"Eh iyaa elo Acha septriasa yang diceritain theala waktu itu!! Gue baru inget. Yaudah masuk ke kafe yuk cha!"
Acha terseyum melihat tingkah gemas Arka "eh dia salting ya?" batin Acha
Mereka masuk ke dalam kafe yang sama tempat Theala dan Vernon bertemu.
Lima langkah memasuki kafe, tak terlihat meja kosong tersedia.
"ACHA!!" Vernon terlihat melambaikan tangan pada Acha
"Hey!!" Acha terlihat menoleh ke Arka dengan tatapan yang bermakna "mau kesana gak?" Arka pun mengangguk tanda setuju.
Kini mereka duduk berempat, dimana Theala dan Arka duduk bersebrangan dengan Vernon dan Acha.
"pesen dulu sana lo berdua" tungkas Vernon. Arka segera berdiri dan meminta Acha untuk duduk membiarkan Arka memesan. Sekilas dilihatnya Theala yang diam seribu bahasa dengan Coffee latte ice di hadapannya.
"lo mau apa Cha?" tawar Arka
"apa aja deh Ka"
Sepeninggalnya Arka, Achapun mulai berbicara dangan senyuman megahnya "Plis La, elo harus bantuin gue sama Arka, dia tu manis banget, bikin gue Melting"
Theala hanya membalas senyuman Acha, ia memutar sedotan coffee latte ice nya yang terlihat tinggal setengah. Sesekali dia menatap Arka yang sedang berada di kasir.
"jadi itu temen kamu?" tanya Vernon pada Theala
"iyaa kak"
"kan udah dibilang, biasa aja. Gausah pake kak, Vernon aja."
Lagi-lagi Theala hanya tersenyum.
Tak lama kemudian Arka datang dengan membawa nampan berisi pesanan, dia menyodorkan Vanila Float pada Theala.
Theala masih tetap diam, ia terlihat sedikit menunduk.Suasana nampak canggung, Acha yang dari tadi berusaha mencairkan suana nampak lelah, karna bahkan saat ia berbicara pada Vernon, lelaki itu hanya membalasnya dengan senyuman.
"kenapa Theala? Kamu mau pulang?" Vernon menatap Theala dengan khawatir
"nggak kak, masih mau disini kok"
Namun jawaban dari Theala tak membuat Vernon lega, karna semestinya kalo gak mau pulang Theala terlihat senang, tapi tidak.
Setelah mengobrol banyak, tiba-tiba Theala berdiri dan bergegas beranjak dari meja dan membuat semua orang terkejut.
"gue aja yang nyusul" Theala berlari diikuti Acha, dia menuju toilet dan memuntahkan semua isi perutnya.
.
.
.
***
Arka hanya diam melihat gadis peliharaannya pucat akibat muntah, Theala mengambil Vanila Float yang tadi dipesan oleh Arka dan meminumnya tanpa bersisa.
Arka tak ingin mempermalukan Theala seandainya dia memberitahu Vernon bahwa Theala tak menyukai Coffe latte. Tentu saja Vernon akan menganggap dia gadis bodoh karena memesan yang gak dia sukai.
"kita pulang aja ya La, kamu pucet banget"
Theala mengangguk dan menatap Arka sekilas."Yaudah Cha, lo juga gue anter pulang" Arka ikut berdiri seperginya Theala dan Vernon.
***
"Kamu masuk duluan, habis itu aku pulang" perintah Vernon
"Maaf ya kak, pertama kali ketemu malah gini"
Vernon tertawa mendengar permintaan maaf Theala "udahlah masuk aja, entar kena angin malam malah tambah sakit, aku santai aja, gitu doang masa minta maaf"
Theala mengangguk lalu masuk kerumahnya "makasih kak"
"iyaa"
Vernon mengalihkan pandangannya, yang tadinya menatap kepergian Theala, ke tempat Arka berdiri yang mungkin berjarak dua meter disebelahnya.
"Ngapa lo?!" ketus Arka lalu disambut senyuman oleh Vernon.
"gue liat lo tadi perhatian banget sama Theala, terus lo ngikutin sampai sini ya?"
Arka hanya menatap sinis, ia terlihat kesal. Arka berbalik dengan rasa marahnya lalu memasuki rumah. Bahkan kedua tangannya mengepal, dia juga menutup pintu dangan keras.
"kenapa gak kamu tonjok?" ucap seseorang di belakang Arka, Devi.
Arka menghela berat lalu merebahkan dirinya di sofa sembari memejamkan matanya "apa alasannya?"
"karna dia nuduh kamu yang nggak-nggak"
Sekarang Devi menduduki Sofa di sebelah Arka."dia gak nuduh, aku emang perhatian" balas Arka
"lalu kamu bisa nonjok dia dengan alasan dia ngajak jalan anak kamu" Arka mulai membuka matanya mendengar celotehan kakaknya
"ngawur banget sih" Arka melemparkan bantal sofa namun berhasil ditangkis oleh Devi.
"Denger ya Arka, Theala itu punya kamu, kamu biarin dia jalan sama cowok lain?! "
"Theala berhak memilih kak"
"memilih kamu bilang? Kamu bahkan gak ngasih pilihan. Aku tau kamu ya Arka, kamu bukan sebatas kasihan dengan yatim piatu, kamu suka dia dan gak ada alesan buat Theala gak mau sama kamu."
"dari kakak ngomong ke aku aja kakak gak ngasih pilihan ke Theala. Harus sama aku? Nggak! aku bisa jagain dia walau dia udah nikah nanti." lugas Arka sembari meninggalkan kakaknya.
Devi tertawa kecil, sekarang dia benar-benar tahu bahwa adiknya sedang jatuh cinta.
To be continue
Kalo kalian suka ceritanya Votement please! Aku gak maksa, cuma kalo kalian suka aja :)
jadilah pembaca yang menghargai penulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
THEALA
Ficção Adolescente1 in #lovefriends 18-28 juli 2019 8 in #sadend 23 juli 2019 22 in #teenlove 23 juli 2019 ''Terimakasih, bahkan saat aku menutup mata, kamu masih sanggup membuatku bahagia. ini bukan tentang kisah kita yang menyedihkan, melainkan aku, kamu, kita yang...