Suara tangisan begitu pilu menjadi latar awal pagi ini di sebuah aula kerajaan. Tangisan yang mengisyaratkan akan kehilangan yang mendalam bagi semua penghuni istana. Semua orang jatuh terduduk ketika mendengar berita pagi ini, yang di sampaikan melalui sebuah lonceng dari menara barat yang pertanda bahwa salah satu keluarga istana telah tiada.
Di aula kerajaan sudah terdapat satu peti berwarna putih yang telah di isikan oleh seorang wanita cantik bergaun biru warna kesukaannya. Disamping-sampingnya terdapat bunga tulip biru dan putih dirangkai sedemikian rupa agar menjadi penghibur bagi sang pemilik kesedihan. Dan lilin-lilin yang menyala di belakang karangan bunga tersebut.
Semua orang terlihat berpakaian hitam dengan sapu tangan di tangan masing-masing mereka untuk mengelap air mata yang jatuh dari kedua mata mereka. Tangis mereka semakin menjadi, ketika seseorang berdiri di depan dan membacakan kebaikan sang wanita. Tak terlebih lagi seorang pria berbaju putih yang berbeda dari semuanya. Pria itu menatap sedih ke arah peti mati tersebut. Bekas air mata masih tertera di sana. Ingatan-ingatan kecil masuk silih berganti di kepalanya. Pria itu tersenyum getir dan menunduk menyembunyikan air matanya. Seseorang menepuk pundak pria itu dari arah belakang. "Yang mulia, pemakaman ratu akan kita mulai. Mari ikut saya untuk melihat terakhir kali wajah ratu sebelum peti kami tutup." Ujarnya.
Pria itu menganguk lalu berjalan ke arah wanita tua yang sedang mengendong seorang anak yang sangat mirip dengan dirinya. Pria itu mengambil alih gendongan tersebut dan berjalan ke arah wanita yang terbaring di dalam peti mati.
Pria itu mendekat, mengambil tangan wanita tersebut dan menciumnya untuk terakhir kali lalu beralih ke bibirnya dan terakhir keningnya. Pria itu tersenyum getir menahan kedua air matanya untuk jatuh. "Alice, kau wanita terhebat dalam hidupku. Terimakasih untuk semuanya. Istirahatlah dengan tenang, sayang. Jangan khawatirkan tentang anak kita di sini. Karena, aku yang akan menjaga dan melindunginya. Dan, tunggu aku di sana. I love you." Ucapnya dan kembali mencium kening wanita itu dengan lama.
Pria itu kembali tegak, dan melihat putranya yang sedang tertidur di dalam gendongannya dan mengusap kepala putranya. "Alice, kau tau? Wajah putra kita hampir mirip denganku. Tapi, untuk matanya. Dia mengambil darimu." Ucapnya sedih dan kembali menangis.
Semua orang yang melihat dan mendengar pun tak bisa menahan air matanya. Rajanya, pemimpin bangsanya, menangis untuk wanita tercintanya, Ratu Alice. Dan semakin menjadi ketika suara serak sang raja memerintahkan untuk menutup petinya. "Tutup petinya." Perintahnya dan berbalik untuk berdiri ketempat tadi sambil mengendong erat putranya.
Rangkaian penghormatan telah di berikan dan acara penguburan sang ratu pun telah usai. Kini semua orang akan mengingat sang ratu di dalam hati mereka sebagai ratu yang penuh akan kepeduliannya dan cinta kasihnya untuk kerajaan. Dan cinta bagi sang raja.
👑👑👑
Widuh gila, gila, gila, gila. Akhirnya diriku punya keberanian untuk menulis cerita fantasi kerajaan kaya begini. Btw, cerita ini baru dateng ke otak dan di terjemahkan dan diketik seketika. Melalu proses satu kali ketik tanpa typo dan alur yang memuaskan.
Setelah sekian banyak cerita fantasi yang hanya nemplok di otak. Akhirnya cerita fantasi ini yang diriku tulis dan masih anget-anget kaya tai ayam.
So baca aja dan jangan lupa di like dan share ke seluruh media yang kamu punya. Kaya opening beauty vlogger, ya? Jempolnya mana, jempolnya mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King of Dasos
FantasyDia adalah titisan lucifer Berhati dingin dan tak tersentuh Sekali saja kau melakukan kesalahan Maka nyawamu yang menjadi taruhan Dia adalah dewa kematian Bagi siapa saja yang menentang kekekuasaannya Dia adalah malaikat berhati iblis Tersenyum memi...