Part XVII

2.6K 275 3
                                    

Aku berjalan dengan cepat nyaris berlari memasuki rumah sakit dimana Seungwoo dan Hangyul berada. Aku tak peduli berapa kali kaki ku tersandung dan nyaris tersungkur. Beruntung teman-temanku segera memegangiku.

"pelan-pelan La" seru Wooseok dari belakang

Aku tak peduli dengan ucapan Wooseok barusan, yang ku pikirkan sekarang, bagaimana keadaan Han Seungwoo?

Kalau Hangyul saja babak belur berarti Seungwoo juga babak belur, bisa ku pastikan itu.

"mba...mba ada pasien bernama Han Seungwoo?" tanyaku pada resepsionis yang masih dalam keadaan panik.

"tunggu sebentar yaa" wanita yang menggunakan seragam suster tersebut mencari nama yang aku sebutkan di layar monitor komputer.

"gak ada mba"

"coba cari sekali lagi deh mba" kali ini nada suaraku terdengar memaksa namun hasilnya tetap nihil. Tidak ada nama Han Seungwoo di rumah sakit ini.

Aku berkacak pinggang sambil terus menghubungi Seungwoo. Sial no nya tidak aktif.

"kalau Lee Hangyul ada ga mba?" kini Wooseok yang bertanya

"oh ya ada di ruang ugd..."

Kami segera berlari menuju ugd.

Langkahku terhenti ketika melihat seorang laki-laki sedang duduk di kursi tunggu depan ugd dengan mata terpejam. Yah laki-laki itu Han Seungwoo. Laki-laki tersebut tampak tidur dengan tenang. Dia tidak tau kalau aku mati ketakutan mendengar kabar dari Seungyoun.

Aku menghampirinya "Seungwoo" panggilku dan kemudian dia mengerjapkan matanya mencari sumber suara yang sangat ia kenal.

"La kok kamu disi..."

Aku langsung memeluk Han Seungwoo, laki-laki itu terperanjat melihat tingkahku.

"kamu gapapa kan?" seruku sambil melihat seluruh tubuhnya.

Oh syukurlah tidak ada luka yang parah hanya luka kecil di sudut bibirnya.

Aku kembali memeluknya, kali ini dengan sangat erat.

"ehmmm" Yohan berdeham, sedangkan aku membelalakan mataku. Aku lupa kalau aku pergi bersama teman-temanku. Sepertinya mereka menyaksikan adeganku memeluk Seungwoo.

"yang begini nih membuat jiwa iri dan dengkiku keluar" ucap Seungyoun

Aku jadi salah tingkah dan akhirnya melepaskan pelukan Seungwoo.

"maaf ya jadi drama" gumamku sambil menggaruk kepalaku yang tak gatal.

"hampir aja gua beli popcorn buat nonton drama secara live" Yohan menyindirku.

--

Seungwoo bercerita kalau memang dialah yang pertama mengajak Hangyul untuk bertemu. Setelah mendengar cerita dari Yohan dan dariku, Seungwoo tak bisa bersikap diam. Hangyul sudah sangat keterlaluan. Ia harus berbicara langsung pada Hangyul berharap laki-laki itu berhenti mengangguku. Hangyul setuju dengan permintaan Seungwoo. Akhirnya mereka bertemu di depan fakultas teknik. Tidak seperti yang dijanjikan, Hangyul membawa dua temannya. Seungwoo berfirasat bahwa Hangyul akan mengeroyoknya bukan untuk menyelesaikan masalah. Tetapi Seungwoo tak bisa menghindar lagi, ia harus menghadapi Hangyul bagaimana pun caranya.

Seungwoo turun dari mobil setelah melihat Hangyul dan kedua temannya sudah sampai sebelum dia. Hangyul bergegas menghampiri Seungwoo. Seperti yang ditebak Seungwoo, bukan diskusi yang diperoleh tapi pukulan. Hangyul memukul Seungwoo tanpa aba aba sebelumnya. Ia juga dibantu kedua temannya. Seungwoo tak hanya diam, ia berusaha melawan. Melawan tiga orang memang sangat sulit apalagi dengan kondisi terpojok. Namun ia tetap bisa bertahan dan memukul Hangyul dan kedua temannya balik hingga membuat Hangyul dan kedua temannya menyerah.

"bang emang lo jago berantem?" selidik Yohan yang penasaran soalnya mana mungkin Seungwoo bisa menang melawan tiga orang sekaligus.

"gua dulu anak taekwondo" jelas Seungwoo, yang lain pun kompak mengangguk. Tak heran juga Seungwoo bisa mengalahkan Hangyul.

"bang jadi Hangyul gimana kabarnya?" tanya Seungyoun

"perhatian amat sama sahabatnya" sindir Jinhyuk

"gua cuma mastikan dia masih hidup atau kagak" jelas Seungyoun.

"baik baik aja, dianya aja yang lebay...gua ga mukul di titik kritis kok" bela Seungwoo yang mendapat cubitan dariku "awas kamu berantem lagi ya".

"iya sayang" balas Seungwoo

Kompak teman-temanku bubar karena tak tahan dengan adegan menye-menye antaraku dan Seungwoo.

--

"maafin aku ya" Seungwoo sudah mengatakan maaf berkali-kali sejak kami meninggalkan rumah sakit. Dengan berat hati juga aku memaafkannya karena tak tega melihat Seungwoo yang terus terusan memohon padaku.

"tadi tuh aku khawatir banget sama kamu"

Seungwoo meraih tanganku, mengelusnya lembut dengan dagunya dan kemudian menciumnya "janji aku ga akan buat khawatir lagi".

"yauda sini aku obati lukanya.."
"besok kamu tuh kerja"
"pasti ngundang gosip yang ngga ngga deh liat tampang kamu begitu"

Aku bergegas mengambil kotak P3K dan kemudian mengobati luka Han Seungwoo. Baru kemaren tangannya terluka, belum tangannya sembuh, Han Seungwoo sudah mendapatkan luka baru lagi.

Aku menghela nafas panjang...aku berusaha menyembuhkan luka-lukanya yang lama sedangkan ia gemar membuat luka baru.

Oh Tuhan aku seperti menikahi seorang kriminal saja.

--

Hari ini aku bahagia sekali karena Seungwoo akhirnya mengizinkanku membawa mobil sendiri. Iya sendiri tanpa supir. Sudah sebulan sejak pertama kali dibeli, mobil range rover putih ini akhirnya keluar dari sarang juga.

"finally kamu bebas ya sayang" ucapku sambil mengelus lembut kemudi.

Aku bersiap berangkat kampus, sebelum jalan aku memasang playlist lagu favoritku terlebih dahulu.

Sepanjang jalan aku hanya menyanyi atau sekedar menggerakkan bibirku mengikuti sang penyanyi. Pagi ini sangat macet tapi aku tak peduli. Aku terlalu bersenang-senang di dalam mobil.

Sudah hampir satu semester aku tak mengendarai mobil sendiri, jadi kalian tau kan bagaimana bahagianya aku sekarang.

Yohan is calling

Aku mengangkat telfon dari Yohan setelah mengecilkan volume terlebih dahulu.

"Woy dimana?" teriak Yohan yang membuat telingaku nyeri

"otw"

"dosen uda masuk goblog"
"ada quis!!!"

"HAH" aku melirik jam,

OH ASTAGA SUDAH PUKUL 08.12

Aku terlalu bersenang-senang hingga tak sadar waktu sudah berjalan dengan cepat.

"buruan anjirr" gumamnya lagi sebelumnya Yohan mengakhiri hubungan

--

Aku mengetuk pintu dengan perasaan gugup, semua pandangan tertuju padaku.

"kenapa kamu telat?" selidik sang dosen dengan kedua tangannya terlipat di perut.

Aku menggaruk tengkuk kepalaku, mencari alasan yang paling masuk akal "aah anu pak..."

"kebanyakan mikir kamu...sudah masuk sana" ucap sang dosen, aku berteriak kegirangan karena diizinkan masuk tanpa harus mengarang alasan.

"tapi kamu dapat minus lima" lanjutnya lagi yang langsung membuat senyuman di wajahku memudar.

"baik pak" jawabku setengah ikhlas.

OH GOD teriakku frustasi dalam hati melihat soal kuis sebanyak 150 soal pilihan berganda berbahasa inggris. Aku ingin menyerah sebelum membaca setiap soalnya. Ku lirik Wooseok yang tengah serius menjawab, tidak ada raut panik sedikitpun berbanding terbalik denganku.

"seok..." panggilku setengah berbisik untuk meminta jawaban

Seungyoun yang berada di sampingku, kini melirikku "ini gua uda selesai" ucap Seungyoun sambil menyerahkan lembar jawabannya.

"gak percaya sama jawabanlu" ucapku dan mengembalikan lembar jawabannya.

"kagak percaya amat...gua ini jenius!" pujinya sendiri namun tidak membuatku tertarik.

"Seungyoun mohon jangan berdiskusi dengan yang lain" perintah sang dosen, aku langsung terbahak. Padahal yang berdiskusi itu aku tapi Seungyoun yang kena getahnya.

Waktu tinggal 5 menit lagi, aku menjawab apa yang bisa ku jawab dengan beberapa jawaban dibantu oleh Wooseok. Aku melihat lembar jawaban Yohan yang masih bersih belum tersentuh sedikitpun.

"han...lo gak ngisi apapun?" bisikku

Dia menggeleng "kepala gua pusing baca soalnya" jawabnya jujur.

"anak tolol jangan kosong juga tapi" omelku dan kemudian aku memberikan jawabanku agar disalin oleh Yohan.

"buru salin" perintahku

"malas gua" lagi lagi jawaban Yohan membuatku emosi.

Aku menarik lembar jawaban Yohan dan kemudian ku salin dengan jawabanku. Tidak semua terisi karena keburu waktu habis, tapi setidaknya lembar jawaban Yohan tidak kosong melompong seperti tadi. Memang kebiasaan Kim Yohan adalah ketika tidak suka sama satu pelajaran, ia akan menyerah tanpa mencoba. Dia beralasan, kalau otaknya sedang tidak berfungsi dengan baik. Padahal dia saja yang malas dan tak mau mencoba.

Breath // Han Seungwoo - PDX 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang