One

3.8K 35 0
                                    

"Selamat pagi semuanya."

Erlda memasuki ruangan dan memulai rapat dengan beberapa anggota tim nya. Bulan ini tim Erlda akan mengeluarkan produk kosmetik baru berupa satu paket serum untuk anak remaja.

"Oke bisa langsung di tampilkan saja ."

Proyektor ruangan rapat mulai mengeluarkan cahaya yang mengarah pada layar putih. Nampak disana sebuah produk dengan kemasan kaca berukuran 200 ml dan juga botol kaca berukuran 100 ml di lengkapi dengan tutup yang memiliki pipet .

"Oke ini produk terbaru yang sudah 2 – 3 bulan di formulasikan oleh staff R&D dan juga desain ."

"Produk ini bisa digunakan pagi sebelum beraktifitas dan juga ketika malam setelah beraktifitas seharian."

Erlda terus mendengarkan apa yang Ia dan tim nya kerjakan sejauh ini, tentunya Erlda turut ambil bagian di bagian formulasi. Ia sangat ingin menggunakan ilmu nya yang telah Ia tempuh selama 4 tahun di jurusan kimia .

"Harga produk ini cukup terjangkau, satu paket dengan dua botol ini seharga 135.000 rupiah. Bila membeli satuan untuk toner botol 200 ml seharga 80.000 rupiah dan serum ini seharga Rp 65.000 . "

Erlda beberapa kali mencatat informasi yang belum Ia dapatkan dari divisi pemasaran, beberapa hal yang Ia ingin Ia tanyakan juga sudah tercatat dengan rapi.

"Oke sekian dari pemaparan produk serum Calming Up . Silakan ditanggapi."

Erlda mempersilakan anggota lain untuk menangapin produk terlebih dahulu. Ia mendengarkan semua masukan setiap anggota.

Satu jam berlalu ,semua anggota tim selesai menyampaikan tanggapannya. Erlda semula ingin bertanya namun ternyata pertannyaannya telah ditanyakan oleh 2 anggotanya.

"Ms. Erlda , dipersilakan untuk menyampaikan tanggapan." Kata seorang anggota pemasaran.

"Hmm.. aku tidak menyangkan kita bisa mengeluarkan produk yang konsumen perusahaan kita inginkan. Oke tepuk tangan untuk kita semua."

Semua bertepuk tangan beberapa saat dan kemudian Erlda menyambung kembali percakapannya.

"Beberapa kekurangan masih perlu diperbaiki, apa kalian sudah mempersiapkan model yang dibuutuh kan untuk promosi produk ini ?"

"Emm.. sudah. "

"Siapa ? "

"Perempuan , Airin dan laki – laki... Kamal Kai. "

"Oke , jangan lupa adakan rapat tiga hari sebelum produk diluncurkan." Erlda menutup buku catatannya dan menyelipkan pulpen di pita yang menempel pada buku catatannya.

"Um... Ms Erlda ? Apa anda tidak ingin ikut ke rapat bersama model nanti?"

Erlda menatap salah satu anggota pemasar, dan tersenyum. "Hmm. Lihat nanti saja. Kalau kalian ingin mengambil foto bersama kedua remaja yang sedang naik daun itu. Aku akan menjadi fotografer kalian."

Erlda, bisa menjadi sangat lembut bila memikirkan anggotanya namun akan berbeda bila dengan atasannya. Erlda mengatakan kalimat terakhirnya dengan wajah yang datar setelah mengukir senyumnya.

"Oke untuk rapat hari ini cukup. Silakan kembali ke ruangan kalian masing – masing, jangan sungkan untuk menyampaikan kendala . Terima Kasih , selamat siang."

Semua anggota tim keluar dari ruangan dan berjalan menyusuri lorong yang menjadi jalur menuju ruangan tiap anggota masing – masing.

"Erlda ... hey Erlda !"

Erlda sudah sangat lelah mendengar Denisa selalu memanggil namanya di saat yang tidak tepat. Bayangkan saja Denisa selalu memanggilnya ketika Ia ingin makan siang. Erlda menghentikan langkahnya dan menghelakan napasnya. Ia mencoba menarik kedua sudut bibirnya setinggi mungkin, dan berbalik.

HELP YOU OUTWhere stories live. Discover now