Ia lebih berharga dari sekedar teman. Namun terlalu tinggi jika disebut pasangan. Aku sendiri tidak mengerti, hubungan apa yang tengah berjalan.
***
Rara termenung menatap pepohonan diseberang rumahnya. Untuk pertama kalinya gadis muda itu mendapat pesan untuk berkunjung ke rumah Diky. Ia sedikit gugup, berkali-kali ia menggosok jemarinya untuk mengurangi kegugupannya yang kian melunjak.
Puk!
"Sampai kapan lo mau tegak tegak disini Ra? Kaya orang lagi nungguin kepastian tau nggak?" celetuk Dira, menopangkan lengannya di bahu Rara.
Gadis itu meringis kuda seraya mengaitkan rambutnya ke belakang telinga, "eehhnnn.. dulu waktu kak Dira masih pacaran sama kak Riska kakak pernah ke rumahnya nggak?" tanyanya ragu.
Dira menatap langit-langit ruangan, mengingat hal yang sudah lama ia lupakan. "pernah sih, tapi cuma sekali doang dan gw cuman numpang makan di sana yang kebetulan kosong dan nggak ada siapa-siapa" terawangnya.
Ia menoleh, "kenapa?"
"Eee.. Rara sebenarnya disuruh ke rumah Diky. Dia nggak kasih tau ngapain kesana dan di suruh bawa apa. Dia cuma suruh Rara datang aja" jelas Rara.
"Ga boleh" jawab Dira. Ia berpindah ke hadapan Rara dan memegang kedua bahunya, "Gw nggak akan bolehin adek gw diapa-apain sama tuh orang"
Rara memiringkan kepalanya, "apasih kak, di rumah Diky kan ada Dika adeknya, palingan Rara kesana belajar dan main sama Dika doang kok"
Pria didepannya itu masih menatapnya ragu, ia menyipitkan matanya. "Oke. Boleh main sama Dika tapi nggak boleh sama Diky" jawabnya, membuat Rara mengernyit bingung.
"Kakak mah kalau ngomong berbelit-belit (Main sama Diky? Main apa coba? Emang Diky masih kecil apa? Gak jelas.)"
Gadis itu menyandang tasnya yang sedari tadi ia abaikan. Ia berpamitan pada bibi dan kakaknya lalu memasuki mobil yang biasa ia gunakan saat berpergian.
"Kemana non?" tanya Cipto, supir pribadi Rara.
Gadis itu mengulurkan ponselnya, "kesini Pak. Agak cepat dikit ya, soalnya Rara udah agak telat" ucapnya.
Mobil berukuran sedang itu melaju dengan kecepatan normal, melewati beberapa gedung dan terowongan yang lumayan panjang karena jarak rumah Diky dan Rara yang berjauhan. Untungnya pacarnya ini tinggal di kota, sehingga rumahnya mudah dicari tanpa harus memasuki gang-gang yang sulit untuk dilalui.
**
30 menit berlalu, sebuah rumah minimalis tingkat 2 dengan halaman yang tidak terlalu besar mulai terlihat dari pandangan Rara. Gadis itu menghentikan mobilnya dan meminta sopirnya pulang terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen FictionNara Revitiari dan Diky Rivanno, sepasang kekasih yang tidak terlihat layaknya pasangan. Hubungan yang sudah mereka jalani selama 2 bulan itu terasa hambar, sama seperti sebelum mereka menjalin hubungan. Namun hal itu tidak membuat Nara menyerah unt...