Tadi aku sudah bilang, kan. Jaemin akan kekamarku malam ini. Memintaku untuk mengajarinya tapi dia tertidur."oy!"
Dia tak merespon.
Lihat bagaimana pulasnya dia tertidur diatas bukunya di meja belajarku. Kurang ajar.
"Na Jaemin, kalau mau tidur dikamarmu saja sana!"
Meski aku berteriak disamping telinganya, dia hanya mengigau pelan lalu kembali pada mimpi indahnya itu. Entah kenapa dia jadi semangat sekali belajar malam ini.
Paling-paling dia sedang bertaruh dengan temannya.
Oh, iya. Aku belum selesai cerita tentang Mark ya?
Sebentar. Biarkan aku rebahan dulu di kasurku.
Ah~ nikmatnya..
Oke, aku mulai..
Malam itu aku pikir bukan hanya Mark yang datang. Mungkin saja dia datang bersama Seulgi atau yang lain. Tapi tidak. Dia sendirian!
Karena aku masih mempunya bintik cacar diwajahku, meski sudah banyak memudar, aku memakai masker dan topi. Aku membuka pintu dan mendapati Mark berdiri disana, membawa sebuah medali di tangannya.
"Mark, ada apa kesini?" tanyaku.
Dia tersenyum padaku. Bukan seringai lagi kali ini.
"Ini untukmu." kata dia.
Medali yang tadinya ditangannya itu dia kalungkan ke leherku. Aku terbelalak kaget dengan tingkah laku dia.
"Pada akhirnya memang aku yang mendapatkannya. Tapi bagaimanapun ini masih milikmu."
"Kau bercanda, ya?"
"Tidak Eunmin. Alasanku benar-benar ingin mengikuti lomba itu adalah aku tak mau kalah darimu. Aku ingin kau menanggapku pria hebat."
Kata-kata Mark hanya kupikir bercandaan awalnya. Tapi pandangannya padaku membuktikan bahwa dia sungguh-sungguh.
"Aku menganggapmu hebat kok." ucapku.
"Tidak sehebat kau tapi. Karena seharusnya pasangan serasi itu ketika prianya lebih hebat dari wanitanya."
Mark aneh. Aku tak mengerti pria. Mereka bicara berbelit-belit.
"Maksudmu apa, Mark?"
"Aku ingin jadi priamu." kata dia.
Itu ekspresi menjengkelkan Mark yang lain. Dia serius dan berkata seperti itu tiba-tiba. Aku dibuat bingung olehnya.
Mark mendekatkan tubuhnya. Untungnya aku ada diluar rumah saat itu. Lagipula eomma appa sedang tak dirumah.
Aku merinding! Beberapa minggu sebelumnya Mark adalah pria yang selalu membuatku kesal tapi hari itu Mark menciumku!
Oh tidak! Untung saja aku mengenakan masker. Jadi yang jelas Mark mencium maskerku. Oke. Dia gila dan liar.
"Kau gila ya?!"
Mark hanya tersenyum.
Diriku yang sekarang ini merasa gila untuk menceritakan hal ini. Sungguh, kisah ini selanjutnya akan menjadi 17+. Bagi kalian yang belum berumur 17 tolong skip, oke?
Aku terlalu jijik untuk menceritakan bagaimana akhirnya aku dan Mark bisa berkencan. Intinya dia berhasil menjatuhkan hatiku dengan semua kelakukan liarnya itu.
Dari 12 mantanku, Mark adalah yang paling gila. Paling liar. Kalian tak akan membayangkan apa saja yang telah kami lakukan selama 2 bulan berpacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
S3 [Super Special Story] || NCT
FanfictionHi, I am Jaemin, and this is my older sister Eunmin. We're here to tell you about our Super Special Story.