Part XI

2.8K 321 5
                                    

Aku dan Seungwoo memutuskan untuk menginap di rumah mami, kasihan juga melihat Seungwoo yang terlihat lelah. Setelah makan malam, aku menariknya ke kamarku yang berada di lantai dua.

Han Seungwoo mengapitkan telapak tangannya di pipiku.

"are you okay?" Ia mendongakkan wajahku sehingga kami saling bertukar pandang.

Aku mengangguk. Sekali lagi aku berbohong padanya. Keadaanku tidak lagi baik-baik saja, tapi sulit bagiku untuk memberitahunya.

"gapapa kalau gamau cerita, tapi kamu harus tau..aku selalu siap dengar keluh kesah kamu" Dia mengelus rambutku dengan lembut. Tangisan yang sejak tadi ku tahan, kini tak terbendung. Aku menangis dihadapannya, tangisan yang sangat memilukan.

Seungwoo memelukku erat, ia mengelus punggungku yang membuatku sedikit tenang.

"it's okay nangislah sepuasnya" gumamnya

Aku mendongakkan wajahku, menatapnya beberapa saat "maafkan aku" kataku lirih.

Ia tersenyum sambil mencium puncak kepalaku sambil kembali menenangkanku "hey kamu gak perlu minta maaf".

Setelah tenang, aku menceritakan alasan papi yang mencoba menjodohkan kami berdua tapi tidak dengan masalah perlakukan Hangyul di kampus. Aku masih sedikit takut untuk mengatakannya, karena semakin ku ceritakaan semakin aku teringat dengan kejadian tadi. Aku merasa jijik saja dengan diri ini.

"mulai sekarang kamu gaboleh marah sama papi ya, he did the right thing" Han Seungwoo beberapa kali membelaiku dan perlakukannya itu sangat membuatku candu. Mulai detik ini aku berfikir bahwa Seungwoo berada disampingku adalah sebuah anugrah yang Tuhan berikan. Aku harusnya lebih banyak lagi bersyukur. Karena perlakukannya, membuat aku merasa dihargai, disayangi dan mungkin dicintai.

Seungwoo mengelap sisa-sia air mata di pipiku

"udah yuk tidur" ajaknya yang kubalas dengan anggukan.

"mau peluk"

"eh kamu mau dipeluk? Tumben" balasnya

"ih engga..aku tuh nanya kamu dipeluk ga? Kan biasanya sebelum tidur minta dipeluk" jelasku salah tingkah.

Dia tertawa sambil mengangguk "ahh iya juga"

"malam ini aku aja yang meluk kamu" kemudian Seungwoo menarikku dalam dekapannya.

ASDFGHJKLASDFGHKL

OH Tuhan perlakuan Seungwoo benar benar tidak baik untuk kesehatan hatiku.

--

Harini aku bolos kuliah, tentu saja masih terkait dengan masalah kemaren. Hatiku belum siap, aku takut bertemu dengan monster itu lagi. Beruntung Seungwoo percaya kalau hari ini dosenku tidak masuk sehingga ia mengizinkan ku tidak pergi ke kampus.

"nanti aku jemput jam 7 ya" aku membaca pesan yang dikirim Seungwoo barusan, segera ku balas "iya".

Aku turun ke bawah, melihat mami sibuk mempersiapkan sarapan untukku.

"sayang yuk sarapan" ujar mami, aku langsung beranjak ke meja makan.

Mami itu jago masak, meskipun ada mbak yang membantu di rumah tapi kalau urusan masak, mami langsung turun tangan. Namun sayangnya keahlian mami gak menurun ke aku. Hingga umurku yang ke 22 tahun ini, aku hanya bisa memasak telur dan mie instan, oh dan juga roti panggang. Aku sedikit mengeluh kenapa mami dulu tidak mengajarkanku masak, kan aku tidak bisa menyiapkan makanan untuk Seungwoo.

Dasar aku mulai diperbudak oleh cinta Han Seungwoo!

Tiba-tiba puluhan notif WA masuk secara bersamaan.

Yohan: beb gak masuk?
Buyung: Sayangnya buyung gak masuk?
Seungyoun: BUBAR LO SEMUA...ELLA TUH PACAR GUA
Yujin: Gausah mimpi kambing
Yujin: are you okay rn? @ella
Ella: Feeling better
Jinhyuk: akhirnya dibales;)
Wooseok: La sumpah ya lu bikin kita khawatir
Yuvin: sepi kelas:( teman berantem gua ga masuk!
Ella: bacod u vin
Wooseok: lu masih di rumah mami?
Ella: yes beb
Yohan: balik kampus...kita kesana ya
Buyung: Ella mau pesan apa? Mau titip martabak ga?
Seungyoun: si anjing sok perhatian hhhh
Ella: yauda kalian kesini ya
Ella: sepi juga
Ella: but jangan ada yang nyebut nama setan itu di depan gue ya!
Jinhyuk: siap tuan putri
Seungyoun: Pangeran dan para budak siap meluncurrrr

Seperti janji mereka, pulang kampus mereka ke rumahku. Dalam hitungan 3...2...1 yah rumah berantakan. Beruntung mami sudah mengenal mereka dan mami juga dianugrahi hati yang sabar sehingga ia tak marah melihat rumah sebelas dua belas dengan tiupan tornado.

Yohan, Yuvin dan Seungyoun sedang mabar di ruang tamu. Jinhyuk dan Wooseok sedang nonton tv, Buyung lagi asyik makan snack milikku yang entah darimana asalnya. Sedangkan aku dan Yujin sedang mempersiapkan makan siang.

Entahlah, niat mereka untuk menghiburku tetapi kenapa aku merasa direpotkan begini dengan kehadiran mereka. Untung sayang!

"yuk makan" teriakku dari dapur

Tidak perlu manggil dua kali, mereka segera bergegas duduk ke meja makan.

"makan yang banyak ya nak" ujar mami di sela-sela makan siang

"siap tante" balas mereka kompak

"masakannya enak banget tante...jadi pengen kesini tiap hari" ujar Buyung kurang ajar yang langsung dapat jitakan dari Jinhyuk.

Setelah makan siang, kami berencana menonton film horor di ruang tengah. Yohan menyiapkan DVD yang ia beli sebelum ke rumahku, sedangkan aku mematikan seluruh lampu agar suasana terasa kelam.

Kami menonton dengan teramat serius, bahkan duduknya sangat berdempetan karena ketakutan. Berkali-kali terdengan suara jeritan tiap kali adegan hantunya muncul. Kalau kalian mendengar suara jeritan yang paling kencang, itu adalah Buyung yah teman-teman. Jeritannya membuat telinga kami nyeri.

Kalian taukan jeritan lumba lumba? Nah lebih tinggi dari itu!

Saat adegan klimaks, kami semakin merapatkan posisi masing-masing. Dan tiba-tiba lampu menyala. Kompak pandangan kami ke arah yang sama.

"oh shit setan beneran muncul" gumam Yohan

Ternyata itu Han Seungwoo!

Lelaki itu mengerjapkan keningnya terheran-heran melihat tingkah kami, aku segera berdiri dan melepaskan tangan Buyung yang sejak tadi mencengkram lenganku.

"ini mah lebih serem dari setan" ujar Seungyoun terus terang

"hm excuse me?" Seungwoo tampaknya mendengar ucapan Seungyou barusan.

"eh maaf bang cuma becanda kok" jelas Seungyoun salah tingkah.

"kok uda pulang?" aku buru-buru mengahampiri Seungwoo yang masih berdiri, teman-temanku juga langsung bubar.

"tadi izin pulang cepat..karena khawatir sama kamu"
"eh yang dikhawatirin malah senang-senang" Seungwoo menyindirku.

Aku menarik tangan Seungwoo mendekati teman-temanku, mereka tampak masih takut dengan Seungwoo padahal suami ku ini sangat baik tau! Huh~

"salam kenal ya semuanya" ujar Seungwoo dan kemudian bergegas menaiki tangga menuju kamarku.

Setelah berada di tangga ketiga, ia berbalik badan "oh ya minta tolong jaga Ella ya kalau di kampus".

Mereka semua kompak mengangguk.

"jaga rumah tangga kalian juga, aing siap" gumam Buyung becanda.

Setelah Han Seungwoo sudah tidak terlihat lagi, mereka langsung menyerbuku. Tentu saja mereka kepo dengan Seungwoo, maklum mereka belum pernah bertemu sebelumnya. Hanya Yohan yang sudah bertemu dengan Seungwoo.

"gila anjeng hot amat" seru Yujin mengebu-ngebu.

"gak salah pilih lu sih" Jinhyuk menambahkan

"kalau bentukannya begini, aku juga mau dijodohin" lagi-lagi Buyung becanda

"kayanya dia sayang banget sama lu ya" ucap Wooseok yang membuatku tertarik dengan penjelasannya.

"tau dari mana?' tanyaku penasaran

"tau aja" gumam Wooseok yang membuatku berdecak kesal karena tidak puas dengan jawabannya.

--
Aku bergegas menyusul Seungwoo yang berada di kamar setelah teman-teman laknat itu sudah pulang. Seungwoo sedang berbaring dengan mata tertutup, tampak sangat lelah. Aku mendekatinya dan kemudian memilih duduk disamping badannya.

Aku mengelus kepalanya sekaligus menyingkirkan keringat yang membasahi dahinya "lelah banget ya".

Dia mengangguk setuju sambil memperlihatkan tampang manjanya.

"gausah di manja-manjain deh wajahnya" pintaku sambil menyubit pinggangnya.

Dia mengerang kesakitan "sakit tau"

"hehehe maaf"

Breath // Han Seungwoo - PDX 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang