Meya sibuk melihat-lihat ke arah pergelangan tangannya sudah sejak dari tadi, jam sudah menunjukkan pukul 11.33 malam. Sudah satu jam setengah Meya duduk di depan teras rumahnya, menunggu Romeo hadir di hadapannya.
Biasanya, saat Meya baru saja membuka pintu rumah, pasti pada saat itu Romeo juga baru saja sampai dari kerja part timenya, tapi sampai saat ini pun lelaki itu tak kunjung juga memperlihatkan batang hidungnya. 'sebenernya ada apa?' Meya membatin.
Meya pun berdiri hendak masuk ke dalam, tapi niatnya segera di urungkan saat melihat Romeo berjalan sambil membopong gitar kesayangannya. 'keliatan capek amat doi.'
"Meo!" Teriak Meya, lalu dengan buru-buru menghampiri Romeo.
"Jangan lari-lari Meya nanti jatoh,"Meya nyengir saat sudah sampai di tempat, lalu dia mengambil alih gitar dari tangan Romeo, lalu membawanya sampai depan rumahnya sendiri, Romeo yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala saja heran.
"Meo sini duduk. " Ucap Meya sembari duduk di tangga teras rumahnya lalu memangku gitar milik Romeo.
Tak lama Romeo mengambil alih kembali gitarnya, lalu duduk di disebelah Meya dan memangku gitarnya.
"Kok diambil?" Tanya Meya terheran-heran.
"Tangan lo aja sama hape lo masi gedean hape lo, mau sok-sokan bawa-bawa gitar?" Ucap Romeo sarkas. Meya terlihat menggerutu kesal, membuat Romeo gemas melihatnya.
'Minta dihalalin banget si ni anak.' Batinnya.Lalu keduanya diam, melihat ke arah langit yang sedang tidak dihiasi bintang.
"Kok gak ada bintang ya hari ini tumben," Ucap Romeo, lalu ia menghembuskan nafasnya.
Meya tersenyum, " Katanya kalo misal di langit lagi ga ada bintang, pasti lagi ada yang sedih deh malam ini."
Romeo melihat ke arah Meya, menatap wajah gadis itu, namun tatapan gadis itu terus ke arah langit, Romeo tersenyum tipis. "Mey,"
"Hm?" Sambil terus menatap langit.
"Gue di pecat." Ucap Romeo. Meya diam, lalu menatap Romeo diam-diam, masih ingin mendengarkan kelanjutan cerita dari Romeo.
"Tau kok gue tadi lo nungguin gue di depan-" Wajah Meya memanas, merah saat Romeo mengucapkan kalimat itu, padahal dengan tampang biasa saja. "-Kalo lo mau tau kenapa gue pulang lumayan larut, itu gue abis nyari kerjaan baru." Meya masih diam, sambil menatap Romeo terus.
"Romeo balik menatap Meya, mengangkat satu alisnya heran, "Kok diem aja? gak mau nyemangatin apa ya?" Meya tertegun, lalu terkekeh kecil, "Semangat, Meo." Ucapnya pelan sambil tersenyum manis.
Dan Romeo ingin pada saat itu juga waktu berhenti, agar dia bisa dengan puas melihat senyum manis yang tercetak di wajah cantik Meya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SELAMAT MALAM,
Short Story"Hari ini malam jahat." "Kenapa?" "Dia nggak mempertemukan bulan dengan bintang."