Part XXVIII

2.4K 272 2
                                    

Semester 6 berakhir menandakan libur panjang setelahnya. Kenyataan tersebutlah yang membuatku tak beranjak dari kasur padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10. Hari ini tidur ku terlalu nyenyak hingga tak bangun saat Seungwoo berangkat kerja. Huh memang aku ini istri pemalas!

Tiba-tiba deringan suara hp berbunyi, menyadarkanku dari lamunan.

Ternyata Seungwoo menghubungiku.

"sayang kamu uda bangun kan? aku minta tolong dong coba cek map biru di meja kerja aku...ada gak?" tanya Seungwoo dengan nada sedikit panik.
"waitt.." aku pun segera menghampiri meja kerja Seungwoo, mencari dokumen yang ia katakan.
"ada nih!" seru ku
"oh syukurlah..aku kira hilang, soalnya itu kontrak sama vendor.."
"kok bisa ketinggalan sih?" sungutku sebal, kebiasaan Seungwoo yang pelupa membuatku geram.
"iya tadi buru-buru..kamu juga gak bantuin aku!" belanya, membuatku jadi bersalah.
"yah kamu juga masa semua harus aku yang nyiapin...kalo aku gak ada gimana?!" aku membela diriku juga, tak ingin kalah dari Seungwoo.
"kalo kamu gak ada...aku gila" balasnya diiringin tawa kecil setelahnya.
"nanti pak Kim ke apartemen ya sayang...ngambil dokumen itu" ujar Seungwoo
"gak usah..aku aja yang nganter" aku menawarkan diri yang langsung mendapatkan penolakan dari Seungwoo.
"gausah kamu istirahat aja"
"kali ini aku gak butuh persetujuan kamu...lagian aku juga mau keluar"
"baiklah"
"oke wait for me"
"hm hati-hati"

--

Sesampainya di kantor Seungwoo, ada perasaan deg-degan. Mungkin ini pertama bagiku menginjakan kaki di kantornya. Meskipun sebelumnya aku pernah datang ke acara kantor tempo hari tapi tetap saja ini pertama bagiku melihat suasana kantor secara real. Tak banyak perbedaan dengan beberapa kantor ku datangi saat aku membutuhkan data untuk tugas kampus. Seperti kantor pada umumnya terlihat beberapa karyawan berlalu lalang dihadapanku, ada yang berjalan santai dengan segelas kopi ditangan, ada juga berjalan cepat menuju lift dengan berbagai dokumen dipelukannya. Suasana tersebut membuatku sedikit takjub, ditambah interior kantor yang bernuansa kontemporal dengan dominan warna monokrom seperti abu-abu, hitam dan putih yang memberikan kesan mewah.

Oke aku benar-benar takjub bak orang kampung yang baru pertama kali menginjakkan kaki di kota!

Aku sampai tidak sadar seorang wanita menghampiriku.

"selamat pagi, sedang cari siapa ya bu?" tanya wanita tersebut yang ku tebak ia seorang resepsionis.
Aku sedikit tersindir wanita tersebut memanggilku dengan sebutan 'ibu'. Hey aku tak setua itu! Tapi baiklah, aku sedang berada di kantor, ucapan 'bapak atau ibu' menunjukkan sikap profesionalitas. Aku juga harus profesional, bukan?

"Seungwoo" seru ku kemudian

"ada keperluan apa ya dengan pak Seungwoo?" tanyanya lagi yang membuatku agak jengkel.

Kenapa banyak tanya sih? apa ia tidak tau ya aku istri Seungwoo?

Aku menghela nafas dengan keras mencoba mencari alasan yang tepat agar wanita ini mengizinkanku bertemu dengan Seungwoo tanpa banyak bertanya.

"saya mau ngantar dokumen" ucapku akhirnya

"tunggu sebentar ya bu..." wanita tersebut lalu menelepon seseorang, tak berselang lama ia menutup teleponnya dan beralih padaku.

"maaf bu, pak Seungwoo sedang meeting...mungkin selesai pukul 1" jelasnya, sontak aku melihat jam tangan dan berdecak kesal setelahnya. Aku hanya mengantar dokumen namun disuruh menunggu selama 2 jam, yang benar saja?

"mba coba bilang ke pak Kim, istri Seungwoo ada di lobby sekarang" tiba-tiba seorang wanita menghampiri kami berdua.

Bisa kalian tebak siapa wanita itu???

Dia Hana.

Aku kaget setengah mati, sampai-sampai tak sadar mulutku terbuka selama 5 detik. Hana tersenyum padaku, aku pun membalas senyumannya walau sedikit kikuk. Aku sedikit bertanya-tanya mengapa Hana masih ada di kantor, bukan kah dia sudah keluar?
Aku sangat ingin bertanya, namun ku redam kekepoan ku karena ku lihat, disebelahnya ada seorang security yang sedang membawa box yang mungkin berisi barang-barang Hana di kantor.

Breath // Han Seungwoo - PDX 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang