Pernah gak sih kalian ngerasa ada yang beda sama orang yang dulu pernah ada dalam hidup kalian. Awalnya belum ada rasa apa-apa tapi seiring berjalannya waktu secara tidak kebetulan alias disengaja rasa yang dulu gak mau dirasa akhirnya bakal dirasa. Sulit emang punya rasa sama orang yang bukan buat kita. Kadang ya emang sulit buat nerima tapi perkara ikhlas sama gak ikhlas sih. Tergantung orangnya. Perkara waktu tinggal nunggu aja siapa yang bakal rela duluan. Perihal dapat dan didapatkan tergantung nasibnya kita. Mau dia atau kita duluan yang bakal ngedapetin pengganti. Bukan masalah yang besar banget, cuman kalau didiemin aja gak ada tindakan ya pasti nantinya bakal ada yang ganjel di hati. Gak ada kabar lagi dan gak ada ukiran kenangan lagi. Percuma juga kenapa ya dulu bisa bersama kalau ternyata waktu menolak untuk memberi restunya? Bukannya mau menolak ketiadaan, aku ngerti semua bukan perkara yang mudah. Tentang perasaan aku pasti bisa jaga. Tentang hubungan jangan diharap bisa mengukir kenangan. Tentang orangnya jangan ditanya semoga aja bisa lupa dan kembali mengukir kenangan yang baru. Bukan seperti dulu tapi seperti apa adanya sekarang. Karena ceritaku gak melulu buat dia. Pasti ini semua rencana Semesta. Nggak ada yang perlu disesali. Tiggal bagaimana kita mau menerima atau justru menyesali. Soal penerimaan bergantung sama kenyataan. Nggak ada manusia yang ikhlas beneran sama kenyataan. Yang fana itu indah dan yang nyata itu nggak mudah. Fana emang awalnya indah. Tapi makin kesini makin ngerti. Nggak semua harus fana. Kadang perlu juga yang nyata. Nggak melulu harus disesali. Karena fana atau nyata mereka cukup bersanding tanpa harus mengerti satu sama lain. Percuma kalau dingertiin. Karena rasa pasti bakalan beda. Dan logika cukup bisa menangkan keduanya. Gak mau iri dan gak mau benci. Biarin aja yang udah berlalu bisa menemukan yang baru. Barunya dia yang indah dan barunya dia yang beda. Kehidupan, kehidupan, cuma bisa menerima sama hati yang berusaha ikhlas. Gak perduli sama siapa kapan dan dimana. Semua perkara teman dan pertemanan. Ternyata dia jadi teman. Seolah semua kedengaran fana. Tapi nyatanya emang teman. Dan aku mohon sama Semesta semoga aja bisa jadi pertemanan. Yang bisa ngejaga dan bertukar pikiran. Gak usah ada lagi perasaan. Dan gak perlu lagi ada salah menyalahakan. Aku udah mencoba untuk bahagia. Dan menerima adalah jawabannya setelah bersyukur menerimaku dengan akur.
Thanks:)
YOU ARE READING
PILU KLASIK
FanfictionAndai aja waktu bisa diulang, mungkin rasa ikhlas bukan cuma kenangan tapi rasa yang selalu bisa digenggam, dan rasa bahagia bukan lagi rasa yang fana tapi rasa yang selamanya bakal aku rasa.