Terkadang kata maaf gak cuman jadi bahan candaan atau seriusan. Dalam kehidupan sehari-hari pun semua harus bisa dimaafkan dan memaafkan. Dengan diri sendiri misalnya. Semua nggak akan pernah tahu mana yang salah dan mana yang benar. Jarang manusia yang bisa membedakan. Kadang perlu saling memaafkan dengan orang lain yang harusnya memaafkan diri sndiri dulu. Semua itu butuh proses untuk bisa menghargai diri sendiri. Diri sendiri juga perlu adanya maaf. Entah untuk masalah atau untuk kebahagiaan sekalipun. Nggak ada yang perlu diperdebatkan. Ahlinya meminta maaf harus dimulai dari diri sendiri. Jangan hanya memaksa atau dipaksa. Perlu adanya kemauan dari hati yang paling dalam. Kemauan tuh sifatnya asli tanpa rekayasa. Jadikan sebagai bahan tanpa alasan untuk menunda.
Permasalahan memang nggak pernah jauh dari kita. Jauh dari dalam hati mungkin semua manusia nggak bakalan mau sama masalah. Namun, tanpa masalah manusia bukan manusia namanya. Yang ingin dimengerti bukan masalahnya tapi solusinya. Salah satu yang bisa menjawab adalah maaf. Mulai aja dulu dari diri sendiri. Nggak perlu memaksa semua harus bisa jadi sama kaya yang kita pengin. Kalaupun hasilnya nggak sesuai realita, toh kita juga udah berusaha. Tanpa harus memaksa dan dipaksa. Bilang ikhlas tuh gak semudah membalik telapak tangan. Maaf juga perlu ikhlas. Usaha aja dulu biar tulus bukan cuma jadi tarik ulur. Tapi bisa dijadiin acuan supaya nggak ada lagi alasan untuk terus bertahan dalam meraih impian.
Memang, nggak semua mimpi harus jadi kenyataan. Tapi pepatah mengatakan tanpa pengorbanan mimpi hanya sekedar hayalan. Dan hayalan tetep jadi hayalan kalau kita gak berusaha untuk meraihnya.
Mulai sekarang, biasakan meminta maaf ke diri sendiri aja dulu terus ke orang lain. Maaf, kalau selama ini kamu harus menanggung hidup yang penuh pemaksaan. Maaf, kalau selama ini semua harus bisa jadi milik kamu. Padahal yang namanya kehidupan, harus ada yang bisa diikhlaskan. Apalagi soal perasaan dan juga masa depan.
Maaf, sekarang kamu harus memaafkan diri sendiri dulu. Maaf, kamu nggak sepenuhnya salah. Maaf, kehidupan memang keras. Tapi, sekeras apapun kehidupan, jangan menjadikan hatimu ikut keras. Terimalah dengan lapang dada. Jangan jadikan omongan orang dan kebahagiaan orang lain jadi acuan mengganggu kehidupan kamu. Kamu berhak mendapatkan yang seharusnya. Jangan sampai membuanng yang sudah pasti. Soal bahagia, Tuhan nggak pernah tidur. Semua udah di atur. Tenang, nggak semua harus ada jawabannya sekarang. Cukup bersyukur dan bersabar. Tuhan pasti memberikan yang terbaik. Yakin aja. Jangan putus asa:)
YOU ARE READING
PILU KLASIK
FanfictionAndai aja waktu bisa diulang, mungkin rasa ikhlas bukan cuma kenangan tapi rasa yang selalu bisa digenggam, dan rasa bahagia bukan lagi rasa yang fana tapi rasa yang selamanya bakal aku rasa.