Part 5

20.7K 4K 359
                                    

JAEHYUN tersenyum kecil seraya memasukan satu suap nasi serta lauk ke dalam mulut Taeyong. Keadaan lelaki cantik itu membaik selama ada Jaehyun yang mengawasi. Yah, setiap kali Taeyong mendengar suara di dalam kepala yang menyuruh lelaki mungil itu untuk melukai diri sendiri. Jaehyun segera datang membantu; menenangkan Taeyong.

"Kau makan banyak hari ini, bagus untuk tubuhmu." gumam Jaehyun pelan.

Taeyong hanya diam dan menerima suapan Jaehyun. Iris hitam legam nya terus memandangi si lelaki tampan. Tidak berniat untuk mengalihkan pandangan. Entahlah, namun Taeyong merasa lebih baik ketika Jaehyun berada di dekatnya. Suara di dalam kepala jarang sekali muncul akhir-akhir ini.

Sudah satu minggu berlalu sejak Jaehyun meminta sesuatu yang mustahil kepada Doyoung. Belum ada izin yang di berikan untuk membawa Taeyong keluar dari kurungan ini. Semoga saja Doyoung mau mengizinkan.

Jaehyun yakin, jika Taeyong di bebaskanㅡlelaki mungil itu pasti merasa jauh lebih senang. Pikiran serta hati Taeyong akan rileks, tidak tertekan seperti sekarang.

"Suapan terakhir,"

Taeyong membuka mulut dan mengunyah nasi yang baru saja Jaehyun masukan ke dalam mulutnya. Setelah itu Jaehyun menggapai gelas plastik; membantu Taeyong untuk minum karena kedua tangan lelaki cantik itu masih terikat di dalam kain.

"Terimakasih," cicit Taeyong seraya menyenderkan punggung di dinding empuk.

Selama ini Jaehyun selalu merawatnya, berada di sisinya dan menjaganya. Taeyong merasa senang karena ada seseorang yang peduli akan keadaan nya. Tidak seperti kedua orang tuanya yang malah membuang Taeyong ke dalam rumah sakit jiwa.

"Ya, tentu. Minum obatmu ya?" Jaehyun membuka kantung plastik; mengeluarkan dua obat yang harus Taeyong konsumsi secara rutin.

"Pahit.." Taeyong tidak pernah menyukai rasa obat-obatan. Pahitnya selalu tertinggal di tenggorokan dan itu tidak nyaman.

"Aku akan memberikan apel untukmu setelah ini. Jadi, minum obatnya ya?"

Tidak ada yang bisa Taeyong lakukan selain mengangguk. Semua kalimat Jaehyun selalu berhasil menghipnotisnya. Walau terkadang suara di dalam kepalanya selalu memberontak; menyuruh Taeyong untuk melukai Jaehyun.

"Good boy." kedua sudut bibir Jaehyun terangkat; membentuk senyum manis saat Taeyong meminum obat. Ia mengusap surai hitam lelaki cantik itu dengan lembut.

Jujur saja, penampilan Taeyong jauh lebih baik dari sebelumnya. Wajah serta rambut lelaki cantik itu kini terawat; karena ada yang mengurus. Bibir Taeyong yang semula pecah-pecah juga sudah terlihat lembut.

Suara ketukan dari pintu ruangan Taeyong berhasil membuat keduanya menoleh. Doyoung memunculkan diri dari balik pintu; tersenyum kecil ke arah Jaehyun dan Taeyong.

"Kita harus berbicara, Jaehyun."

"Baiklah." Jaehyun membereskan peralatan makan milik Taeyong, "aku pergi dulu. Jangan mencelakai dirimu sendiri ya?"

Taeyong hanya diam. Tidak beniat untuk menjawab. Ada rasa tidak suka di dalam hati ketika Doyoung masuk dan menganggu. Taeyong masih ingin memandangi wajah Jaehyun. Namun ia tidak bisa melakukan apapun, Taeyong terlalu kaku untuk berbicara serta mengeluarkan pendapat.

Jaehyun menaruh perlatan makan Taeyong di meja yang terletak di dekat pintu. Seharusnya perawat lah yang melakukan semua tugas ini. Memberi makan serta membantu Taeyong pergi ke kamar mandi. Tapi si lelaki cantik selalu mengamuk; tidak ingin di sentuh oleh orang selain Jaehyun.

LEE TAEYONG《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang