04

346 46 1
                                    

Terlihat dua orang sedang berjalan mengelilingi kota dengan mobil mereka, dengan wajah kaget, cemas dan ketakutan. Mereka melajukan mobil mereka dengan kecepatan yang lumayan kencang sampai hampir menabrak seseorang.

"Oppa awas!!" Teriak gadis rambut panjang dengan ponis yang rata

"Hah!!" Kaget mereka berdua setelah pria itu menginjak pedal rem mobilnya

Terlihat orang tersebut menundukkan kepala merasa takut dengan mobil yamg hampir manabrak nya, dengan pelan dan takut dia mengangkat kepalanya melihat mobil yang sedikit lagi menabraknya

"Eunha! Itu Eunha oppa!" Teriak gadis itu langsung turun menghampiri Eunha

"Yuju! Hiks....hiks.... Aku takut, ibu dan ayah menghilang dan aku melihat kepala tergantung di kamarku hiks....hiks...." Histeris Eunha sambil memeluk Yuju, gadis itu menangis sejadi-jadinya

"Tenang Eunha, masuk dalam mobil, oppa kita pergi ke sekolah sekarang" tenang Yuju pada Eunha dan menyuruh Namjoon menuju sekolah

Namjoon pria itu mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, Yuju gadis itu duduk di jok belakang mobil menenangkan Eunha yang masih belum tenang.

Melewati kota yang mungkin dapat dikatakan sebagai kota mati, tidak ada orang bahkan bangunan yang biasa cerah dengan warna-warni cat kali ini berubah drastis menjadi warna kusam dihiasi suasana mencekam, mereka seperti berada dalam film horor.

Menempuh perjalan tersebut, akhirnya mereka memasuki gerbang sekolah sama seperti suasana kota sekolah mereka seperti bangunan yang lama tidak ditempati. Dengan perlahan Namjoon memarkirkan mobil mereka dan langsung berjalan cepat masuk dalam sekolah, dengan Yuju yang masih memeluk Eunha.

Setelah sampai kelas mereka ternyata Sowon dan yang lain sudah berada di sana dengan ekspresi takut, cemas dan kaget melihat perubahan drastis ini.

"Ini semua tidak akan terjadi jika Sinb tidak mengajak kita main" sarkas Sowon saat Yuju, Eunha dan Namjoon duduk

"Huh! Aku! Kenapa kau menyalahkanku?! Aku tidak mengajak kalian, bukankah sudah aku bilang jika kalian tidak ingin bermain denganku akan aku cari yang ingin bermain" seru Sinb tidak terima, situasi seperti ini malah masih menyalahkan orang lain

"Bukankah sudah aku bilang permainan itu dikutuk! Aku dikejar bayangan mengerikan! Jika aku tidak lari aku akan mati kau tahu itu!!" Serang Sowon lagi sambil memukul meja

Semua yang ada di sana, kaget termasuk Yerin cs baru kali ini mereka melihat Sowon semurka ini.

"Jangan salahkan aku! Kita semua disini salah! Kita semua bermain games itu dan berakhir begini jangan kau tumpahkan semuanya padaku!" Marah Sinb lagi gadis itu sudah berdiri menatap nyalang kearah Sowon

"CUKUP!!" teriak pria dengan kulit putih

"Bagaimana caranya kita menghadapi ini semua! Pikir itu dulu, bukan malah menyalahkan satu sama lain begini! Kita semua terikat, semua ini terjadi karena perbuatan kita!" Jelasnya panjang lebar

Sowon dan Sinb langsung diam, dan kembali duduk ekspresi Sowon masih belum membaik. Dia masih marah pada Sinb ingin rasanya dia menampar gadis itu.

"Jika bukan keinginan gadis itu kita masih bisa sekolah dan tidak terjebak dalam suasana ini" batin Sowon

Umji malah diam memikirkan sesuatu, Jin yang menyadari kediaman Umji menyenggolnya

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Jin membuat mereka semua menoleh kearah Umji

"Oppa buku itu! Buku games itu, pasti ada jalan keluarnya. Jika buku itu menunjukkan awal games ini berarti akhir dari game ini juga pasti ada dalam buku itu" jelas Umji sambil melihat mereka semua

[COMPLETE] G A M E 👥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang