Cinta Pada Pandangan Pertama

54 1 0
                                    

Faruq Akbar namanya. Seorang laki-laki yang menjadi sorotan di kantor itu. Sosok yang selalu dikagumi para wanita dan selalu diidamkan para ibu-ibu untuk menjadi menantunya. Tak salah lagi, pasti ia seorang yang begitu apik sifatnya. Iya, dia faruq yang berbudi luhur, bertutur kata selalu sopan, dan taat kepada Allah. Memang banyak yang mengagumi tapi bukan berarti dirinya tak ada yang membencinya. Sudah banyak cercaan, makian, fitnah, dan ancaman hanya karena rasa iri dan dengki yang ia dapat. Tapi baginya itulah hidup.

"Hei bro !",

"Gak usah teriak kali mal, aku juga bisa denger. Salam dulu kalo baru nyampek", sahut Faruq agak kesal menanggapi sahabatnya itu.

"Hehe, iya iya pak ustadz. Assalamualaikum mas faruq", Balas Jamal dengan nada yang dibuat-buat sambil nyengir lebar. "Wa'alaikumsalam" Faruq menggelng-geleng kepalanya melihat tingkah sahabatnya.

"Bro, gue mau kasih tau sesuatu yang baik buat lo nih. Lo jangan ngadep tu komputer terus napa". Jamal dengan paksa memutar kursi faruq."Apaan sih mal, kamu mau ngomong tinggal ngomong aja, aku dengerin kok", faruq menatap sahabatnya dengan kesal dan melanjutkan kegiatannya . "Ini penting banget bro lo harus serius dengerinnya gak boleh ngadep komputer pokoknya."

"Bro, tadi gue kan habis disuruh ngadep pak Amar nih.", "Hmm, terus kenapa ?"

"Lo tau kan dia itu CEO perusahaan kita.", "Iya tau."

"Dan lo tau tadi dia sama siapa ? dia sama anaknya brrooo ..", " ..."

"Wah gila sih ruq. Gue jatuh cinta bro, gimana nih.", Jamal dengan tingkah lebaynya memegang dadanya seperti kesakitan. Faruq hanya tertawa melihat jamal yang agak hiperbola. Padahal jamal itu rang yang playboy banget. Dan baru kali ini dia histeris setelah melihat cewek biasanya juga biasa aja.

"Kamu berlebihan, mal. Biasanya juga kalo habis ketemu pacar gak kayak gini." 

"Hei bro, ini beda bro sumpah ! She is different. She is perfect. Lo kalo ngelihat dia bakal jatuh cinta, yakin gue.", Ucap Jamal. Faruq hanya tersenyum menanggapi sahabatnya itu. Menurutnya mana mungkin Jamal jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia saja yang selama ini tidak pernah berpacaran, tidak pernah dekat dengan cewe, dan mengerti agama tak pernah percaya dengan namanya jatuh cinta pandangan pertama. Itu gak logis sama sekali menurutnya, mana ada dalam sekali melihat bisa jatuh cinta. Itu hanya cerita dongeng menurutnya.

"Terus kamu mau bilang ini jatuh cinta pada pandangan pertama gitu. Hei bro, aku gak percaya wahahah ..", Ucap Faruq sambil menepuk bahu Jamal. Ia tak berhenti tertawa karena melihat tingkah sahabatnya. "Udah ah sana keluar ganggu aku kerja.", Faruq pura-pura mengusir Jamal.

"Awas aja lu bro. Kalo sampek ketemu tuh anak pak bos dan klepek klepek sama dia. Gak kuat tuh iman lo bakalan." Sungut Jamal dengan kesal sambil keluar dari ruangan Faruq.

Faruq hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya. Dia tak menggubris lagi omongannya, menurutnya cewek yang bisa buat hati dia klepek klepek dan jatuh adalah neng Anisa seorang. Neng Anisa yang mempunyai wajah kalem nan ayu. Bukan hanya ayu parasnya namun akhlaknya. Ah, sudahlah itu masa lalu yang tak sanggup ia gapai lagi. Salah ! Bukan tak sanggup, namun tak bisa. Saatnya menatap masa depan untuk mengikis masa lalu tanpa ada unsur melupakan semuanya.

~~~

Sarah hanya menekuk wajahnya saat di dalam lift. Ia kesal bukan main. "Ada apa lagi sih tuh orang manggil gue suruh nemuin dia, kalo ada butuhnya aja baru inget."

"Buset dah bos sama orangtua sendiri juga, dia kangen kali.", Ucap Dilla yang langsung mendapat tatapan tajam dari Sarah. 

"Dia bukan orangtua gue, inget itu ! Jangan sebut dia papa gue !", Sarah menekankan kalimatnya dengan nada tegas membuat Dilla tergidik ngeri.

SarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang