Chapter 19

2.4K 409 15
                                    

Sidang kali ini dipimpin oleh Grand Master Letita. Dia mendengar dengan saksama penuturan penuntut terhadap terdakwa, setelah alat bukti dihadirkan.

Walau begitu saksi kunci, seorang pengawal bernama Traore masih belum tiba sampai tuntutan selesai dibacakan.

"Sidang ini hanya bersifat semu, aku tak percaya mereka menuntut Taran untuk tidak berpartisipasi ke dalam serikat seumur hidupnya!" geram Ruiz menahan amarah. "Saksi kunci bahkan tak ada, alat bukti dipaksakan, aku yakin ada sesuatu di balik semua ini,"

Hector mendengus. "Beruntung, hakim kali ini ibumu Klaus, dia memiliki pandangan dan kebijakan luas. Walau aku masih bertanya-tanya sampai saat ini, kenapa dia masih bertahan dalam wujud anak kecil itu..."

"Kejahatan ini memang sudah diatur, ada baiknya kau tingkatan penjagaan di sekitar pengadilan ini," kata Merlin tiba-tiba.

"Apa maksudmu?" tanya Klaus yang duduk di dekatnya.

"Berapa orangmu di sini?" tanya Merlin tak menghiraukan pertanyaan Klaus.

"Hanya belasan yang mengawal anggota dewan Morsh. Keamanan sekitar gedung ada dalam wilayah kerja Guild Guinevere milik istriku, Ruiz dan Hector tak kulihat membawa pengawal. Master ordo hanya ditemani dua pengawal saja, kulihat tadi. Ibuku membawa belasan ksatria sihirnya tadi. Lagipula apa yang kau cemaskan? Ada empat master serikat di sini, ditambah kekuatanmu yang luar biasa," ujar Klaus bingung.

Belum sempat Merlin menjawab terdengar sebuah ledakan dari depan gedung pengadilan.

Seorang pengawal masuk ke dalam ruang sidang, tubuhnya bersimbah darah.

"Serangan mendadak, pergi semua!" teriaknya. Lalu dia terjatuh dan tak bergerak lagi.

Klaus, Ruiz, dan Hector langsung berdiri dari kursinya. Mereka bertiga memasang tampang menyeramkan.

Klaus berbalik dan berteriak lantang kepada istrinya. "Jaga semuanya di sini, biar kami bertiga yang mengatasi tikus-tikus ini!" perintahnya tegas.

Avelin mengangguk, lalu meneriakkan serangkaian perintah kepada para petualang yang mengamankan jalannya sidang. Dia langsung mengarahkan ketiga hakim melalui pintu belakang ruang sidang.

Klaus, Ruiz, dan Hector langsung keluar gedung. Mereka bertiga berdiri bersisian memandang situasi yang pecah.

Pasukan penjaga gedung dan petualang yang turut membantu terlihat disudutkan, mereka hanya bisa bertahan agar para teroris tidak merangsek ke dalam area gedung.

Selain karena menang jumlah, rupanya teroris-teroris ini memiliki kekuatan yang tak bisa dianggap enteng.

"Sudah saatnya kita beritahu posisi bajingan-bajingan kecil ini," geram Ruiz kepada dua sahabatnya.

Di dalam ruang sidang, Rose melirik ke Ethan yang memejamkan matanya.

"Hei Ethan! Ethan!"

"Dia sepertinya tertidur," sahut Taran di sisi lain.

"Apa? Apa dia tak tahu situasinya?!"

"Taran brengsek, aku tak tertidur, aku hanya merasakan kekuatan yang mirip dengan yang pernah kurasakan dulu," gerutu Ethan kesal.

"Kekuatan apa itu? Di mana kau merasakannya?" sahut Merlin yang duduk tepat di belakang mereka bertiga.

"Di sekolah Emily... Cewek itu juga mengatakan padaku mengenai seorang pemburu regalia. Aku merasa orang bernama Traore itu adalah dia. Sialan, aku ingin sekali membalasnya," geram Ethan menghentakkan tangannya yang terborgol ke pegangan kursi.

"Pemburu regalia? Aku mendengar rumornya, harga buruannya menembus 10 milyar, hanya petualang minimal kelas Gold yang boleh mengambil misi ini. Tapi, tak ada yang tahu wajahnya seperti apa, poster buruannya pun tak menampakkan fotonya, konon siapapun yang pernah melihat wajahnya akan dibunuh olehnya," ujar Taran menjelaskan.

Mitologi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang