanggil Rara untuk mendekat.
"Mau ke Orlando Cafe?" tanyanya, dingin.
Rara mengangguk, ia menundukkan kepalanya, menghindari tatapan sarkas dari kakak laki-lakinya. Dira mendekatkan wajahnya pada telinga Rara.
"Gw nitip sandwich nggak pake tomat" bisiknya, lalu membaringkan tubuhnya kembali.
"O-oke. Sandwich doang kan?" tanya Rara memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen FictionNara Revitiari dan Diky Rivanno, sepasang kekasih yang tidak terlihat layaknya pasangan. Hubungan yang sudah mereka jalani selama 2 bulan itu terasa hambar, sama seperti sebelum mereka menjalin hubungan. Namun hal itu tidak membuat Nara menyerah unt...