ARKA

39 11 0
                                    

Thea pov

Aku tengah mengaduk susu yang telah di buatkan Arka sekarang, aku mengaduk tanpa henti, tanpa melihat apakah susu sudah larut dengan sempurna, tanpa aku sadari aku menatap Arka yang duduk diseberangku. "Thea!" Panggil kak Devi yang membuatku sadar dari lamunan ku, Arka juga menatapku sekarang.

"Susu nya terlalu panas atau apa sih sampai diaduk terus?!" sambung kak Devi.

"Ahh iya kak hehe" jawabku salah tingkah.

"Kamu lagi ada masalah ya tay?" catrine menyanggah. Aku menunduk dan menggeleng pelan.

"Apanya yang ada masalah?! Tadi pagi aja dia bisa ngeprank aku kak" sahut Arka dengan antusias. Aku hanya tersenyum dan kembali menyantap sarapanku.

Yaa, disinilah aku, dirumah Arka. Setiap pagi aku datang kesini untuk sarapan, karena aku sudah seperti keluarga mereka, aku anak dan saudara mereka. Rumahku hanya berjarak tiga meter dari rumah mereka. Bahkan jika kalian masuk ke kamarku di lantai dua, kalian bisa saja loncat dari balkon kamarku ke balkon kamar Arka.

Arka... Siapa? dia sahabatku, ibuku, ayahku, kakakku, dia bisa jadi apa saja. Tergantung, apa yang aku butuhkan saat itu.

Arka bangkit dari duduknya "Yaudah lo siap-siap ya tay, Gue juga mau siap-siap dulu"

"bukannya kamu bilang hariini kuliah sore ya Arka?" Kak Devi heran, dia menyernyitkan alisnya.

"Aku mau nganter" ucapnya datar.

Blushing? No! Aku sudah biasa diperlakukan seperti ini, sekarang Arka sedang menjadi kakakku.














***


.
.
.





***
Aku menyalakan musik di handphone ku, lalu mendengarkannya melalui Earphone Pink kesayanganku. Sakilas aku menatap Arka yang fokus menyetir.
..
Aku kembali teringat mimpiku tadi pagi. Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa Arka, dia yang mengurusku dari jaman ingusan, yang dari TK sudah punya jiwa kebapak-an. Aku tersenyum menyadari bahwa dia baik-baik sekarang.
"Buku lo udah dibawa semua belum? Jangan sampai gue balik lagi ngambilin buku lo nih." rewelnya tanpa menoleh.

"Oh bentar aku cek dulu" Aku bergegas memeriksa tasku, memastikan tidak ada yang tertinggal. "Hmm, Arka.."

"Kan??! Apalagi sekarang yang ketinggalan?"

"Aku lupa bawa dompet Ka!" sudut bibirku kini terangkat.

"Huh untung gak terlalu penting, jadi gue gak harus balik" Ketus Arka

"Iyaa Ka gak perlu, aku kuliahnya bentar aja kok hari ini." Arka menoleh dan menatapku sinis "Bodoh! masa iya lo gk makan? Lo bisa pake duit gue dulu maksud gue! Bukan nyuruh lo buat nahan laper" Omel Arka dengan nada yang lumayan menyakiti telinga.

Huhh.. Aku hanya menghela nafas, kini wajahku ku hadapkan ke jendela membelakangi Arka "sekarang dia mencoba menjadi pacar?" Gumamku..

***

Sesudah salam selamat tinggal dari pak ghio, dosen matkul biologi, aku langsung beranjak dari kelas menuju kantin. Disana sudah ada Cella, Adit, Iky dan pastinya ada Arka.

"Cepet pesen makan sana" seru Arka

"emm aapa ya.." Aku menatap daftar menu, bingung.

"Yaampun Thea, susah banget lo milih, lo tu biasanya makan ketoprak sama teh es, terus ples air mineral es juga. Gausah sok milih yang lo belum tentu suka, kebiasaan sih" Dia benar-benar mengomel layaknya seorang ibu.

THEALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang