9

18.6K 682 3
                                    

Elara mengetuk pintu rumah Aries tidak sabaran. Mereka pasti akan telat sekolah hari ini. Tapi tak kunjung dibukakan pintu.

Tadi Elara sudah menunggu Aries didepan rumahnya seperti biasa. Tapi Aries tidak muncul juga padahal  sudah hampir jam 7. Mereka bisa saja dihukum karena telat sampai ke sekolah. Meskipun jarak antara sekolah dan rumah mereka terbilang dekat. Tetap saja Elara khawatir terlambat.

Karena kesal Elara akhirnya memilih menyusul kerumah Aries yang berada tepat didepan rumahnya. Saling berhadapan.

Tak lama pintu terbuka lebar. Menampilkan Arial yang sudang mengunyah roti sambil memegang segelas susu.

"Aries mana kak?" Sambar Elara nyerobot masuk kedalam.

Arial meletakkan gelas susu itu di meja makan. Geleng-geleng kepala melihat Elara yang sedang teriak-teriak memanggil nama adiknya.

"Kakak juga gak tau. Daritadi dia belum keluar kamar. Mungkin kesiangan."

Mana mungkin!

Arial mengambil tasnya yang ada di sofa lalu mengusap puncak kepala Elara.

"Kakak ada kuliah pagi hari ini. Jalan dulu yah!" Ia tersenyum manis,"Kamu naik aja ke kamarnya, mungkin aja dia kesiangan hari ini."

Setelah mengatakan itu, Arial pamit pergi duluan. Meninggalkan Elara yang segera berlari ke kamar Aries.

Aries tidak pernah telat bangun.

"Ar udah siang tau nanti kita telat nih." Elara membuka pintu kamar Aries. Bersiap akan mengomel panjang lebar karena mungkin saja Aries baru memakai dasi atau sepatunya. Atau bahkan baru merapikan buku.

Tapi yang ia lihat justru membuatnya mengepalkan tangan. Mengambil ancang-ancang berlari untuk segera meledakan amarahnya karena melihat Aries yang masih bergelung selimut.

"Lo tuh ya!" Elara menarik selimut Aries, "Jam segini belum bangun. Nanti rezeki lo dipatok ayam tau!"

Tidak bergeming. Aries tetap tidur nyenyak.

"Lagian tumben banget lo kesiangan. Pasti semalem lo begadang ya? Emang kak Arial gak bangunin lo?"

Elara tahu jika orang tua Aries memang sering keluar kota untuk mengurus pekerjaan. Sehingga jarang ada dirumah mereka. Tapi meskipun begitu, Aries tidak pernah terlambat bangun. Ralat, mungkin beberapa kali memang pernah.

Melihat Aries yang masih tidur membuat Elara semakin kesal. "ARIESSS!!!" Teriaknya.

Aries sedikit bergerak. "Apasih Ra?" Sahutnya serak.

"Lo tuh ya?!" Elara sudah bersiap membopong tubuh Aries agar ia ceburkan ke bath up nanti. Namun seketika membelalakan kaget saat tidak sengaja menyentuh tubuh Aries yang panas.

Aries demam?

"ARIESSS!" Teriaknya lagi.

Aries menarik kembali selimutnya. "Apasih Ra?"

"Lo sakit? Kenapa gak bilang?"

"Gue gak sakit!"

"Tapi badan lo panas."

"Bodo!"

"Lo belom bangun?" Tidak! Itu bukan suara Aries atau Elara. Tapi suara Orion yang tiba-tiba ada dikamar Aries.

Elara menoleh kaget. "Lo ngapain disini?"

"Elo lama jadi gue susulin. Eh gak taunya ini si monyet malah belom bangun!"

"Aries sakit. Lo ajadeh yang ke sekolah." Elara menyentuh kening Aries lama. Panas.

"Ni makhluk bisa sakit juga ternyata. Terus lo gak sekolah?"

"Gue harus jagain dia. Entar kalo mati gimana?"

Adik Abang tidak ada bedanya. Selalu saja bercanda bahkan disaat genting sekalipun.

"Terus siapa yang mau nyalin pelajaran buat lo sama Aries?"

"Kan ada lo. Abang kesayangan gue!"

Bangke!

Tanpa mau bertanya lagi, Orion memilih segera bergegas agar tidak telat.

***

"Pasti lo telat makan semalem kan?" Elara mengompres kening Aries.

"Kan udah gue bilang jangan sampe telat makan."

Hening.

"Obat lo juga pasti gak diminum kan?"

Masih hening.

"Lo tuh kalo dibilangin susah banget ya. Besok-besok gue suruh Kak Arial buat ngingetin lo makan."

Masih juga hening.

"Kalo perlu kita bawa bekel tiap hari biar lo gak makan sembarangan disekolah."

"Ra?"

"Kenapa?"

"Lo berisik banget. Kepala gue tambah sakit tau!"

Elara tahu jika dia memang terlalu bawel. Selalu melarang jika Aries makan sembarangan. Apalagi tanpa sepengetahuannya. Bahkan saat disekolah pun bisa dibilang jika Elara lah yang mengatur pola makan Aries. Itu semua karena ia tahu jika Aries punya penyakit maag kronis.

Elara hanya berusaha semampunya untuk menjaga Aries. Tidak mau jika ada hal buruk yang menimpa Aries. Maka dari itu ia perlu bawel untuk semua hal yang berhubungan dengan kesehatan Aries.

Elara menarik selimut agar mencapai dada Aries.

"Gue bikinin lo makanan dulu!"

Bersambung...

Dua Sayap Elara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang