-KISAHNYATA-

6.5K 168 11
                                    

Melanjutkan cerita kemarin Atau bagian yang KEDUA.

setelah selesai membuat pagar, aku pikir cepat juga pekerjaanku, waktu itu masih siang sekitar pukul 2 siang, aku putuskan untuk pergi ke sungai ,
Aku siapkan alat-alat pancingan, dan mencari umpan cacing di belakang rumah, sebetulnya aku tidak pernah nyaman berlama-lama di sebelah hutan belakang rumah, karna aku selalu melihat sekelebat bayangan berwarna merah kadang orang-orang kerdil yang berlali sangat cepat, padahal saat itu siang hari tapi hutan itu tidak pernah sepi dari aktivitas-aktivitas aneh mahluk-makhluk tak kasat mata,
Saat rasa penasaranku sudah menggelayut di kepala
Aku selalu bertanya pada ibu ,
Bu ,tadi aku liat seperti ada yg liatin dari dalem hutan itu apa?
Kamu ga perlu tau kak, kamu inget pesan ibu jangan pernah maen di pinggir hutan ,apa lagi sampai masuk ke dalam, tidak pernah ada orang yang berani masuk ke sana, bau-bau busuk sering kecium dari sana, ,ibu itu gak paham sama ayahmu kenapa kita di suruh tinggal di tempat seperti ini.
Pikirku dari pada terus mendengar celotehan ibu, lebih baik aku segera berangkat memancing,

Bu aku berangkat mancing, seraya berlari menjauh
Ibu berteriak, jangan pulang lewat dari jam 4 kak hati-hatiii!!
Aku berteriak ,iiyyaaa bbuuu!!!

Sepanjang jalan menuju sungai aku selalu menikmati suasana tempat ini , hamparan ladang jagung yang luas di sebelah kanan dan hamparan bunga dendeleon dan bunga-bunga ilalang, Angin yang sejuk kadang aku banyak menghabiskan waktu bersama adiku di sini, tapi berbeda cerita menjelang malam, aku membencinya, terkadang aku membenci keputusan-keputusan konyol yang ayah buat

Sesampainya di sungai, kemudian aku memilih spot yang bagus, sungainya jernih , terlihat ikan-ikan nya berenang, dengan jeram-jeram kecil, tepi-tepi sungai hutan lebat yang masih asri, tangkapanku masih belum banyak.
Aku putuskan pindah tempat ke hilir, semakin ke hilir arusnya semakin deras, saat aku berjalan aku bertemu anak yang juga sedang memancing, kira-kira umurnya 10 tahun,
Aku coba sapa walaupun awalnya ragu-ragu, lalu aku dekati,
Hai, lagi mancing juga??
Tapi dia tidak menjawab ,dia hanya berlalu, lalu pergi melangkah ke arah hilir.
Lalu aku tanya lagi. Hey mau ke mana,?
Ayo pulang sudah mau sore!, tapi dia tidak menjawab, lalu aku ikuti dia sambil terus membujuknya pulang , saat sampai di hilir dia hanya duduk di sana, aku melihat di depan ada 2 makam tua berbahasa belanda dengan nisan batu, rasa takut mengalahkan rasa peduliku, karna saat itu sudah sore, dan aku ingat pesan ibu jangan sampai pulang lewat jam 4 atau aku tidak akan pernah bisa sampai rumah karna di kerjai oleh hantu lampor, lampor itu sejenis hantu yang suka bermain-main dan bikin manusia kesasar, sejauh apapun kita berjalan kita selalu akan kembali ke tempat semula , hantu ini biasa terlihat di tepi-tepi sungai menjelang sore hari,
Sampai di depan rumah jam 4 sore, aku melihat ayah di ujung jalan , beliau baru saja pulang setelah terjebak longsor kemarin malam, betapa senangnya aku melihat ayah pulang , aku berteriak aaayyaahhhh!!!
Lalu ayah tersenyum dan bertanya padaku ,
Dari mana kaka? Kok jam segini masih di luar rumah,
Abis mancing yah, liat ni kaka dapet ikan :)
Yaudah ayo masuk jangan di luar jam segini,
Kemudian aku berikan hasil pancinganku ke ibu untuk di masak. lalu kami makan bersama malam itu,
Saat kami makan malam , terdengar suara ketukan pintu
Tok tok tok,
Asalamualaikum, pakk
Ayah menjawab, waalaikumsalam
Ayah melihat sebentar di jendela
Lalu mebukakkan pintu
Ternyata pak rt kampung depan dengan orang-orang, kira-kira ada 10 orang
Kemudin Ayah bertanya , eh pak rt, ada apa ya pak tumben malem-malam ke siini?
Maaf pak, mengganggu saya sedang mencari anak kecil kira-kira umurnya 10 tahun, tadi pagi pamit mancing tapi sampe malem gini belom juga pulang,
Ayah menjawab, saya tidak tahu pak, kebetulan saya baru tadi sore pulang tugas
, lalu aku bilang pada ayah, yah waktu kaka tadi mancing di sungai liat ada anak kecil mancing di sungai
Kamu serius kak?
Iya yah, beneran

Pak rt, begini, kata anak saya tadi sore, waktu mancing lihat ada anak kecil di sungai lagi mancing,

Lalu pak rt, mengajak ayah untuk bergegas ikut mencari anak tadi
Pak boleh minta tolong ikut bantu cari,
Boleh pak, mari , tapi saya ambil senapan saya dulu ya, takut ada apa2, buat jaga-jaga

Lalu Ayah mengambil senapan ,lalu pergi mencari anak tadi,
Lalu berpesan, inget ya kak jangan buka pintu kalo ayah belom pulang

Jam sudah menunjukan pukul 11 ayah belom juga plang, aku cemas, begitupun ibu,
suara-suara di hutan belakang rumah,mulai terdengar, seperti biasa jeritan wanita dan suara rintihan selalu terdengar di hutan belakang rumah, tapi belakangan ini sudah tidak terlalu sering,

Pukul 12 tengah malam, terdengar suara ketukan pintu
Tok tok tok ,kak ,kakak
Aku berteriak siapa??
Ayah kak??
Apa kodenya?
Lalu ayah membaca syahadat.
Kemudian aku bukakan pintu
Oia , kode-kode seperti itu ayah yg sarankan, kalau tidak tau kodenya berarti bukan ayah

Sesampainya di rumah kita semua duduk bersama di kamar ,
Lalu ayah ceritakan soal anak hilang di sungai tadi, ternyata kak, anak kecil waktu ketemu sama kaka tadi sore di sungai itu sebenernya udah bukan manusia kak, karna anak itu sudah hilang sejak 2 hari lalu, tadi ketemu di hilir sungai udah busuk gitu lah mayatnya ,, udah bau, ayah pesan kak, mulai sekarang kaka jangan lagi ke sungai, apa lagi sampai ajak adekmu, nanti ayah buatin sumur aja di sini, biar kamu bisa mandi di rumah,

Sudah berjalan 1 bulan sejak kami pindah , tentu saja tidak ada yang berjalan wajar-wajar saja, pernah suatu malam adiku yang paling kecil sakit demam, dan harus mendapat perawatan, saat itu,mau tidak mau harus di rawat, saat itu sudah malam hari jam menunjukan pukul 11 malam, ayah membawa adik berobat ke puskesmas kampung depan sejauh 5 km, bermodal senter dan sepeda butut ayah, kami menuju puskesmas, ayah mengayuh sepeda aku dudun di depan,memegang senter ibu dan adik duduk di belakang, di jalan yang gelap ayah seperti tidak peduli pada sesuatu tak kasat mata, berbeda dengan q, baru berjalan kurang lebih 1km aku sudah melihat 5 sosok penampakan yang berdiri di pinggir jalan bahkan ada di atas pohon mulai dari kuntilanak sampai pocong, aku lemas, badan merinding,rasa takut membuatku menangis, tapi ayah seperti tidak peduli, .aku berfikir kenapa aku punya ayah bodoh seperti ini yang selalu membahayakan keluarganya, .
Belom juga sampai ke kampung depan, tiba-tiba ayah berhenti,
Aku bilang kenapa ayah berhenti,
Ayah hanya diam dan menyuruh ku untuk diam dan mematikan senter
''Kak matiin senternya!!
"Apa itu yah?
Sssstttt diam ya kak jangan bersuara
Ternyata di depan jalan
Ada sebuah cahaya di depan sekitar jarak 500m,seperti api berputar2 di sekitar situ
Aku Tanya ayah,
Apa itu yah?
Ayah hanya bilang diam, dan ga perlu tau,
Setelah benda berbentuk bola api tadi hilang ayah kembali mengayuh sepedanya,
Sampai lah di puskemas kampung depan,
Setelah di diagnosa ternyata adiku di diagnosa demam berdarah,
Menurutku memang wajar mangingat tempat tinggal kami seperti itu, tidak layak di sebut tempat tinggal,
Setelah itu adiku di rujuk ke rumah sakit
Esok harinya Aku dan ayah kembali ke rumah untuk mengambil perlengkapan,
Namun yang terjadi saat aku kembali ke rumah, di dalam rumah sudah berantakan, pintu rumah terbuka, seperti seseorang sudah masuk saat kami pergi, seminggu kemudian ayah memutuskan untuk pindah, sejak kejadian-kejadian yang membahayakan, dan untuk keselamatan keluarganya, sudah sejak 17 tahun berlalu sampai ku tulis cerita ini sejujurnya rumah itu terus menyuruhku kembali seperti bisikan-bisikan itu tidak pernah hilang di kehidupanku bahkan terkadang aku masih sering bermimpi dengan sangat detail suasana rumah itu.

RUMAH ANGKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang