T I G A

60 3 0
                                    

     Setelah selesai makan siang bersama akhirnya Risa memberi tahu kepada Anni untuk mengurus jadwal meetingnya beberapa jam ke depan pasalnya ia akan menemui pamannya.

Ris pov

     "Ku harap kau bisa mengurus semuanya dengan baik. Baiklah, gue udah terlambat. Bye" ucapku kepada Anni.

     "Baiklah. Iya..hati-hati di jalan Risa" ucap Anni yang sangat bersemangat entah karena apa gue juga ga tau, dan ga mau tau.

S
K
I
P

At Cafe Dream

Kring..Kring

     "Selamat datang di kafe kami.." ucap pelayan disana.

     Gue segera mencari bangku kosong di cafe ini. Setelah duduk pelayan menghampiriku dan bertanya, "permisi, anda ingin memesan apa?"

     "Iced chocolate dan red velvet cake saja."

     "Baiklah, tunggu sebentar ya. Pemisi" ucap si pelayan dan langsung pergi.

     'Ah kenapa lama sekali. Apakah paman Lee lupa? Ah gue rasa engga deh karena paman bukan orang yang seperti itu.'

     Gue bosen melihat pemandangan orang-orang yang berpacaran saja. Bukannya aku iri, malahan yang kulihat membuatku jijik. Gue nyoba ngalihin pandangan ke luar cafe, beberapa kali gue ngelihat 'mereka' berlalu lalang di jalan. Ada yang tanpa kepala, sejanga menabrakan diri ke mobil yang lewat, atau hanya diam dan menangis. Bahkan ada yang mencoba menjahili seorang cowo nakal. Hahaha itu sangat lucu jika kalian melihatnya. Salah siapa bersikap sok pemberani dengan menjadi preman. Lagipula hantunya juga jahil. Gue masih gak bisa berhenti tertawa ketika mengingat kejadian tadi bahkan ketika si preman 'sok pemberani' itu sudah berlari ketakutan hingga sempat kencing di celana. Dasar payah.

     "Apakah ada adegan lucu?" tanya seseorang.

     "Kenapa anda mencampuri urusan saya?" Ucap gue ketus.

     "Apakah kau tidak mengenali ku?" Ucap orang 'sok' akrab itu.

     'Heluw emangnya semua orang harus gue kenal? Kok kuker banget sih keknya. Lagian udah berumur kok masih sksd sih. Heran gue'

     "Hei? Risa?? Apakah kamu masih tidak bisa mengenaliku eris?" tanya pria misterius di depanku ini.

     'Hah apa katanya tadi? RISA?? ERIS?? DIA TAU NAMAKU? KOK BISA....APA INI PAMAN LEE?? TAPI KENAPA WAJAHNYA BERBEDA?'

     "Paman lee.." ucap gue ragu – ragu.

     "Haha akhirnya kamu sadar juga kalau ini paman. Lihatlah wajah anehmu itu haha lucu sekali." Ejek paman

     "Tapi kenapa wajah paman berbeda? Sampai aku tidak sadar kalau itu paman? Apa paman melakukan operasi plastik di korea? Haha." candaku ke paman.

     "Apa kau bilang?! Berani – beraninya kau bilang seperti itu pada paman mu sendiri!!!" ucap paman seraya mencubit lenganku.

     "AAAWW...sakit paman...akh..akh..aku hanya bercanda saja...maafkan...paman..akh sakit.." ucapku kesakitan.

     "Permisi...ini pesanannya." Ucap pelayan cafe itu.

     "Oh iya, thanks. Paman ingin pesan apa? Biar aku yang bayar." Ucapku.

     "Paman latte saja."

     "Tambah 1 latte ya." Ucapku ke pelayan tadi.

     "Baiklah tambahan 1 latte, mohon di tunggu. Permisi." Ujar pelayan tadi seraya meninggalkan kami.

New Manager : I Can See 'They'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang