HUJAN

13 3 0
                                    

Arka POV

Sepulangnya Theala dari kafe, hingga jam makan malam gue gak liat batang idungnya. Gue nanya Catrine apa mereka sedang chat.

Nihil.

Chat

Ngapain aja lo gak kerumah
21.45

Gue gak mau sampai liat bungkus mie instan di tempat sampah lo ya Tay!
23.03


Selang 1 jam dia gak juga balas chat? Kemana sih?

Gue telponin juga bisa agh! Apa sih yang lagi dia kerjain. Gue boleh khawatir kan sekarang? Sebab gue udah nelpon dia sebanyak dua puluh tujuh kali.

Tunggu, gue liat bayangan seseorang di balik Horden balkon. Gak jelas, gue buka horden untuk memastikan kalo yang gue liat itu gadis yang sedang gue khawatirkan.

Dan benar saja, itu Theala yang sedari tadi gue cari. Gerimis sekarang, lo ngapain gumam gue. Menatap dia yang sedang asik mencari bulan.

Gue tau apa yang dia lakuin. Lo tau artinya kalo gak ada bulan saat malam? Itu artinya dia tertutup awan.
Dan apa lo tau artinya kalo bulan tertutup awan? Kemungkinan tandanya akan turun hujan. Lalu kenapa Theala mencari  bulan? Sebab dia takut hujan.

Sekarang gue juga merasa takut, gue takut dia ketakutan sendirian.

Bergegas gue membuka pintu menuju balkon, gak tega rasanya melihat Theala khawatir akan turun hujan

"Theala!!" serasa hati gue sudah berada di balkon seberang bersama Theala, saking  khawatirnya pada gadis itu.

"Lo masuk kamar biar Catrine kesana, gue bakalan bilang Catrine kesana sekarang juga" paksa gue ke Theala, gue benar-benar meminta dia untuk tenang dan Please Theala jangan nangis.

***

Gue lega melihat dia pagi ini, dia tampak baik-baik aja, mood nya juga terlihat baik.

"Pagi Theala"

"Pagi Arka"

"Lo kelas sore kan hari ini?"

"iya Ka. Btw om sama tante mana? Kok gaada?" matanya nampak mencari keberadaan bokap nyokap gue sampai pandangannya berhenti ke gue, dia menatap manik mata gue. What the hell? Dan gue ngapain? Gue cuma diem natap balik.

Setelah merasa canggung Theala kembali memulai pembicaraan "Ka, kamu gak usah nganter hari ini"

Ada apa? Dia bahkan gak lagi berani natap gue saat bicara, Theala memainkan garpunya pada sarapan yang tak bersalah.

"kenapa?" tegas gue

"jadi...anu..Vern.." sudah gue duga. "nggak!" bentak gue, memotong dialog Theala.

"Iyaa" lirih Theala

Gue gak senang sama sekali, kenapa cuma  "iya" harusnya dia tanya kenapa gue melarang. Hal yang paling gue gak suka dari Theala, sikap pasrahnya.

"kenapa lo gak tanya alesannya?" gue natap Theala intens

"

aku tau kamu khawatir Ka, aku juga gak mau kamu merasa gak nyaman sama apa yang aku perbuat. Tapi kalo kamu gak pernah biarin aku sendiri, kapan aku bisa? Kapan aku bisa ngapa-ngapain sendiri?"

Theala bukan Theala hari ini, dia menjawab dengan lantang.

Devi dan Catrine terlihat tegang menatap gue dan Theala secara bergantian.

"jangan sok lupa sama kejadian kemaren La! lo ngapain mesan minuman yang bikin maag lo kumat? Iya kalo cuman sakit perut, lo mau berakhir dirumah sakit lagi kaya kejadian yang lalu? Kenapa lo diem aja waktu dia mesan kopi? bisa gak sih lo ngomong kalo elo mau apa?" jelas gue panjang lebar, gue gak tega sebenarnya melihat gadis itu tertunduk sekarang.

Gue gak maksud mau bentak lo La! Gue cuman pengan lo ngelakuin semua dengan benar, biar gak ada alesan buat gue ikut campur.

"Theala" gue berusaha mencairkan suasana.

"iya?" singkat nya

"lo gue anter, nanti pulangnya sama dia. Besok-besok terserah. Plis banget lakukan semua dengan benar biar gue gak pusing"

Theala hanya mengangguk pelan.

"ututuuu Theala kita udah besar, mau belajar pacaran ya sekarang " Devi memeluk Theala. Pacaran? Gue gak suka kata itu keluar dari mulut kak Devi, gue yakin dia sengaja.

"langkah bagus La! Jangan ngikutin Arka yang sok jual mahal sama cewek, belajar sama Devi yang sering ditolakin juga ya"
Catrine juga ikut memeluk Theala. Catrine menatap gue dengan senyum jahat nya.

Awas aja kalian bertiga!

.

.

.

.

***
"Arka!!"  Theala memanggil dari balkon

"kenapa?"

"tolong bilangin Catrine aku mau minjem baju yang warna coral! Aku gaada baju hari ini buat jalan sama kak Vernon"

"gak salah dia nyuruh gue?" batin Arka

"iya" nyatanya Arka tak mampu menolak.














.

.

.

.















To be continue
Kalo kalian suka ceritanya Votement please! Aku gak maksa, cuma kalo kalian suka aja :)
jadilah pembaca yang menghargai penulis.

To be continueKalo kalian suka ceritanya Votement please! Aku gak maksa, cuma kalo kalian suka aja :)jadilah pembaca yang menghargai penulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Catrine

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THEALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang